kisah cinta seorang pemuda sederhana nan rupawan dan cerdas dalam mengejar mimpi yang terjebak dengan lawan jenis di sebuah kamar kos.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Jhujhu Games, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 5.Ana dan Pacarnya.
"Eh, elu ngekos dimana? Boleh mampir gak? Ini tadi juga naik bus, belum bawa motor soalnya." ucap Dimas.
'Uhuk! Uhuk! Uhuk!
Mendengar kalimat itu, Andika langsung batuk dan tersedak keras.
"Oi! Minum!" ucap Dimas memberikan botol minumnya kepada Andika, dan langsung meminumnya.
"Ahhhh... Makasih." ucap Andika setelah menenangkan batuk kerasnya.
"Terus gimana? Bisa nggak gua mampir ke kos lu? " tanya Dimas sekali lagi.
Ingin rasanya Andika berteriak saat itu juga untuk bilang "tidak" kepada Dimas. Namun untuk menolaknya secara mentah-mentah seperti itu terlalu buruk baginya.
Namun di sisi lain, Andika tidak mau di cap sebagai "anak nakal" nantinya, karena tinggal satu kamar dengan seorang gadis. Apalagi gadis yang tinggal satu kamar dengannya sangatlah cantik dan menggoda, akan timbul masalah besar nanti kedepannya.
Dengan cepat Andika mencoba memikirkan alasan terbaik untuk menolak Dimas main ke kosnya. Dan alasan itu...
Satu setengah jam jalan kaki, mau? Jauh dari halte bus soalnya."balas Andika dengan senyum lebar di wajahnya.
"Hah.... Satu setengah jam,ogah ah. Next time aja kalau gua udah bawa motor. Amit-amit jalan satu setengah jam hahaha!" balas Dimas sambil tertawa.
,.............
Sore harinya......
"Aku pulang. An, ada di dalam?" tanya Andika sambil mengetuk pintu kamar kosnya.
'Cklek'
Tak lama kemudian pintu terbuka. Namun bukannya mendapatkan sambutan yang biasa-biasa saja, Ana langsung menarik Andika secepat kilat dan membawanya masuk.
"Oi, ngapain sih kamu?" tanya Andika yang sampai jatuh ke lantai karena tarikan Ana.
"Ssst!! Dik! Please! Sebelumnya mohon maaf banget. Tapi, please, please banget, pacar gua mau datang bentar lagi! Lu keluar bentar ya? Ya? Mana nomor hp lu, nanti gua chat kalau udah... "
'Dok!! Dok!! Dok!!
"An, bukain dong, panas nih diluar."
'Deg!! Deg!!
Sekita jantung Andika dan Ana berhenti sejenak berdetak. Menyadari kalau pacar Ana sudah tiba di kamar kos mereka.
"Lu... Ngumpet sini bentar ya? Nanti gue traktir, oke?" bisik Ana kepada Andika dan langsung menyeretnya ke lemari kayu besar di samping ranjangnya.
"Eh?!" balas Andika dengan panik. Tapi mau gimana lagi. Ia juga tidak mau terkena masalah karena berada satu kamar dengan pacar orang lain.
Ana secepat mungkin menyembunyikan Andika di dalam lemari itu. Dan menutupinya dengan banyak pakaian yang tergantung di dalam lemari itu. Lalu menutupnya sebelum membalas Rama yang berada di luar.
"An, lu di dalam gak, sih?!" tanya Rama sekali lagi.
"Iya bentar, lagi cuci muka." balas Ana panik.
Setelah beberapa saat, Andika dapat melihat sesosok seorang pria yang memili kulit sawo matang itu dari celah tipis di lemari itu.
"Lama amat! Si adek udah nggak tahan nih." ucap Rama sambil meremas pantat Ana yang masih mengunci pintu kamar kosnya.
"Aaaahhhh.. Bentar dong. Nggak sabaran amat."balas Ana sambil tertawa.
Namun sesaat pandangan Ana tertuju pada lemari besar di samping ranjangnya, dimana Andika bersembunyi di dalamnya.
" Kenapa sekarang aku malah terjebak dalam situasi kayak gini." keluh Andika di dalam hatinya., terjebak dalam situasi rumit seperti ini.
"An, udah gak tahan nih gua."ucap Rama yang langsung memeluk tubuh Ana dan mencium bibir mungilnya.
