NovelToon NovelToon
Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Misteri Kematian Mantan Kekasih Istri Ku

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Horror Thriller-Horror / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Dayang Rindu

Dia meninggal tapi menghantui istri ku.
Ku genggam tangan Dias yang terasa dingin dan Bergetar. Wajahnya pucat pasi dengan keringat membasahi anak rambut di wajahnya. Mulutnya terbuka menahan sakit yang luar biasa, sekalinya menarik nafas darah mengucur dari luka mengangga di bagian ulu hati.
"Bertahanlah Dias." ucapku.
Dia menggeleng, menarik nafas yang tersengal-sengal, lalu berkata dengan susah payah. "Eva."
Tubuhnya yang menegang kini melemas seiring dengan hembusan nafas terakhir.
Aku tercekat memandangi wajah sahabat ku dengan rasa yang berkecamuk hebat.
Mengapa Dias menyebut nama istriku diakhir nafasnya?
Apa hubungannya kematian Dias dengan istriku, Eva?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dayang Rindu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari

"Kita akan kemana paman?"

Suara cempreng menggemaskan milik Rena membuyarkan lamunanku di dalam bus angkutan kota yang berdesakan ini.

"Kita akan ke rumah pamannya Seina, sayang." jawabku, menatap wajah tirus Rena yang baru saja sembuh dari sakitnya. Kasihan sekali dia, ibunya sudah pergi, kini ayahnya juga meninggal karena menolong aku. Sesalku kembali menyeruak.

Aku memangku Seina yang sudah tertidur karena lelah, namun tak berani ikut tertidur karena ada Rena duduk di dekat jendela sambil berceloteh, bertanya banyak hal.

"Apakah ayah akan menyusul?" tanya Rena.

"Ya sayang."

Aku berbohong, aku belum siap mengatakan hal yang sebenarnya. Rena masih terlalu kecil, tapi sungguh aku akan merawat Rena sepenuh hati, sama seperti Seina.

Entah bagian takdir kehidupan akan membawaku, pastinya aku akan kembali mencari Eva setelah Seina aman.

Alhamdulillah, tak henti aku mengucap syukur di dalam hati setelah memasuki sebuah kecamatan yang dekat dengan kota. Aroma rerumputan masih kental menyatu dengan warna hijau cokelat loreng yang mendominasi warna pernak-pernik bambu dengan berbagai kerajinan bekas kegiatan ulang tahun kemerdekaan beberapa bulan lalu.

Angkot yang ku sewa khusus ini pun berhenti di depan gerbang batalyon xxx.

"Maaf Pak, ada apa?" begitulah dua orang berseragam loreng itu menanyaiku, tampak aneh melihat aku menggendong Seina, dan mengandeng Rena kecil di sebelah kiriku, tas berukuran besar pun ku letakkan di tanah.

"Aku ingin bertemu dengan adik ku, Andika Brahmantyo, Istrinya Dokter Meylinda." jawabku.

"Sudah ada janji?" tanya seorang lagi.

"Tidak, aku datang karena urusan mendesak." jawabku.

Kedua pria berseragam loreng itu mengangguk, kemudian menelpon seseorang yang di panggil Abang, aku yakin itu adik iparku.

Ku tepuk-tepuk punggung Seina yang mulai rewel, keringat membasahi wajah gembul anakku, keningnya terasa panas.

"Mas?"

Aku menoleh kebelakang. "Andika!" Aku langsung memeluk adik iparku itu begitu erat, rasanya ingin menangis tapi tidak ingin terlihat cengeng.

"Ayo Mas, kita ke dalam saja." ajaknya, membawakan tas besar milikku.

Alhamdulillah yang kesekian kalinya, akhirnya bisa duduk tenang, merasa aman di sini, walaupun masih resah memikirkan istriku.

"Minum dulu Mas." ucap Andika, istrinya membawa minuman hangat beserta makanan.

