Berpenampilan cupu dan kampungan membuat Viera selalu menjadi bahan bullyan teman-teman di sekolahnya. Tidak ada satu pun dari teman-teman di sekolahnya yang bersikap baik kepada dirinya. Dia dianggap rendah dan pantas untuk ditindas. Tapi tidak dengan Hiko, pria tampan yang selalu bersikap baik kepada dirinya dan menjadi satu-satunya orang yang mau berteman dengannya. Kedekatan Viera dan Hiko berhasil membuat para wanita di sekolah Viera semakin membenci Viera. Mereka terus membully Viera tanpa ampun. Viera hanya bisa diam dengan setiap perlakuan buruk yang dilakukan kepada dirinya. Hingga akhirnya suatu ketika, pertemuannya dengan ayah kandungnya yang ternyata seorang konglomerat membuat hidup Viera berubah drastis dan membutnya ingin membalas setiap perlakuan buruk teman-temannya kepada dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7 - Ponsel Untuk Viera
"Ibu kenapa?" Tanya Viera melihat sang ibu yang hanya diam saja setelah ia menjawab pertanyaan ibunya.
Violet melukis senyum tipis di wajah cantiknya. "Ibu gak apa-apa. Ya udah, sekarang kamu istirahat ya. Ibu mau beli bahan masakan dulu di warung buat makan malam." Balas Violet.
Viera yang merasa lelah menganggukkan kepalanya. Kemudian dia melangkahkan kaki masuk ke dalam kamar dan meninggalkan Violet yang masih terdiam di tempatnya.
"Terima kasih, Tuhan. Setidaknya masih ada satu orang pria baik yang mau berteman dengan putriku di sekolahnya." Gumam Violet merasa bersyukur.
Teringat ada hal penting yang harus ia lakukan dengans segera, Violet pun keluar dari dalam rumah dan pergi entah kemana.
Cukup lama Violet pergi meninggalkan rumah dan baru saja pulang di saat hari sudah hampir terlihat gelap.
Viera yang tertidur di dalam kamarnya karena begitu kelelahan sampai tidak mengetahui jika sang ibu pergi dan tak kunjung kembali.
"Viera..." dengan gerakan lembut Violet membangunkan sang putri yang masih tertidur lelap di atas kasur tipis yang menjadi alasa tidurnya.
Pergerakan Violet akhirnya membangunkan gadis itu dari tidur lelapnya. Sambil mengucek kedua kelopak matanya, gadis itu bertanya pada sang ibu. "Ada apa, Ibu?" Tanya Viera.
Violet mengeluarkan sesuatu dari sebuah paper bag yang ia bawa kemudian menyerahkannya pada Viera. "Viera, ini Ibu belikan ponsel buat kamu agar Ibu bisa mudah menghubungi kamu nak." Kata Violet.
Viera menatap benda pipih itu dengan mata membola. Walau tidak dapat melihat benda pipih tersebut dengan jelas karena tidak memakai kaca mata, tapi Viera dapat merasakan jika benda pipih yang sudah berpindah ke tangannya adalah sebuah ponsel.
"Ibu, kenapa Ibu membelikan Viera ponsel? Ibu mendapatkan uang dari mana?" Tanya Viera bingung. Selama ini ia tidak pernah menuntut sang ibu untuk membelikannya sebuah ponsel karena ia tahu bagaimana minimnya keuangan sang ibu.
Violet tak langsung memberikan jawaban. Dia tersenyum dan mengusap pundak putrinya. "Kamu gak perlu tahu Ibu dapat uang dari mana. Yang penting sekarang, kamu sudah punya ponsel. Dan Ibu tidak akan kesulitan lagi jika ingin menghubungimu." Kata Violet.
Viera menatap ponsel di tangannya kemudaian menatap wajah sang ibu. "Bu, Viera memang membutuhkan ponsel ini. Tapi Viera gak mau karena membeli ponsel untuk Viera, Ibu jadi kesulitan nantinya." Kata Viera.
"Sudahlah, tidak perlu dipikirkan. Nanti Ibu bisa cari uang lebih buat nutupin kebutuhan kita yang kurang." Balas Violet tak ingin sang putri jadi kepikiran.
Kedua bola mata Viera berkaca-kaca. Walau dengan kondisi keuangan ibunya yang sangat minim, tapi ibunya itu selalu berusaha memberikan yang terbaik untuk dirinya.
"Terima kasih ya, Bu. Nanti Viera juga bakalan bantu Ibu cari uang dengan membantu Bi Nining jualan di pasar di waktu libur." Kata Viera.
Violet mengangguk saja. Sebenarnya dia merasa tidak tega melihat sang putri harus merasakan peliknya kehidupan seperti dirinya. Di saat anak seusia Viera sedang asik menikmati masa muda, putrinya justru berjuang melawan kerasnya dunia dengan membantu dirinya mencari uang.
"Viera, terima kasih ya nak karena sudah mau memilih Ibu menjadi ibumu. Jika saja saat itu kamu tidak ada di rahim Ibu, mungkin Ibu lebih memilih menyusul kedua orang tua Ibu yang sudah pergi meninggalkan dunia ini, nak." Kata Violet dalam hati sambil menahan diri agar tidak menangis di depan Viera.
***
Selamat datang di karya shy teman-teman tersayang. Jangan lupa berikan rate bintang 5 ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️, like, komen dan giftnya teman-teman🤗
Dan jangan lupa follow instagram @shy1210 untuk seputar info karya. Terima kasih🤗🤗