Perjodohan adalah hal yang tak pernah terlintas di hidup Caca.
Caca sama sekali tidak bisa membayangkan kalau masa depannya akan seperti ini. ia sudah kehilangan cinta pertamanya sejak 2tahun lalu, sekarang ia dipaksa harus menikah dengan anak dari sahabat mamanya.
Caca hanya takut jika yang di jodohkan dengannya adalah lelaki tua dengan perut buncit, atau kakek-kakek peot. Bagaimana jika nanti suaminya akan memperlakukannya dengan kasar dan membecinya seperti yang sering ia baca di dalam novel. Tapi kekhawatirannya itu ternyata salah besar, karena tuhan telah menjodohkannya dengan tuan muda berparas rupawan dengan hati seperti malaikat yang begitu menyayanginya.
*
*
"Jangan takut Acha" ujar pria itu dengan lembut.
DEG...
Caca terpaku mendengar suara lembut serta panggilan yang baru pertama kali ia dengar untuknya.
Bagaimana kisah rumah tangga mereka selanjutnya? ikuti terus kisah cerita mereka disini ya!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marsha_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 5 Hari kelulusan
"APAAAA" teriak ketiga sahabat Caca. Mereka benar-benar syok mendengar perkataan Caca.
"Woy gak usah teriak-teriak buset" Ujar Beben sang ketua kelas.
"Tau nih woooo" Udin ikut menimpali.
"Hehe sorry, sorry reflek kita" Disti cengengesan, menatap tak enak pada teman sekelasnya.
"Ca Lo serius? gak usah becanda elah, becanda Lo gak lucu"
Caca memutar bola matanya malas mendengar ucapan Disti.
"Gak percaya yaudah" balas Caca cuek.
"Coba jelasin yang bener ke kita" kali ini Kanaya yang bersuara.
Akhirnya Caca menceritakan semuanya tanpa ada yang terlewat sedikitpun.
"Daebakk, hoki seumur hidup Lo udah kepake Ca" Disti berkata dengan heboh.
"Apa sih Lo, alay banget" Caca menoyor kepala Disti.
"Cacantikkk Lo tau gak sih Calon suami Lo itu seorang Xanders Jualiano Smith. Anak tunggal kaya raya coyy" Disti gemas sendiri dengan Caca.
"Kapan nikah?" Pertanyaan Kanaya mengalihkan atensi ketiganya.
Helaan nafas panjang keluar dari mulut Caca "Setelah kelulusan".
"Menurut kalian gue harus gimana?"
"Gue gak cinta sama Xanders dan gue gak mau nikah muda" Caca benar-benar frustasi.
"Tapi kalau denger dari cerita Lo, gue rasa Xanders memang ada perasaan deh sama Lo. Kita semua tau Ca gimana dinginnya seorang Xanders, bahkan selama ini dia gak pernah terlibat isu deket sama perempuan manapun. Kalau sikap dia memang baik sama Lo, gak ada salahnya Lo coba terima dia".
"Kalau gue sih gak nolak Ca di jodohin sama Xanders, langsung gue kekepin malahan tiap malem" ucap Disti sambil senyum-senyum tak jelas.
"Xanders nya yang gak mau sama Lo" kelakar Cecil.
Disti mendelik tak terima mendengar perkataan Cecil, ia menatap cecil penuh permusuhan sedangkan yang di tatap justru menjulurkan lidahnya.
"Saran gue Lo terima aja perjodohannya, itung-itung bikin si Nara kepanasan" lanjut Cecil.
"Secara kan si Nara tergila-gila banget sama Xanders. Anggep aja Lo lakuin ini buat balas semua perbuatan jahat dia ke Lo dan bonusnya adalah Lo jadi istri tuan muda Xanders".
Caca merenungi perkataan para sahabatnya. Apa iya dia harus tetap melanjutkan perjodohan ini?
*
*
Hari kelulusan pun Tiba...
"Cantiknya princess mama" seru Maya ketika melihat penampilan sang putri.
Tubuh langsing caca di balut dengan kebaya berwarna peach, rambutnya ditata dengan begitu sempurna serta make up tipis yang semakin menambah kadar kecantikannya.
"Makasih ma" caca tersenyum tipis.
"Kenapa kok mukanya lesu gini sih" tanya maya.
"Besok Caca jadi nikah ma?" Caca balik bertanya pada sang mama.
"Jadi dong sayang"
"Apa gak bisa dibatalin aja ya ma? Caca gak mau nikah" rengek Caca.
"Gak bisa dong sayang, semua persiapan udah seratus persen, kemarin kamu juga udah fitting baju pengantin kan"
"Udah ma" Caca menjawab dengan lesu.
Sepulang sekolah kemarin Caca dan Xanders sudah melakukan fitting baju pengantin. Xanders benar-benar membuktikan ucapannya untuk mengawal Caca sampai ke butik milik Rere.