"Terimakasih Dika." ucapku, aku memberikan kue dan susu hangat untuk Rena, sedang Seina langsung di pangku adik iparku. Meylinda yang merupakan seorang dokter pun sangat khawatir melihat kondisi Seina yang panas, lengan dan kakinya pun terluka dan memar.

"Ada apa sebenarnya, Mbak Eva dimana?" tanya Andika, aku tahu sejak tadi dia sudah merasa heran atas kedatanganku dengan penampilan kami yang mirip gelandangan.

"Dika, sebenarnya _" aku menceritakan segala yang sudah kami alami, dari awal hingga akhirnya kami berpisah.

"Kenapa tidak memberi tahu ku Mas!" kesal Andika.

"Maaf Dika, kejadiannya begitu tiba-tiba, Habis-habisan dalam semalam." jawabku. Andika nampak gusar.

"Kalau boleh, aku titip Seina dan juga Rena. Aku harus mencari Mbak mu." ucapku lirih, tak enak hati sebenarnya menitipkan anak orang di rumah adik ipar.

"Tapi Seina demam Mas, sebaiknya tunggu panasnya turun." kata Meylinda, menyuapi anakku lalu meminumkan obat penurun panas segera.

"Istirahatlah sebentar, kita akan mencari Mbak Eva bersama-sama. Lagipula ini hampir Maghrib."

Aku mengangguk, tak memungkiri aku juga sangat kelelahan. Tubuhku penuh dengan luka dan memar, terasa pedih ketika busa sabun menyentuh.

"Sini Mas, aku obati lukamu." Andika mengoleskan obat di sekitar luka dan memarku sebelum makan malam.

"Apakah Seina sudah membaik?" tanyaku pada Mey, adik iparku.

"Belum, sebentar lagi ibu akan sampai." kata Mey, ibu mertuaku pulang kerumahnya, tak jauh dari sini.

"Korban sudah banyak di temukan, salah satunya perempuan, satu lagi seorang polisi." kata Andika, membaca layar ponselnya, lalu menatap aku.

Aku tercekat, apakah dia Eva? Gerry seorang polisi.

"Tapi ada mbok Yem di sana." jawabku, aku ingat perempuan di dalam hutan bukan hanya istriku. Tapi seorang polisi hanyalah Gerry. Makanan yang baru saja ku telan mendadak terasa pahit.

Andika mengetik sesuatu di dalam ponselnya, dia menghubungi rekan kerjanya di di sana, mencari tahu secepatnya siap saja yang di temukan di dalam kobaran api.

Hampir tengah malam, namun seina belum juga membaik. Akhirnya sudah menjelang subuh, gadis kecilku dpat tertidur pulas dalam gendongan ibu mertua yang beberapa jam lalu sudah datang.

"Pergilah Nak, cari istrimu." kata ibu mertuaku, memeluk Seina sambil bercucuran air mata. Ibu mana yang tak menangis, jika anaknya menghilang dalam peristiwa mengerikan.

"Iya Bu, titip Rena juga." ucapku, melirik anak Hanif sedang tertidur pulas berselimutkan kain.

"Tentu saja." kata ibu.

Akhirnya kami berangkat meninggalkan asrama di subuh hari, berharap segera menemukan Eva dan Gerry dalam keadaan baik-baik saja.

"Dik, Apakah sudah ada kabar?" tanyaku di tengah perjalanan.

"Sudah Mas, tapi ada yang mengejutkan. Dan kabar ini masih simpang siur di rahasiakan." kata Andika.

"Apa?"

"Gerry tidak di temukan di dalam hutan yang terbakar itu, tapi dia menjadi buronan karena sudah menembak atasannya sendiri." kata Andhika.

"Hah! Atasan? Bagaimana bisa?"

Sungguh ini membuatku banyak berpikir, bagaimana mungkin Gerry jadi buronan, lalu bagaimana dengan istriku.

"Mbak Eva juga tidak di temukan." kata Andika.

"Kita tetap harus kesana, aku harus memastikan sendiri."

Andika menolehku, wajahnya terlihat gusar. "Bukankah terakhir Mas bilang, kalau mbak Eva sudah menyeberang?" tanya Andika.