"Mmmffff... Bentar lah, kayak gak pernah main aja."balas Ana yang sedikit menarik wajahnya menjauhi Rama.
Ia berjalan ke salah satu meja di ruangan itu kemudian meraih sisir untuk merapikan rambutnya.
"Laper nih!! Pesenin makanan dong." ucap Ana dengan santai.
"Alah, main bentar dong, ayolah. Cepat kok, please ya?" balas Rama sudah tak tahan melihat pacarnya yang begitu cantik dengan tubuh yang menggoda itu.
Meskipun tidak terlalu tinggi, Ana memiliki badan yang sangat ideal. Dadanya yang cukup besar dengan ukuran F cup itu terlihat menonjol di balik pakaiannya. Membuat Rama tak lagi bisa tinggal diam untuk merabanya.
"Iiiiih, geli ah! Cepat pesenin makan dulu, laper aku. Kalau gak, aku nggak mau main."balas Ana tertawa ringan.
" Oke... Oke... "balas Rama singkat, yang kemudian melemparkan tubuhnya ke atas ranjang itu.
Ia membuka salah satu aplikasi di ponselnya, lalu berbicara....
" Mau apa? Ayam geprek? Nasi goreng? "tanya Rama.
" Hm.... Ayam geprek boleh deh." balas Ana singka setelah memikirkannya.
"Nanti cuci mulut dulu, pedes kalo nyium elu habis makan geprek."balas Rama sambil memesan dua porsi ayam geprek sepaket dengan es tehnya.
Sementara itu, Andika yang masih terjebak di dalam lemari besar itu mau tak mau melihat semua kejadian ini. Melihat sisi lain dari Ana dan pacarnya yang baru pertama ini, ia melihatnya.
"A.. Ana... Jangan bilang habis ini. . . . . ?" pikir Andika di dalam hati sambil mengintip melalui celah kecil yang ada di lemari itu.
Dan benar saja, seperti dugaannya. Ana kemudian bangkit dari kursi dan melompat ke ranjang. Dan menimpa tubuh Rama di atasnya.
'Bruuukk!!...
"Mana.Katanya kalau gak makan gak mau main?"ucap Rama dengan senyuman nakal di wajahnya.
" Hehe,, ya gimana lagi, kasian ini adek nya udah tegang."balas Ana sambil meraba-raba bagian bawah Rama. Yang sudah berubah menjadi keras di balik celana jeansnya.
"Mau aku emut in sebelum mulutku pedes kena sambel?"tanya Ana sambil tertawa ringan.
" Oooh.. Boleh tuh buat pemanasan."balas Rama.
"Ehhh?! E... Emut in?! Ja... Jangan bilang....?" gumam Andika di dalam hatinya.
Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak melihatnya. Tapi dirinya yang hidup dari keluarga yang biasa saja, juga dengan hubungannya yang sehat selama ini bersama dengan Nova, tentu saja membuatnya merasa sangat penasaran atas apa yang saja ia dengarkan.
Wajar saja, karena Andika juga seorang laki-laki yang normal. Sesekali ia juga merasa penasaran dengan hal-hal yang berbau seksual.
"Oh.. Tuhan, kenapa semua jadi seperti ini. Kenapa aku harus terjebak pada situasi yang rumit seperti ini." gumam Andika kembali di dalam hatinya.
Kini Andika merasa semuanya sudah mulai tidak masuk di nalar pikiran, rencana awal yang hanya berniat belajar menuntut ilmu, tapi sekarang malah terjebak pada situasi yang gak sehat ini.
Dan sekarang.....
'Sluuuurrrrrpppp!! Sluuuuurrrpppp!!
Suara emut an yang di lakukan Ana membuyarkan lamunan Andika di dalam lemari besar itu.. Dan membuatnya semakin penasaran ingin melihatnya dari celah kecil di lemari itu.
Dan benar saja. Di hadapannya sosok gadis
cantik dengan tubuh yang sangat menggoda dan dengan rambut panjang yang di cat merah maroon agak gelap itu terlihat lihai dan dengan lahapnya menjilati batang milik Rama.
Andika sedikit kebingungan melihat kejadian ini semua, kenapa Ana mau melakukan hal-hal semacam ini. Dan pastinya Ana enggan untuk melakukan hal itu semua.
Bersambung.....
Semangat yahhh