NovelToon NovelToon
Our Baby Twins

Our Baby Twins

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Kembar / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah Karena Anak
Popularitas:377.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: moon

Hamil atau tidak, Danesh dengan tegas mengatakan akan menikahinya, tapi hal itu tak serta merta membuat Dhera bahagia.

Pasalnya, ia melihat dengan jelas, bagaimana tangis kesedihan serta raungan Danesh, ketika melihat tubuh Renata lebur di antara ledakan besar malam itu.

Maka dengan berat hati Dhera melangkah pergi, kendati dua garis merah telah ia lihat dengan jelas pagi ini.

Memilih menjauh dari kehidupan Danesh dan segala yang berhubungan dengan pria itu. Namun, lagi-lagi, suatu kejadian kembali mempertemukan mereka.

Akankah Danesh tetap menepati janjinya?

Bagaimana reaksi Danesh, ketika Dhera tetap bersikeras menolak lamarannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon moon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

#26. Cemburu••

#26.

“Sudah dong, cemberutnya,” bujuk Danesh, karena sejak tahu Danesh lah yang berulah, Dhera diam, cemberut, marah, geram, bercampur menjadi satu. Hingga menjalani pemeriksaan pun, Dhera tak banyak bicara. “Kan tadi Dokter bilang, pergelangan kakimu sudah sehat, tak perlu lagi menggunakan karet pelindung.”

Dhera tetap acuh, matanya tetap fokus ke layar ponsel, melihat deretan pernak-pernik bayi yang lucu menggemaskan. 

Nyaris putus asa karena diacuhkan, Danesh pun mengambil alih ponsel tersebut. “Apaan sih, kembaliin gak?” 

“Nggak!” tolak Danesh. 

“Kan kamu punya ponsel sendiri, pakai saja ponselmu,” protes Dhera, ia sudah bertekad mau berunjuk rasa pada suami tengilnya tersebut. 

“Ini bukan soal ponsel.”

“Lalu soal apa?” 

“Soal … “ Danesh pun bingung menjawab, pokoknya ia tak suka diacuhkan. 

Dhera kembali mengambil alih ponselnya. 

Saat ini, mereka sedang berada di ruang tunggu VIP, jadi tak perlu mengantri bersama pasien yang lain, karena Danesh punya privilege khusus sebagai cicit dari pemilik rumah sakit. 

“Jangan mengacuhkanku,” pinta Danesh. 

“Salah sendiri usil, sebel!!” gerutu Dhera. 

“Itu bukan usil, Sayang.”

“Lalu?” 

“Kan Aku bersenang-senang dengan istriku, masa disebut usil?”

“Ya … terus kenapa diam-diam kayak maling.”

“Sssttt … Anak-anak mendengar, jangan bicara kasar begitu,” tegur Danesh, seraya meletakkan telunjuknya di bibir Dhera. Jika  biasanya Dhera yang menegur Danesh yang berkata atau bersikap tak sopan, kali ini Danesh melakukan hal yang sama. 

“Memang kalau Aku bilang, Kamu mau memberikannya sukarela?” pancing Danesh, karena Danesh pun tak mau melakukan kontak fisik dengan paksa. Jadi ia pun menunggu sampai Dhera benar-benar siap memberikan segalanya dengan sukarela tanpa paksaan. Walau mungkin setiap malam ia harus mati-matian menahan keinginannya untuk melakukan  hal yang lebih seperti pasangan suami istri pada umumnya. 

“Mmm … Itu … Aku … “ Dhera kembali gugup. “A-aku belum siap, maaf.”

Danesh mengangguk paham. “Berarti mulai nanti malam, Kita tidur terpisah?”

“Sepertinya lebih baik begitu, sampai Kita sama-sama siap.” 

Selanjutnya, suasana ruang tunggu sungguh senyap, tak ada obrolan manis seperti hari-hari yang mereka lalu bersama belakangan ini, Danesh benar-benar diam, tak seperti Danesh yang biasanya. 