"Ya." jawabku.

"Kalau begitu, kita akan mencarinya di aliran sungai. Perempuan yang mereka temukan itu sudah dipastikan bukan Mbak Eva. Dan jika Gerry selamat, artinya Mbak Eva juga selamat."

Benar juga, semoga saja istriku benar-benar selamat, tapi kemana dia?

Kami berhenti di sebuah kampung yang dekat dengan sungai, memarkirkan mobil Andika dan mengeluarkan segala persiapan.

"Kita akan turun Mas, aku juga akan meminta bantuan beberapa temanku untuk menelusuri sungai." kata Andika.

Aku mengangguk, perlahan menuruni sisi hutan yang masih hijau, sedangkan di arah hulu sudah hangus terbakar, hanya menyisakan kayu-kayu tanpa daun masih berdiri, di sanalah banyak nyawa hilang karena keegoisan dendam.

Kami menyeberang, menelusuri jejak dimana aku dan Eva berpisah, berharap menemukan sesuatu yang bisa menjadi petunjuk.

"Dika, lihatlah mereka." aku menunjuk beberapa orang polisi memeriksa dedaunan dan tanah lembab, sedangkan di bawahnya jurang yang cukup tinggi.

"Kenakan maskermu Mas." titah Andika, mungkin dia tidak ingin mereka melihat wajahmu yang masih lebam dan banyak goresan luka. Pastinya akan banyak tanya, sedangkan kami harus mencari Eva.

"Apakah ada korban lain Pak?" tanya Andika.

"Tidak ada pak, hanya memeriksa lokasi ini, di duga tempat kejadian tembak-menembak antara Pak Budiono dan rekan kami Gerry." jawab seorang polisi, sikapnya tampak hormat berhadapan dengan Andika yang berpakaian loreng.

"Apakah saudara Gerry itu selamat sehingga di jadikan buronan?" tanya Andika.

"Iya, kami yakin dia selamat karena ada saksi mata melihat Mereka melompat ke dalam sungai."

Kami saling berpandangan sejenak, kemudian pamit melanjutkan perjalanan.

"Besar kemungkinannya mereka selamat Mas." ucap Andika.

"Semoga saja, aku harap mereka selamat." jawabku, tapi siapakah yang menjadi saksi mata?

"Kita harus menemukan mereka sebelum Polisi." kata Andika.

Meski tubuh dan jiwa sudah letih, namun semangat untuk menemukan istriku lebih besar, mengalahkan rasa yang terus menyiksa diri. Aku akan menemukanmu, istriku.

