NovelToon NovelToon
Menikahi Tunangan Impoten

Menikahi Tunangan Impoten

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Beda Dunia / Cinta Seiring Waktu / Pelakor jahat
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Nayla, seorang gadis sederhana dengan mimpi besar, tak pernah menyangka hidupnya akan berubah drastis setelah menerima lamaran dari Arga, seorang pria tampan dan sukses namun dikelilingi rumor miring—katanya, ia impoten. Di tengah desakan keluarganya untuk menerima lamaran itu demi masa depan yang lebih baik, Nayla terjebak dalam pernikahan yang dipenuhi misteri dan tanda tanya.

Awalnya, Nayla merasa takut dan canggung. Bagaimana mungkin ia menjalani hidup dengan pria yang dikabarkan tak mampu menjadi suami seutuhnya? Namun, Arga ternyata berbeda dari bayangannya. Di balik sikap dinginnya, ia menyimpan luka masa lalu yang perlahan terbuka di hadapan Nayla.

Saat cinta mulai tumbuh di antara mereka, Nayla menyadari bahwa rumor hanyalah sebagian kecil dari kebenaran. Tetapi, ketika masa lalu Arga kembali menghantui mereka dalam wujud seseorang yang membawa rahasia besar, Nayla dihadapkan pada pilihan sulit, bertahan di pernikahan ini atau meninggalkan sang suami.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Langkah kaki Arga terdengar berat setiap kali melewati ruang kerja itu. Pintu kayu jati yang selalu tertutup rapat seperti menyimpan rahasia yang tidak boleh disentuh. Sesuatu tentang ruangan itu menarik perhatian Nayla. Bukan karena desainnya yang tampak mencolok, melainkan aura misterius yang memancar dari sana.

Ia berdiri di depan pintu, jarinya terulur untuk menyentuh gagang pintu. Dingin. Seolah ruangan itu sengaja dijaga agar tetap tidak tersentuh.

“Jangan masuk ke sana.”

Suara Arga terdengar tegas dari belakangnya. Nayla memutar tubuh, mendapati suaminya berdiri dengan tatapan tajam.

“Kenapa tidak?” tanyanya.

“Itu ruang pribadiku. Aku tidak suka orang lain masuk tanpa izinku.”

Nada suaranya membuat Nayla mengurungkan niat untuk membalas. Ia mengangguk kecil dan melangkah pergi, meskipun rasa penasaran itu terus menggelayuti pikirannya.

---

“Ruang kerja itu selalu terkunci,” kata Nayla kepada Rani, sahabatnya, saat mereka berbicara di telepon malam itu.

“Lalu kenapa? Mungkin dia cuma butuh privasi.”

“Bukan itu. Ada sesuatu yang aneh. Setiap kali aku mendekati ruangan itu, Arga langsung muncul dan menghentikanku. Bahkan pelayan di rumah ini tidak pernah terlihat membersihkannya.”

Rani terdiam sejenak sebelum menjawab, “Menurutku, kamu harus mencari tahu sendiri. Kalau kamu terus diam saja, rasa penasaran itu bakal menyiksamu.”

Nayla merenungkan kata-kata Rani. Ia tidak tahu dari mana harus memulai, tetapi ada dorongan dalam dirinya untuk membuka misteri itu.

---

Keesokan harinya, Nayla mencoba berbicara dengan salah satu pelayan. “Apa kamu pernah membersihkan ruang kerja Arga?”

Pelayan itu tampak gelisah, seperti ditangkap basah melakukan kesalahan. “Tidak, Bu. Pak Arga tidak mengizinkan siapa pun masuk ke sana.”

“Kenapa?”

“Saya tidak tahu. Pak Arga hanya bilang itu perintahnya.”

Jawaban itu semakin membuat Nayla curiga. Ia mengamati pelayan itu melangkah pergi, lalu beralih menatap pintu ruang kerja di ujung koridor.

---

Nayla menunggu saat yang tepat. Malam itu, ketika Arga sudah masuk ke kamarnya sendiri, ia berjalan perlahan ke ruang kerja. Ia mencoba memutar gagang pintu, tetapi terkunci.

“Berani sekali,” gumamnya, mengingatkan dirinya untuk tidak membuat kebisingan. Ia mendekatkan telinganya ke pintu, tetapi tidak mendengar apa pun dari dalam.

Esok harinya, ia sengaja memperhatikan Arga. Saat pria itu bersiap berangkat kerja, Nayla melihat sesuatu menggantung di gantungan kunci di saku jasnya.

“Jam berapa kamu pulang nanti?” tanyanya, mencoba bersikap santai.

“Seperti biasa, malam.”

Setelah memastikan Arga meninggalkan rumah, Nayla mendekati pelayan yang bertugas di depan. “Aku butuh bantuanmu,” katanya dengan suara rendah.

Pelayan itu tampak ragu. “Apa yang bisa saya bantu, Bu?”

“Kunci cadangan ruang kerja Arga. Ada?”

Pelayan itu menggeleng cepat. “Tidak ada, Bu. Hanya Pak Arga yang memegang kuncinya.”

---

Malam itu, saat Arga tertidur, Nayla menyelinap ke dalam kamar suaminya. Ia mengintip saku jas yang tergantung di lemari. Tangannya bergetar saat ia meraih gantungan kunci itu, mengambilnya perlahan tanpa menimbulkan suara.

Dengan kunci di tangan, ia melangkah ke ruang kerja. Pintu terbuka dengan klik pelan, dan aroma kayu tua menyambutnya. Ruangan itu remang-remang, diterangi oleh cahaya lampu kecil di meja kerja.

Di tengah ruangan, sebuah meja besar penuh dengan dokumen yang tertata rapi. Di sisi lain, ada lemari kaca yang berisi beberapa buku tebal dan barang-barang pribadi Arga.

Nayla melangkah masuk, jantungnya berdetak cepat. Ia menyentuh meja, membuka salah satu laci, tetapi tidak menemukan apa pun selain alat tulis biasa.

Namun, di lemari kaca, ada sesuatu yang menarik perhatiannya. Sebuah kotak kecil dengan kunci kombinasi.

Ia memutar kombinasi itu secara acak, tetapi tidak berhasil membukanya. Napasnya mulai memburu. Apa yang disimpan Arga di dalam kotak itu?

Suara langkah kaki dari koridor membuatnya panik. Nayla buru-buru menutup lemari dan mematikan lampu sebelum menyelinap keluar, membawa kunci ruang kerja kembali ke kamar Arga.

---

“Kenapa kamu terlihat lelah?” tanya Arga saat sarapan pagi itu.

Nayla hanya tersenyum kecil. “Mungkin kurang tidur.”

Arga menatapnya lama, seperti membaca pikirannya. “Semoga kamu tidak terlalu memaksakan diri dengan hal-hal yang tidak perlu.”

Kalimat itu terdengar seperti peringatan terselubung. Nayla merasa Arga tahu sesuatu, tetapi ia tidak bisa memastikan.

Di kepalanya, kotak kecil di lemari kaca itu terus menghantui. Apa yang Arga sembunyikan?

Malam berikutnya, Nayla kembali ke ruang kerja, kali ini membawa klip rambut untuk mencoba membuka kotak itu. Namun, saat ia hampir berhasil memecahkan kombinasi, suara pintu yang terbuka membuatnya terdiam. “Apa yang kamu lakukan di sini, Nayla?” suara Arga terdengar dingin di belakangnya.

1
Mumtaz Zaky
emang cerita horor gituh??
roserossie: nggak kak, biar tegang pembacanya 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!