Bahkan ketika bertemu Dokter pun Danesh tak antusias, padahal sebelum keluar dari rumah ia benar-benar excited. 

Tak ada reaksi sama sekali, tiba-tiba membuat Dhera merasa tak enak hati. Ia mulai merasa bahwa diamnya Danesh, berawal dari keinginan anehnya yang ingin pisah kamar. Padahal sejak menikah mereka tidur berdua, ya memang sih Danesh sedikit berulah, hingga membuat Dhera kesal. Tapi selain itu Danesh tak berlebihan, bahkan tak memaksakan hak yang seharusnya ia dapat dari istrinya. 

Selesai pemeriksaan Dhera bernafas lega, karena kedua janinnya sehat, bahkan kenaikan berat badan mereka pun sudah stabil sesuai usia saat ini. Padahal bulan lalu, Dokter memperingatkan Dhera tentang berat badannya yang turun secara drastis, padahal seharusnya penurunan berat badan tidak sebanyak itu. 

Tak bisa Dhera pungkiri, bahwa belakangan ia makan dengan lahap, bahkan tidur pulas, karena keberadaan Danesh di sekitarnya. 

“Semua sehat ya, Pak, Bu, silahkan datang kembali bulan depan.” 

Usai pertemuan dengan Dokter keduanya pun meninggalkan Rumah Sakit setelah Dhera mendapatkan multivitamin untuk membantu nutrisi kehamilannya. 

Di perjalanan Danesh masih setia diam membisu, tak banyak bicara, hanya mengatakan kalimat pendek, menyahuti ucapan Dhera. 

Mereka berhenti di perempatan lampu merah, tak jauh dari sana ada kedai ice cream yang cukup menggugah selera si ibu hamil, ditambah cuaca sangat terik siang ini. Beberapa kali Dhera menelan ludah membayangkan kesegaran ice cream vanilla favoritnya. 

“Mmm, Kapt, bisakah kita berhenti di kedai ice cream di depan sana?” tanya Dhera agak sedikit gugup, karena ekspresi Danesh yang terlihat menyeramkan. 

“Besok saja, karena setelah ini Aku ada janji dengan seseorang,” jawab Danesh, yang kembali menginjak pedal gas berbelok kearah kanan, menjauh dari kedai ice cream yang sedang Dhera inginkan. 

Wajah Dhera muram, ia hanya ingin ice cream, tapi ternyata Danesh tak menuruti keinginan kecilnya. 

Dhera kembali membuka ponselnya, tanpa sengaja ia melihat status Adrian di media sosial pria itu. Adrian tengah mengunggah foto kebersamaannya dengan Keenan di kedai ice cream yang sedang ingin Dhera datangi. 

Wajah Dhera tersenyum riang, “Kebetulan sekali, Aku akan meminta Tuan Adrian membelikanku ice cream.” 

Tak sampai satu menit usai Dhera mengatakannya, tiba-tiba Danesh memutar setir mobilnya, hingga mereka kembali ke jalur sebelumnya. “Sengaja mau memancing amarahku?” gerutu Danesh. 

“Amarah? Maksudnya apa?” tanya Dhera bingung. 

Sungguh, Dhera tak bermaksud apa-apa, bahkan sama sekali tak berprasangka buruk pada suaminya. Tapi celetukan kecil Dhera, tiba-tiba membuat panas suasana hati Danesh yang sedang kesal. 

Ckiiiittt!! 

Danesh menghentikan mobil di tempat parkir, “Lho katanya ada urusan, gak papa aku minta tolong Tuan Adrian saja.”

Danesh menarik nafas kesal, hanya perkara ice cream saja istrinya harus meminta tolong pada Adrian, bisa-bisa dirinya dijadikan bahan ejekan Adrian, jika itu benar terjadi. “Kamu masih mau menambah kekesalan hatiku, dengan sengaja meminta bantuan Adrian?” 

Dhera beringsut, heran dengan tingkah Danesh. “Tidak, aku mengerti jika Kamu tak bisa karena ada urusan. Karena itulah, Aku akan meminta tolong pada Tuan Adrian yang kebetulan sedang berada di sini, tuuh mobilnya.” 

