Rindunya adalah hal terlarang. Bagaikan sebuah bom waktu yang perlahan akan meledak di hadapannya. Dia sadar akan kesalahan ini. Namun, dia sudah terlanjur masuk ke dalam cinta yang berada di atas kebohongan dan mimpi yang semu. Hanya sebuah harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan.
Ketika hubungan terjalin di atas permintaan keluarga, dan berakhir dengan keduanya bertemu orang lain yang perlahan menggoyahkan keyakinan hatinya.
Antara Benji dan Nirmala yang perlahan masuk ke dalam hubungan sepasang kekasih ini dan menggoyahkan komitmen atas nama cinta itu yang kini mulai meragu, benarkah yang mereka rasakan adalah cinta?
"Tidak ada hal indah yang selamanya di dunia ini. Pelangi dan senja tetap pergi tanpa menjanjikan akan kembali esok hari"
Kesalahan yang dia buat, sejak hari dia bersedia untuk bersamanya. Ini bukan tentang kisah romantis, hanya tentang hati yang terpenjara atas cinta semu.
Antara cinta dan logika yang harus dipertimbangkan. Entah mana yang akan menang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kekacauan
Galen menarik Nirmala ke sebuah lorong di lantai atas Gedung ini. Membawanya masuk ke sebuah Kamar. Nirmala masih berusaha melepaskan cengkraman tangan pria itu. Namun, Galen mencengkramnya begitu kuat, hingga membuatnya meringis kesakitkan.
"Lepas Tuan"
Setelah menutup pintu, barulah Galen melepaskan tangan Nirmala. Dia menatap tajam pada gadis di depannya itu. Nirmala yang terlihat begitu ketakutan dan bingung sekarang.
"Tuan, mau apa? Kenapa bawa saya kesini?"
Galen masih belum bicara apapun, kedua tangannya mengepal erat di sisi tubuhnya. Wajah yang menunjukan kemarahan yang besar. Nirmala saja sampai begitu takut melihat tatapan matanya yang seperti itu.
"Siapa pria tadi?"
Nirmala mengerjap pelan, melihat tatapan Galen yang bahkan nafasnya terlihat begitu naik turun, membuat dia sangat takut untuk menjawab.
"Siapa?!" Suaranya sudah naik satu oktaf sekarang. Sampai membuat Nirmala terlonjak kaget.
"Dia Willy, teman kuliah aku dulu"
Tangan Galen semakin mengepal erat, mengingat dia pernah mendengar nama itu dari Laura. Dia adalah pria yang pernah dekat dengan Nirmala.
"Kau tahu, aku tidak suka melihatmu dekat dengan pria lain. Apalagi sampai tertawa seperti itu!" Galen berkata dengan begitu frustasi, bahkan dia mengusap wajah kasar.
Nirmala hanya diam melihat Galen yang terlihat frustasi, pria itu seolah ingin marah tapi dia tidak bisa.
"Tuan, cemburu?"
Pertanyaan yang seharusnya tidak ditanyakan oleh Nirmala. Karena mereka bukanlah pasangan yang berhak merasakan hal itu.
Galen menoleh, dia mendekatkan tubuhnya pada Nirmala. Menarik pinggangnya sampai tidak ada jarak diantara mereka.
"Ya, aku cemburu"
Ucapan itu bagai sebuah suara gemuruh angin yang berulang-ulang terdengar. Nirmala sama sekali tidak menyangka jawabannya akan seperti ini. Dia mencoba untuk mendorong tubuh Galen, namun pria itu malah semakin erat memeluknya.
"Jangan seperti ini, Tuan. Perasaan kita ini salah. Cemburu hanya untuk orang yang saling mencintai. Kita tidak boleh seperti ini. Kembalilah pada kehidupan masing-masing, jangan membiarkan semua ini merusak semuanya"
Galen menatap Nirmala dengan lekat, semakin mengeratkan lingkaran tanganya di pinggang gadis itu. "Perasaan ini tidak akan pernah hilang, kau tahu?"
"Tuan sudah bersama Nona Muda, dan jangan membuat semuanya kacau"
Galen tidak mengatakan apapun, dia membungkam mulut Nirmala dengan bibirnya. Bahkan Nirmala hanya terbelalak dengan kaget atas apa yang Galen lakukan. Sejenak dia hanya diam membeku tanpa melakukan apapun. Ketika Galen mulai memberikan kecapan dan luma*tan di bibirnya, benar-benar tidak ada reaksi apapun. Nirmala terlalu terkejut.
Brakk ... Sampai suara pintu terbuka dengan kasar, membuat keduanya langsung melepaskan tautan bibir mereka. Nirmala menoleh dengan terkejut pada orang-orang yang berada di ambang pintu sekarang.