"Caca dengerin mama, mama gak mungkin asal nikahin kamu dengan sembarangan orang. Kamu anak satu-satunya mama harta yang mama punya di dunia ini, mungkin mama terkesan egois karena menikahkan kamu di usia yang masih muda ini, tapi ini semua mama lakukan demi kebaikan kamu sayang".
"Mama yakin Xanders bisa menjaga kamu begitupun dengan keluarga Xanders. mama mengenal baik tante Rere dan tuan Smith. Mereka sahabat Mama, mama akan tenang kalau kamu sama mereka sayang". Maya berusaha memberikan pengertian pada Caca.
Caca hanya terdiam. Maya mengerti akan keraguan yang Caca rasakan, bagaimanapun menikah karena keterpaksaan bukanlah hal yang mudah untuk dijalani.
"Sekarang kita berangkat udah siang, nanti kita telat" Ajak Maya.
Sesampainya di sekolah, terlihat sudah banyak sekali mobil-mobil berjejer rapih di halaman sekolah.
Caca melihat mobil Keluarga Xanders yang baru saja tiba. Terlihat Xanders dan kedua orangtua nya berjalan menghampiri Caca.
"Hay may" sapa Rere pada Maya.
"Hayy" mereka cepika-cepiki ala ibu sosialita.
"Ya ampun ini calon menantuku" Rere terpesona melihat kecantikan Caca.
"Ah iya Tante" Caca tersenyum kikuk sembari menyalami Rere.
"No, panggil mommy bukan tante"
"I-iya mom-my"
Xanders sendiri benar-benar dibuat tak berkedip melihat kecantikan Caca hari ini.
"Sangat cantik" batin Xanders dalam hati.
"Xanders apa kau tak ingin menyapa calon istrimu" sindir Rere.
Ucapan Rere menyadarkan Xanders dari keterkagumannya. Ia tak menjawab sindiran sang mommy, tapi tanpa aba-aba Xanders justru menggandeng Caca membawanya masuk ke dalam aula.
Rere dibuat melongo dengan kelakuan putranya.
"Dasar anak itu benar-benar" gumam Rere sebal.
"Mari nyonya kita masuk" ajak Maya.
"Maya stop memanggilku dengan sebutan nyonya, kita ini SAHABAT dan kita akan jadi besan" ujar Rere dengan menekan kata sahabat.
"Tapi kau adalah seorang nyonya Smith, aku harus menghormati"
"Panggil aku Rere" ujar Rere tegas.
"Baiklah nyonya Rere" ledek Maya pada sahabatnya itu.
*
*
Acara kelulusan telah berjalan dengan lancar, kini Caca sedang berpelukan ala Teletubbies dengan ketiga sahabatnya.
"HUAAAA, SEKARANG KITA UDAH LULUS HABIS INI PASTI KITA BAKAL JARANG KETEMU DEH" Disti menangis bombay.
"Ck, gak usah lebay deh Lo. Tinggal Dateng kerumah kaya rumah Lo jauh aja" Caca memutar bola matanya malas melihat kelakuan Disti.
"hehehe.. Iya sih, tapi kan habis ini Lo nikah Ca. kira-kira kita masih bisa main bareng engga" Disti menatap Caca. Caca yang di tatap seperti itu pun terdiam.
Benar. Kehidupan Caca setelah ini akan berubah, dia akan menjadi seorang istri.
"udah-udah gak usah mikirin itu dulu, mending sekarang kita nikmatin waktu kita happy-happy" lerai Kanaya.
Disaat mereka sedang asyik bercanda, Xanders terlihat berjalan ke arah mereka dengan membawa sebuah buket bunga mawar merah di tangan kanan nya.
Xanders terlihat begitu gagah.
"cie-cie di samperin calon suami" ledek ketiganya.
Pipi chubby Caca bersemu merah karena salah tingkah.
"Happy graduation calon istriku" ucap Xanders seraya tersenyum manis. Senyuman yang membuat jantung Caca tak aman.
Xanders menyodorkan sebuah buket mawar merah pada Caca. Buket cantik dengan tulisan 'Happy Graduation calon istriku'.
Caca menerima buket itu dengan tangan gemetar.
"Terimakasih" lirih Caca.
"Sama-sama, sampai jumpa besok Acha" tak lupa sebelum pergi Xanders selalu menepuk-nepuk kepala Caca dengan sayangnya. Caca rasa itu adalah kebiasaan Xanders untuknya.
"Uuuu Calon istriku" ledek Disti sembari menepuk-nepuk kepala Caca seperti yang di lakukan Xanders.
"Distiiiii" rengek Caca dengan pipi bersemu merah.
"Kata gue mah nikah aja Ca" ucap Cecil.
Bersambung...
udah kepo banget nih sama ceritanya
Nanti author kasi link
lanjut Thor jangann kasih kendor
dari kemarin ada niatan mau bikin tapi masih maju mundur😓😓
lanjutt lgi thorr
fiks orang-orang harus baca sih gila banget nih author nya bikin cerita sebagus itu