1
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
kasian yaa, yang niyat mau nolongin malah meninggoy semua, Hanif trus bang Jali eeh Zalli /Sweat/
Ai Emy Ningrum: betul sekali,org cuma taunya menjudge dr luar sj..ooo disitu tmpt ini..bla..bla..bla...ga tau aja yg krj disitu jg eneg liyat hal2 yg ga sesuai norma2 tp ini lah hidup...demi sesuap nasi ,demi anak bisa jajan dsb...😔🥺
Dayang Rindu: sedihnya Kak... Sebenarnya yang jadi korban di dalam belum tentu juga orang berkelakuan buruk. Hanya saja kita tidak tahu bagaimana cara ajal menjemput. 🥲
total 7 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoo mnut ae lah va wis to penakkk penakkk
Ai Emy Ningrum
setelah sekian jam berlari lari sampai nembus hutan belantara,padang ilalang,naik bukit ,masuk jurang ,bertarung nyawa ,babak belur berdarah darah akhir nya sampe jg kau kerumh Reno...🤔🧐🤔🧐
Ai Emy Ningrum: tak kuasa menahan gelombang kantuk yg maha dahsyat 😑😞😐😴😴😴
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: akhirnya jempol pun menyerah 😴💤😴💤
total 8 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wedannn yoooo
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
wah siyapa gerangan pria tampan yg misterius ini? apa dari jenis elf 🧝‍♀️ peri hutan yg baik hati wkwkwkw 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: bnr2 polusi suara jd nya /Frown//Frown//Frown/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: seriosa dia /Facepalm/ serasa lagi nonton orkestra 🏃‍♀️
total 15 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Lusia.. lusia-sia in hidup lu cuma buat balas dendam yg salah alamat /Shy/
Lusia.. lusiapa siih, sampe seenaknya aja mau bunuh orang kek bunuh nyamuk 🦟/Slight/
Lusia.. lusialan emang 🤭🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: nama panjang nya Lusiana keknya 🙄🤔🧐
total 1 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wehh kok ya ketahuan sihhhh
hais jd tegang nieh a1 bacanya
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
woalah gituuu ternyata dias emg beneran meski jadi hantu msih ttp jagain eva soooo sweert deh
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Seno dah kek pendekar, sambil gendong anak sambil berantem, ciiiaaaaattttt 🤺🤼‍♀️🤺
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: hehhee iya kk
Ai Emy Ningrum: tp kalok tajir melintir tetep weh ciwik2 pada ngantri ceu 😋
total 16 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
apa yg sebesar ibu jari itu? yg jelas bukan batu akik kan.. 🙄🏃‍♀️
Ai Emy Ningrum: hmmm 🤔 sudah kudugong
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: kebal dari hutang sepertinya 🤔
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
Zalli istighfar trs, jangan2 dia liyat yg tak kasat mata 👻👻👻
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: pulu pulu pulu hu ha hu ha 🤺🤼‍♀️🤺👻👻👻
Ai Emy Ningrum: 👻👻👻👻👻 huhuhuhu
total 6 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iyaa, amalan dgn niyat selain Allah malah mengundang jin mendekat merapat 🙀🙈🙈
Ai Emy Ningrum: yaa Allah tolong /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: di belakang meja, meja pantry, turun jabatan jadi OB wkwkwkwk 🏃‍♀️🏃‍♀️🏃‍♀️
total 5 replies
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana
iihh main 👀 intip intipan /Facepalm/ kira2 yg satunya kagets gak tuuh 🙄
⍣⃝ꉣꉣAndini Andana: apateu apateu apateu 💃🕺💃🕴️
Ai Emy Ningrum: apasi 👻👻👻
total 6 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
bunga untuk mu kk thor biar wanhi sojnh hari
Dayang Rindu: nih kak, untuk mu... 🌻🌻🌻
nanti kalau kering bisa di bikin kuaci. 🤣🤣
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: bmaaf typo2 yah kk
total 4 replies
Ai Emy Ningrum
"bu,ini ada duit segepok 💰💵 buat ibu" ...seketika wajah ibu yg td datar kek flat tipi pun lngsung berubah sumringah..huuu ,mata duitan bnget nih emak2 😙
Ai Emy Ningrum: otw tanggal tua 🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️🚴🏻‍♀️
ikat perut 🙈 diet , kencangkan ikat pinggang
Dayang Rindu: betul sekali . 🤣
total 4 replies
Lina Zascia Amandia
Plot twist... ternyata ibunya Seno adalah ibu kandung Lusia.
Lina Zascia Amandia: Sabar Kak, punya kita sama. 😁😁😁😁
Dayang Rindu: sepinya.... Ya Allah... 😅
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
nahhh.. kannn tenan tp tibak e sekongkol karo ibu mertuanya oalah...
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈: mantep kalo iku mbk yu thor
Dayang Rindu: jebule Mba... udang dibalik bakwan 🤣
total 2 replies
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
wahhh dias dan eva tau sesuatu kira2 apa coba dan kek nya laeanya bnyk apa istri dias itu ada org suruhan gtu yahhhh
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hahhh kok ya tega amat siap yg sudah mati itu yaaaa
🍵𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌 𝒋ᷟ𝒖ⷽ𝒐ᷟ𝒔ⷽ𝒔๎🦈
hayoooo kok yaaa masih di teror klo aq sih kek nya emg istrinya ini yg udh menghabisi suami nya sndri
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!