"Nirma? Galen? Berciuman?" lirih Laura, begitu terkejut dengan apa yang dia lihat saat ini.
Papa yang tidak sengaja melihat Galen menarik tangan Nirmala, membuat dia langsung memberitahukan pada keluarganya. Dan disini Mommy juga terlihat sangat kesal sekali. Mereka mencari keberadaan Galen dan Nirmala, hingga Mamanya Galen teringat dengan kamar tempat mereka bersiap tadi sebelum acara di mulai. Dan benar saja, mereka berdua ada disini dengan adegan yang membuat semua orang murka.
"Apa yang kamu lakukan?!" teriak Mommy, dia langsung masuk dan mendorong tubuh Nirmala dengan kasar. Melayangkan tamparan keras di pipi gadis itu.
"Tante, jangan sakiti dia!" teriak Galen dengan penuh emosi, dia menarik tangan Nirmala untuk bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Galen Austin!" teriak Papa, dia begitu marah terlihat dari tatapan matanya. "... Berani sekali kau melindungi wanita itu? Dia siapa untukmu? Dia bukan siapa-siapa!"
"Ya, dia bukan siapa-siapa bagi kalian. Tapi, dia adalah orang yang berharga untukku!" tekan Galen tak mau kalah.
Nirmala terdiam dengan tubuh bergetar, tangannya begitu dingin dan berkeringat dalam genggaman Galen. Mendengar ucapan pria itu, dia sama sekali tidak menyangka jika pria itu akan berkata seperti itu dengan lantang di depan semua keluarganya.
"Oh Ya Tuhan, kenapa aku harus mengurus anak yang berkhianat" ucap Mommy dengan mengusap wajahnya, tidak percaya atas ucapan Galen barusan.
"Nyonya, maafkan anakku. Semuanya akan segera di selesaikan. Dan apapun yang terjadi, Galen akan tetap bersama dengan Laura" ucap Mama yang langsung merangkul bahu calon besannya itu.
"Galen, jangan asal bicara. Disini ada Laura sebagai calon istrimu. Kenapa kau tergoda dengan wanita itu" ucap Papa masih dengan kemarahan yang besar.
"Calon istri? Tanyakan pada Laura sendiri, apa dia yakin ingin hidup bersamaku? Bukannya dia sudah punya pria lain yang bernama Benji itu!"
Disini semua orang begitu terkejut atas ucapan Galen. Nirmala pun langsung mendongak dan sangat terkejut dengan ucapan Galen. Dia melirik Laura yang juga sama terkejut.
"Apa maksudnya?" tanya Mommy, dia menatap anaknya dengan tajam. "... Laura, apa maksud dari ucapan Galen? Siapa Benji?"
Laura menunduk, tanganya meremas gaun yang dia kenakan. "Dia ... Dia ... Dia hanya temanku"
"Teman yang membuat kau bahagia 'kan? Kenapa kau tidak berani jujur?" tekan Galen.
"Cukup Galen! Kakek tidak mau dengar lagi alasanmu. Disini kau mencoba untuk menyalahkan Laura, padahal kau sendiri yang melakukan kesalahan dengan anak angkat itu"
Kini Kakek yang berbicara, ketegasannya membuat semua orang diam. "Sekarang kita kembali dulu ke Rumah masing-masing dan bicarakan semua ini"
"Ikut sekarang!" Mommy menarik kasar tangan Nirmala, hingga gadis itu hampir terjatuh dalam langkahnya.
"Jangan sakiti dia!" teriak Galen dengan penuh emosi. Dia ingin mengikuti Nirmala, namun langsung di tahan oleh Papa dan Kakek.
"Kita pulang ke Rumah!"
Dan akhirnya kedua keluarga ini kembali ke Rumah masing-masing. Acara tahunan Perusahaan keluarga Austin terpaksa selesai lebih cepat. Semua orang bertanya-tanya akan hal ini. Namun, Kakek memberikan sebuah penutupan jika ada urusan keluarga mendadak.
Dan Galen tidak di izinkan membawa mobilnya sendiri. Karena jika itu terjadi, dia pasti akan pergi menemui Nirmala. Saat ini yang ada dalam pikiran Galen adalah gadis itu. Bagaimana jika dia akan di siksa oleh keluarganya? Melihat tadi Nirmala yang langsung di tampar begitu, besar kemungkinan jika hal lebih buruk dari itu akan terjadi.
Sementara di dalam mobil lain, Nirmala hanya bisa menunduk diam dengan pikiran yang kacau dan ketakutan yang besar. Disampingnya ada Laura yang juga hanya diam. Disini Laura masih begitu shock melihat adegan ciuman tadi. Sama sekali dia tidak menyangka kalau Galen dan saudara angkatnya akan melakukan itu.
Bersambung
lanjut kak tetap semangat 💪💪💪