Seorang gadis yang terpaksa menerima pernikahannya demi kakeknya yang memiliki sebuah perjanjian dengan sahabat lamannya.
Nah.
Bagaimana kisah selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewidewie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 23
" Kak Ferdi! cukup kak, kasihan kak Danu " Zahara berlari mendekati Danu dan membantunya duduk.
Ferdi mengatur nafasnya sambil meringis mengusap peluh di dahinya " Dia itu bajingan non tidak pantas dikasihani! ".
Zahara melotot tajam pada Ferdi " Kak! bukan kak Danu yang bajingan tapi kamu dan kak Arhan yang licik! ".
Ferdi pun menatap tajam sambil menunjuk ke wajahnya " Aku, Arhan? Nona Zahara jangan bercanda non , aku dan tuan muda bukanlah bajingan seperti yang Anda kira ".
" Aku tidak bercanda! kamu dan kak Arhan sudah bersekongkol , jangan dikira aku tidak tahu apa apa " Jawab Zahara dengan kesal.
Tentu saja Ferdi mulai tidak tenang karena rencananya sudah gagal total dan Zahara mengetahui sandiwara itu " T tapi non, I itu " ucap Ferdi gugup " Gawat, Zahara sudah tahu semuanya, aduh tuan muda berdoalah semoga anda baik baik saja " Batinnya.
Zahara membantu Danu membersihkan luka memar di wajahnya dan sesekali menatap sinis ke arah Ferdi " Kenapa kak Ferdi masih diam di situ! katakan sama tuan muda Arhan untuk fokus dengan calon istri barunya dan segera mengurus surat cerai denganku, O iya kak Arhan sekarang stroke mana mungkin dia bisa melakukannya jadi kamu yang harus mengurus perceraian kami secepatnya!".
Ferdi terdiam sejenak dan menggaruk garuk kepalanya yang tidak gatal " Aduh bikin bingung saja sebenarnya Zahara tahu gak sih tentang sandiwara ini" Gumamnya dengan semua kebingungan karena tekanan dari Zahara.
" Kak Ferdi tunggu apa lagi cepat pergi dari sini! " Gertak Zahara yang membuat Ferdi tersentak dan bergegas pergi dari tempat itu.
Zahara kembali menatap Danu yang lebam
" Kak, sakit ya ? aduh maafin mak Ferdi ya kak".
Danu tersenyum sejenak dan menggenggam tangan Zahara " Dik, kenapa kamu minta cerai dari Arhan? bukankah ini amanah dari pak Husein untuk menikahi keluarga Admaja ".
'' Kak Arhan sudah membohongiku kak, dia tidur dengan kak Zahida, dia selingkuh aku benci dia, dan soal amanah dari kakek kalau pun aku cerai dengan kak Arhan itu tidak masalah karena aku dan kak Zahida sama sama cucu Husein" Zahara mencoba untuk bersikap dewasa dan tersenyum meskipun sebenarnya tidak ingin tersenyum.
Danu menatap lekat gadis yang dia anggap adiknya sendiri itu kemudian meringis kesakitan dan meminta Zahara membantunya minta obat kepada perawat.
...🍀🍀🍀...
Laura semakin frustasi memikirkan semua masalah di dalam hidupnya " Hhh aku tidak bisa begini terus , aku harus menemui Zara agar bisa mencairkan sebagian saham perusahaan yang beku atas namanya " Setelah menyelesaikan ucapannya Laura pun bergegas mengemudikan mobilnya menuju panti asuhan tempat tinggal Zara selama hampir 17 tahun terakhir.
Dret ( ponsel Laura berdering).
" Iya hallo , kenapa mbak " Asisten rumah tangganya mengabari kalau Zahida sedang dalam masalah.
( Nyonya, nona muda Zahida pendarahan hebat dan nyaris kebahisan darah untung saja ada seseorang yang menyelamatkan dia, sekarang dia dibawa ke rumah sakit )
Laura terkejut dan berusaha untuk tenang
" Brengsek kamu Bima, kamu sudah melanggar perjanjian, hahhhh sial sial! semoga setelah dirawat di rumah sakit Zahida baik baik saja dan anaknya bisa selamat " Gumam Laura sambil terus melajukan mobilnya menuju panti asuhan.
Cekik
Laura menepikan mobilnya di samping pagar, kemudian dia turun dan berjalan melewati pintu gerbang yang tidak terkunci.
" Selamat siang nyonya,selamat datang di panti asuhan Kasih Bunda, ada yang bisa saya bantu? " Ucap salah satu pengasuh panti.
Laura tersenyum dan melepaskan kaca mata hitamnya " Bu, apa bisa ya saya bertemu Zara Husein ".
" Kak Laura " Sahut seseorang dari belakang.
Laura pun menoleh dan sedikit kaget melihat menampilan Zara yang jauh berbeda " Kamu benar benar Zara Husein? ".
" Ada apa kak Laura kemari, apa ayah baik baik saja? " Tanya Zara.
