NovelToon NovelToon
Sekretaris "Ngegas"

Sekretaris "Ngegas"

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Zaraaa_

Alya, seorang sekretaris dengan kepribadian "ngegas" dan penuh percaya diri, melamar pekerjaan sebagai sekretaris pribadi di "Albert & Co.", perusahaan permata terbesar di kota. Ia tak menyangka akan berhadapan dengan David Albert, CEO tampan namun dingin yang menyimpan luka masa lalu. Kehadiran Alya yang ceria dan konyol secara tak terduga mencairkan hati David, yang akhirnya jatuh cinta pada sekretarisnya yang unik dan penuh semangat. Kisah mereka berlanjut dari kantor hingga ke pelaminan, diwarnai oleh momen-momen lucu, romantis, dan dramatis, termasuk masa kehamilan Alya yang penuh kejutan.
[REVISI]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zaraaa_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26. Bayangan Mr. Tanaka

Hari itu, pertemuan dengan Mr. Tanaka, klien penting dari Jepang, berjalan dengan cukup lancar meskipun ada beberapa kejadian yang membuat Alya dan David harus bekerja ekstra keras untuk tetap menjaga profesionalisme. Mereka berdua sudah terbiasa dengan pekerjaan yang penuh tekanan, namun kali ini sedikit berbeda. Mr. Tanaka, dengan segala keunikannya, menantang kesabaran mereka.

Alya dan David telah mempersiapkan segala sesuatu dengan matang. Presentasi berjalan dengan lancar, dan sepertinya Mr. Tanaka terkesan dengan apa yang disampaikan. Namun, seperti yang mereka duga, tidak lama kemudian kebiasaan-kebiasaan aneh Mr. Tanaka mulai muncul.

"Ah, saya haus," kata Mr. Tanaka, mengangkat tangannya dengan lembut, tanda ia meminta sesuatu.

"Alya-san, tolong bawa air dingin," perintahnya, dan Alya langsung berdiri untuk mengambilkan segelas air dingin. Setelah memberikan air tersebut, Alya kembali ke posisinya di samping David.

Beberapa menit berlalu, pertemuan berlanjut, namun lima menit kemudian, Mr. Tanaka kembali meminta hal yang sama.

"Alya-san," kata Mr. Tanaka lagi dengan suara yang lembut, "tolong ambilkan saya air putih dingin lagi."

Alya menatap David dengan tatapan tak percaya. David hanya tersenyum tipis, mencoba tetap tenang meskipun sudah mulai sedikit jengkel.

"Baiklah, Pak Tanaka," jawab Alya dengan sabar, beranjak untuk mengambil air lagi. "Air dingin, bukan?" tanyanya, memastikan bahwa ia tidak salah.

"Benar," jawab Mr. Tanaka dengan anggukan mantap.

Alya kembali membawa segelas air dingin dan menyerahkannya kepada Mr. Tanaka. Ia duduk kembali, berusaha untuk tetap profesional meskipun rasa frustasinya mulai muncul.

"David," bisik Alya, hanya cukup untuk didengar oleh David. "Mr. Tanaka ini... sedikit aneh, ya?"

David mengangguk pelan. "Iya, aku juga mulai merasa begitu. Tapi kita harus sabar. Ini klien penting."

Namun, tak lama setelah itu, Mr. Tanaka berdiri dari kursinya, berjalan menuju jendela, dan mulai memandang keluar dengan serius. Alya dan David saling pandang, merasa bingung dengan sikap Mr. Tanaka yang tiba-tiba berubah.

"Pak Tanaka?" David bertanya dengan hati-hati. "Ada yang bisa saya bantu?"

Mr. Tanaka berbalik dengan ekspresi serius, hampir seperti orang yang baru saja melihat sesuatu yang sangat mengejutkan. "Saya melihat bayangan," katanya dengan nada khawatir. "Bayangan besar... seperti hantu!"

Alya dan David tertegun. Mereka saling berpandangan, kebingungan. Mereka tidak melihat apapun di luar jendela yang bisa menjelaskan apa yang baru saja diucapkan Mr. Tanaka.

"Bayangan... hantu?" tanya David, memastikan.

"Ya," jawab Mr. Tanaka dengan tegas, menunjuk ke luar jendela. "Sangat besar... dan menyeramkan."