“Kalian sudah janjian?” 

Memang susah berbicara dengan orang yang sedang cemburu, ini salah, itu salah, semua yang Dhera katakan terdengar salah di telinga Danesh. 

“Aku tidak janjian, Aku hanya kebetulan saja melihat statusnya di media sosial,” jawab Dhera polos. 

“Aahh sudah lah, ayo turun.” Danesh sudah membuka pintu mobilnya, padahal Dhera hendak menjelaskan bahwa ia benar-benar tidak janjian dengan Adrian. 

Danesh membukakan pintu untuk Dhera, kemudian menggandeng tangan wanita itu, “Pelan-pelan, Kamu lupa apa yang Dokter katakan? aku belum bisa jalan cepat.” 

Danesh mengurangi kecepatan langkahnya, karena ia pun baru ingat pesan dokter pada istrinya. 

“Miss Dheandraaaa … “ Jerit suara Keenan menyambut kedatangan Danesh dan Dhera. Adrian nampak terkejut melihat kedatangan keduanya. 

1
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
Selamat buat Dhera dan Danesh,sehat2 y buat kedua baby...
Selamat berjuang bang Qomar,pasti bnyk yg dukung termasuk daddy Andre💪
buat Bastian,sabar Bas sabar🤭
Zahraputri Putri
cemburu juga kamu bas🤭
Hasanah Purwokerto
Selamat bergabung baby twin...
Selamat untuk Dhanesh & Dheera...
Sehat" yaa kalian.....

wow...wow.....
Bastian cemburu euy.....🤣🤣🤣🤣🤣
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
ini pasti Bastian 😂😂😂
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
Qomar Qomar 😂😂😂
Marsiyah Minardi
Ga usah takut Marco, segalak galaknya Bu Rita ga bakalan makan manusia
Paling mulutnya yang rame macam petasan
Nar Sih
semagatt marco tunjukan rasa cinta mu buat dhesi ,dan terus lah berjuang dpt kan restu dri calon ibu mertua mu👍💪
Zahraputri Putri
kadang masih ingin ngakakk kalau ingat nama asli Marco🤭😂😂
Hasanah Purwokerto
Hihihiii...Skrg,,,hadapilah bu Rita Qomar,,tanpa perlu banyak drama...
Kamu msh cinta Dhesi kan...? Ayo benjuang lagi....
Cemungutz Qomar....😂😂😂😂😂
Hasanah Purwokerto
Typo ya kak...🤭🤭🤭
Alhamdulillah,,akhirnya Bu Rita sadar juga...
Eh....siapa gerangan yg diruangan dokter Gadisha...?
Sh
telur ceplok...besok mau bikin telur ceplok next Carlos ah... mumpung di kulkas ada jamur
Abz
jangan lari kamu Marco 😂
airhy_10
semoga Bu Rita merestui hub.mu qomar😁
Chusnul Zazah
Nah Marco pasti lgsg ciut itu nyali, padahal kemaren dah semangat saat ketemu bapaknya Dhesi??
Tenang saja Qomar atawa Marco Bu Rita kan gak tahu kalau kamu polisi yg hebat , anak buahnya kapten Danesh??🤔😇😇
Zeni Supriyadi
Jgn lari Marco Bu Rita pasti merestui kamu sm Desi soalkan kamu sdh jadi polisi dan temannya Danesh pula/Facepalm//Facepalm/
Rahmawati
hahaha Qomar langsung ciut liat mama rita
EmakKece
Qomarudiiiiiiiin ... /Joyful//Joyful//Joyful/
🌺🍃yeyeeen🥀🌹☘️
jngn lari kamu Qomarudin,ayo sungkem sm Bu Rita biar bisa balik sm Dhesi lagi.
Yayuk Bunda Idza
😅😅😅😅 sampai aq mengingat -ingat nama si Marcopolo ini, oh Qomarudin...bikin gemes kamu
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
penasaran dengan pertemuan Qomar dan bu Rita😂
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!