Laura tersenyum tipis dan berjalan mendekati Zara " Maafkan aku Zara aku lupa tidak memberimu kabar kematian ayah ".
jleg
" Apa! ayah , ayahku meninggal, tidak kak kamu pasti bercanda! kak Zaki sudah tiada dan sekarang ayah juga pergi, hiks hiks hiks hiks " Zara sangat bersedih dan syok mendapatkan kenyataan pahit dalam hidupnya.
laura mendengus " Aku akan menunjukkan makam ayah kepadamu, ayo ikut aku " .
Laura kembali memakai kacamata hitamnya dan berjalan menuju mobilnya diikuti Zara di belakangnya.
Sementara itu di rumah sakit, Zahida mulai siuman dan merasakan perutnya sangat sakit.
" Aku di mana? " Ucap Zahida.
" Kamu di rumah sakit " Jawab Ferdi.
Zahida berusaha menahan rasa sakitnya dan mencoba untuk duduk " Ferdi, apa yang terjadi? ".
Ferdi menghembuskan nafas panjang kemudian berjalan ke arah Zahida " Justru seharusnya aku yang tanya padamu apa yang sebenarnya terjadi? ".
Zahida mulai mengingat dan menunduk sejenak .
Flashback on.
Ceklek
Pintu depan terbuka karena seseorang masuk tanpa suara.
" Kalian bereskan semua pembantu di rumah ini dan rusak semua CCTV-nya " Ucap Bima memberikan perintah kepada beberapa anak buahnya.
" Baik " Jawab mereka kemudian mulai menjalankan aksinya.
Sementara anak buahnya pergi, Bima berjalan menuju kamar depan yang terbuka sedikit.
Zahida sangat kaget melihat seseorang masuk ke dalam kamarnya " Om Bima? Ada apa ke mari, mama sedang berada di kantor".
Bima tersenyum menyeringai dan mulai mencengkram lengan Zahida " Aku tidak mencari mamamu tapi kamu sayang ".
Zahida pun beranjak dan melangkah mundur penuh was was.
sret
Dalam satu gerakan Bima sudah membuat Zahida jatuh di dalam dekapannya.
" Om jangan gila, lepaskan! " Teriak Zahida penuh ketakutan, namun Bima yang sudah dikuasai nafsu bejatnya sama sekali tidak mendengarkan nya.
" Sekarang kamu miliku sayang " Bisik Bima yang membuat Zahida semakin ketakutan .
Bima melemparkan tubuh Zahida di atas kasur dan tak berselang lama, muncul seseorang yang seumuran dengan Bima ikut tersenyum menyeringai.
" Alex, tidak rugikan kamu membayar mahal padaku, lihatlah dia sangat menggairahkan " Ucap Bima yang ternyata menjual Zahida pada teman bisnisnya yang bernama Alex.
Alex pun tersenyum dan mengangguk kemudian Bima dan anak buahnya pergi sana.
Alex mulai meraih tubuh Zahida dan membawanya ke ruang tamu.
Zahida meronta namun kekuatan tangan Alex jauh lebih besar.
" Om, aku mohon lepaskan aku " rengek Zahida memelas namun Alex tidak mendengarkannya malah semakin membuatnya bergairah.
Alex melemparkan tubuh Zahida di atas sofa dan mulai memaksa melepaskan semua pakaiannya hingga akhirnya Zahida menyerah dan berhenti melawan saat Alex mulai menyatukan tubuhnya.
Zahida menangis dan merasakan nyeri di tengah tengah gempuran Alex.
Tidak di kamar namun di sofa ruang tamu yang menjadi saksi bisu kebiadaban itu terjadi. Berkali-kali Alex membuat Zahida meringis kesakitan karena permainannya yang kasar dan brutal.
" Sudah om, cukup , pliss " Rengek Zahida sambil meringis kesakitan memegangi perutnya.
Alex sama sekali tak menghiraukan ucapan Zahida karena dia sudah membayar mahal pada Bima dan entah kenapa tenaga Alex juga tidak ada habisnya " Dengarkan sayang, aku sudah membayar mahal kepada Bima jadi aku akan menikmatimu sampai aku benar-benar puas" Bisik Alex di sela sela desahan dan gempurannya.
Zahida tidak bisa berbuat apa apa selain pasrah hingga akhirnya, darah mulai keluar dari jalan lahir membuat Alex panik dan segera memakai kembali pakaiannya dan pergi dari sana.
Zahida merasakan sakit di perutnya, dia berusaha memakai kembali pakaiannya dan berjalan ke kamarnya dengan darah yang semakin banyak hingga mengalir.
Flashback off.
Mendengar cerita Zahida, Ferdi sangat iba dan mengutuk kejahatan yang Bima lakukan.
" Zahida, kamu tenang saja, aku akan segera menyeret bajingan itu ke penjara " Ucap Ferdi.
Zahida tak bisa lagi berkata apa apa selain menangis dan menyesali semuanya.
Bersambung..