FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
"Kau harus tahu batasmu Launder!!" bentak Lio sangat emosi, menatap tajam Leo penuh permusuhan kemudian berjalan ke kamarnya setelah puas membuat wajah penyanyi papan atas itu babak belur.
Leo memegang pipinya yang terasa sakit. Sudah di pastikan kalau wajahnya memar-memar karena pukulan Lio sangat kuat menghantam wajahnya. Kemungkinan membutuhkan waktu berhari-hari agar wajahnya bisa kembali mulus seperti sedia kala. Dalam hati mengumpati Lio setengah mati. Geram sekali dengan temannya itu.
"Tuan." Danna berjalan mendekat, memberikan kantong kompres berisi es batu. "Apa yang di katakan Tuan Lio benar, Tuan. Maaf," ucap Danna memberanikan diri bersuara.
Leo menerima kantong kompres itu dengan kasar, tak lupa mengucapkan terima kasih kepada pelayan tersebut.
"Jangan menceramahiku. Sana kembali bekerja!" usir Leo seraya mengibaskan tangan kanan, menyuruh Danna segera pergi.
Danna segera undur diri meski di dalam hati sangat kecewa pada Leo. Tapi, ia tidak berhak menghakimi.
Tadi sengaja mengintip perkelahian antara Lio dan Leo yang ternyata memperebutkan Lara. Seberuntung itu Lara di sukai dua pria tampan sekaligus, tapi sayangnya nasib Lara jauh dari kata beruntung. Miris sekali!
*
Lio melonggarkan dasi yang terasa menjerat lehernya. Mendudukkan diri di sofa kamarnya dengan kasar sambil melepas satu persatu kancing kemejanya, sembari menatap Lara yang masih lelap dia atas ranjang. Amarahnya yang meledak langsung menguap entah ke mana setelah melihat wajah damai Lara.
Lio mengambil ponselnya, memberitahukan pada asistennya kalau dirinya tidak berangkat ke kantor untuk beberapa hari ke depan. Lio tidak bisa meninggalkan Lara sementara di rumahnya masih ada pria sialan yang tidak tahu diri, yang di maksud adalah Leo.
Tok .. Tok ...
"Masuk!" Lio berseru kepada orang yang mengetuk pintu kamar. Dia yakin kalau itu adalah Danna, mengantarkan sarapan.
"Permisi, Tuan, ini sandwich dan dua gelas susu sesuai dengan permintaan Anda," ucap Danna di depan pintu kamar, berseru juga, karena tidak berani masuk ke kamar.
Lio membuang nafas kasar, dengan malas beranjak dari duduknya, menuju pintu dan membuka pintu tersebut dengan lebar.
"Letakkan di meja!" perintah Lio dingin.
"Baik. Tuan." Danna melangkah masuk ke dalam kamar mewah dan beraroma maskulin itu. Dia melipat bibir, menahan senyum ketika tidak sengaja melihat Lara tidur di atas ranjang dengan posisi miring berbalut selimut tebal sebatas dada.
"Apa yang kau lihat! Cepat keluar!" Suara Lio mengejutkan Danna yang tengah menerka-nerka apa yang terjadi di dalam kamar itu tadi malam.
"Ba-baik." Danna cepat-cepat meletakkan menu sarapan itu ke meja, dan segera keluar dari kamar itu, tapi langkahnya terhenti ketika di ambang pintu, memberanikan diri menatap Lio yang memasang wajah garang. "Jangan kasar-kasar, Tuan. Wanita itu sukanya dengan yang lembut. Kasihan Lara karena dia masih perawan." Danna segera menutup mulut, lalu melarikan diri dari sana sebelum mendapatkan amukan dari tuannya.
Danna merutuki dirinya sendiri, sambil memukuli bibir yang sudah lancang berkata seperti itu kepada Tuan Besar.
"Aku 'kan niatnya berkata di dalam hati, tapi kenapa malah tercetus? Bodoh!" Danna kembali memukul bibir lalu kepalanya berulang kali sambil menuruni anak tangga dengan tergesa.
Di dalam kamar. Lio masih terdiam di ambang pintu, memikirkan kata-kata Danna.
***
Hai semuanya. Apa kabar?
Kasihan dia hanya jadi pemuas nafsu Logan aja
Dan Logan akan dijodohkan dengan anak Dana Leo