Alya tersenyum tipis, mencoba untuk tetap tenang. "Pak Tanaka, saya rasa tidak ada bayangan di luar sana," katanya lembut. "Mungkin angin atau sesuatu yang lain."

"Tapi saya melihatnya," Mr. Tanaka bersikeras, masih dengan ekspresi tegang di wajahnya. "Saya yakin ada sesuatu yang mengganggu."

David mencoba menenangkan situasi. "Mungkin Anda hanya lelah, Pak Tanaka. Cobalah untuk bersantai. Tidak ada bayangan apa pun di luar sana."

Namun, Mr. Tanaka tetap tidak yakin. "Tidak, saya tahu apa yang saya lihat. Saya ingin Anda menggambar bayangan itu."

Alya yang mendengarnya sedikit terkejut, namun ia berusaha untuk tidak menunjukkan kegelisahannya. "Pak Tanaka, saya... saya tidak bisa menggambar bayangan yang tidak saya lihat," jawabnya.

"Harus!" seru Mr. Tanaka. "Saya ingin melihatnya!"

Alya menarik napas panjang. Ia tahu bahwa untuk menjaga suasana tetap profesional dan tidak merusak hubungan dengan klien, ia harus melakukannya. Tanpa banyak berkata-kata, ia mengambil selembar kertas dan pensil dari tasnya. Dengan ekspresi serius, ia mulai menggambar sesuatu, meskipun ia merasa sedikit aneh melakukannya.

"Bagaimana kalau... seperti ini?" kata Alya sambil menunjukkan gambar seorang hantu lucu dengan kepala besar dan tubuh kecil yang memegang tangan seperti sedang melayang.

Mr. Tanaka memeriksa gambar itu dengan serius. Ia menatapnya dalam diam sejenak, lalu tiba-tiba, tertawa terbahak-bahak.

"Ah, itu lucu sekali!" katanya dengan suara yang lebih ceria. "Ternyata saya terlalu serius melihatnya."

Alya, yang merasa lega, tertawa kecil. "Ya, Pak Tanaka," jawabnya. "Kadang-kadang kita memang perlu melihat sesuatu dengan senyuman agar tidak terlalu menakutkan."

David tersenyum, mencoba mengubah suasana menjadi lebih ringan. "Alya memang pintar menggambar, Pak Tanaka. Dia memiliki bakat yang luar biasa dalam menggambar bayangan."

Mr. Tanaka menatap Alya dengan rasa kagum. "Benarkah?" tanyanya dengan antusias. "Alya-san, Anda benar-benar berbakat!"

Alya tersenyum lebar. "Terima kasih, Pak. Saya hanya senang menggambar, terutama hal-hal yang lucu."

"Jika ada waktu, saya ingin melihat lebih banyak gambar Anda," kata Mr. Tanaka dengan serius, tetapi dengan senyum di wajahnya. "Saya sangat terkesan."

David, yang sudah mulai merasa pertemuan ini kembali ke jalurnya, menambahkan, "Alya memiliki banyak koleksi gambar lucu. Mungkin suatu hari Anda bisa melihat lebih banyak dari itu, Pak Tanaka."

"Saya berharap begitu," jawab Mr. Tanaka sambil tertawa ringan.

Alya merasa sedikit lega, suasana kembali cair, meskipun pertemuan itu masih berlangsung. Namun, dia merasa lebih nyaman setelah berhasil membuat Mr. Tanaka tertawa. Seiring berjalannya waktu, pertemuan tersebut akhirnya selesai dengan lancar. Mr. Tanaka mengucapkan terima kasih kepada mereka berdua, dan mereka mengantar klien keluar dengan senyuman.

Ketika pintu tertutup, Alya menatap David dengan lelah namun bahagia. "Itu sangat aneh," katanya sambil tertawa. "Tapi setidaknya kita berhasil menghadapinya dengan baik."

David mengangguk, lalu menepuk bahu Alya. "Kita selalu berhasil bersama, kan?" katanya sambil tersenyum.

Alya tersenyum kembali. "Iya, kita memang pasangan yang hebat."

Dan meskipun hari itu penuh dengan kejadian aneh, mereka merasa lebih dekat dari sebelumnya, dan siap untuk menghadapi segala tantangan bersama.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!