Hans, CEO Muda yang arogan dan terkenal Mesum ini, salah meniduri wanita yang di kira wanita malam yang telah dia pesan, namun ternyata Seorang gadis pekerja di hotel tersebut, yaitu Lianne Lindsey, gadis yang masih berusia 20 tahun...
.......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zhy-Chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Taman Kaca
“Bibi Sumi.” panggil Lianne membuat wanita setengah baya itu menoleh.
“Iya, Nona? Ada yang bisa saya bantu?” tanya Bibi Sumi.
“Tidak, aku hanya ingin pergi ke taman kaca, apa boleh?”
“Tentu saja, Nona. Mari, saya antar.”
- -
Lianne tampak tersenyum seraya menyentuh bunga-bunga tulip berwarna putih. Bunga tulip berwarna putih adalah bunga kesukaan Lianne.
“Nona, minum lah teh terlebih dahulu,”
“Ah, ya.” Lianne segera berdiri dan berjalan menghampiri Bibi Sumi yang sedang menuangkan teh ke dalam cangkir. Lianne lantas mengambil posisi duduk pada salah satu kursi yang sudah di sediakan pada taman kaca agar bisa bersantai nanti.
“Bibi Sumi.”
“Iya, Nona?”
“Bolehkah aku merawat bunga-bunga di sini?” tanya Lianne penuh harap dengan tangan meremas cangkir tehnya.
“Kenapa Nona ingin merawat bunga-bunga disini?” Bibi Sumi berbalik menanyakan hal itu membuat Lianne menoleh sekilas pada bunga-bunga yang sudah mulai bermekaran.
“Aku suka melihat bunga-bunga.” jawabnya menyunggingkan senyum. “Bunga itu indah,” lanjut Lianne pelan. “Bunga juga mengingatkan ku pada Ibuku yang sudah meninggal enam tahun lalu,” tanpa sadar Lianne menitikkan air mata nya, tapi segera ia hapus dengan cepat.
“Nona Lianne, maaf. Saya tidak bermaksud—”
“Bibi Sumi, kau tidak bersalah. Aku saja yang terlalu mengingat kenangan ku,” sela Lianne terkekeh pelan.
“Sekali lagi, saya minta maaf, Nona.”
“Tidak apa-apa.” jawab Lianne “Jadi, apa boleh saya merawat taman ini?”
“Jika saya adalah pemilik taman ini, mungkin saya sudah mengizinkan Nona untuk merawat nya sepenuh hati,” jawab Bibi Sumi membuat Lianne menekuk bibir nya ke bawah.
“Padahal aku ingin sekali merawat taman kaca sebagus ini,”
“Nona bicara saja dengan Tuan Hans, karena dia adalah pemilik taman ini, jika Nona berbicara dengan nya, maka ia akan menyetujui permintaan Nona.”
“A—apa?”
Astaga, bagaimana Lianne bisa lupa bahwa ini adalah taman kaca milik Hans?
“Bukan kah saya sudah bilang, taman kaca ini adalah taman milik Tuan Hans, bukan?”
Wanita berumur 20 tahun itu menepuk kening nya kuat seraya menggelengkan kepala. “astaga bagaimana aku bisa lupa manusia gila dan brengsek itu adalah pemilik taman kaca ini?” gumam Lianne.
Drtt! Drtt! Drtt!
Handphone Lianne bergetar di atas meja bundar yang membuat nya cepat mengangkat handphone itu.
“Kau berada di mana? Aku sudah sampai di mansion.”
“Aku sedang berada di taman kaca.”
“Siapa yang membawa mu kesana?” tanya Hans di seberang sana.
“Bibi Sumi, memang. nya ada apa?”
“Oh, seperti itu. Kau cepatlah datang ke mansion.”
“Untuk ap .... ”
Bip!
"Huuhh." Lianne mendengus kesal setelah telepon itu sudah di matikan oleh Hans.
“Bibi Sumi, ayo kita kembali ke mansion.”
“Baiklah, Nona.”
...▪️◾◼️◾▪️...
“Apa benar kau menerima uang itu?”
Lianne menggerakkan kepala nya pelan. “Tidak, aku tidak menerima nya.”
“Tapi kenapa kau—”
“A—aku hanya salah berbicara tadi,” ujar Lianne mendorong tubuh Hans agar menjauh dari nya, karena pria itu tiba-tiba saja mendekati nya.
“Benarkah?” Hans mendekatkan wajah tampan nya dengan wajah cantik Lianne membuat wanita itu sedikit menjauhkan diri.
“Tentu saja,”
Hans mengangguk sebagai jawaban sebelum mengubah posisi nya kembali seperti sebelum nya, Lianne di buat bernafas lega setelah Hans menjauhi diri nya.