Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.
Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10
Kinanti mulai mempersiapkan segala keperluan untuk mengantarkan Kenzo ke sekolah. Ia memastikan bahwa tas Kenzo sudah lengkap dengan buku dan bekal.
Setelah memastikan semuanya siap, ia menggandeng tangan kecil Kenzo dan berjalan menuju mobil yang sudah menunggu di depan rumah.
Sesampainya di mobil, Kinanti membuka pintu dan membantu Kenzo masuk. Setelah memastikan Kenzo duduk dengan aman, ia masuk dan duduk di sampingnya.
Dalam perjalanan menuju sekolah, Kenzo tampak bersemangat, namun sebelum tiba di sekolah, ia memandang Kinanti dengan mata memohon.
"Kak Kinanti, nanti tunggu aku sampai selesai ya?" Pintanya dengan suara lembut.
Kinanti tersenyum lembut, melihat wajah Kenzo yang penuh harap. "Baik, Kenzo. Kakak akan menunggu sampai kamu selesai sekolah."
Setibanya di sekolah, Kinanti mengantar Kenzo hingga ke depan pintu kelasnya. Setelah memastikan Kenzo masuk dengan baik, ia melangkah menuju taman di area sekolah. Ia duduk di salah satu bangku taman yang teduh, menunggu sambil menikmati udara pagi yang segar.
Sambil menunggu, Kinanti merogoh ponselnya dan memutuskan untuk menelepon keluarganya. Rasa rindu yang selama ini ia pendam mulai menggelayut di hatinya. Ia ingin tahu bagaimana kabar ibunya dan Dinda, adiknya.
Panggilan tersambung, dan suara Dinda yang ceria segera terdengar di seberang telepon. "Halo, Kak Kinanti! Akhirnya Kakak menelepon juga. Kami di sini sangat merindukan Kakak."
Kinanti tersenyum, meski matanya mulai berkaca-kaca karena rindu yang dalam. "Kakak juga merindukan kalian. Bagaimana kabar di rumah?"
"Kami semua baik, Kak. Ibu sehat, dan aku juga baik. Kami sering bicara tentang Kakak." Jawab Dinda dengan nada riang.
Kinanti merasa lega mendengar kabar baik dari adiknya. "Syukurlah kalau begitu. Kakak juga selalu ingat kalian. Bagaimana dengan sekolahmu, Dinda? Lancar?"
"Lancar, Kak. Aku rajin belajar. Oh iya, bagaimana Kenzo? Dia anak yang penurut, kan?" Tanya Dinda penuh rasa ingin tahu.
Kinanti tertawa kecil, teringat Kenzo yang manis dan patuh. "Kenzo anak yang baik. Dia sangat penurut dan menyenangkan. Kakak senang sekali bisa mengurusnya."
Dinda terdengar lega mendengar jawaban Kinanti. "Syukurlah, Kak. Kami di sini selalu mendoakan Kakak supaya semuanya berjalan lancar."
"Terima kasih, Dinda. Doa kalian sangat berarti buat Kakak." Jawab Kinanti dengan suara lembut.
Tidak lama kemudian, suara ibu mereka terdengar di belakang Dinda. "Kinanti, jaga kesehatanmu di sana. Kami selalu merindukanmu."
Kinanti merasakan kehangatan cinta keluarganya meski mereka terpisah jarak. "Terima kasih, Ibu. Aku juga merindukan kalian. Kalian jaga diri baik-baik di rumah."
Namun, waktu terasa berlalu begitu cepat. Dinda harus mengakhiri percakapan karena ia harus segera berangkat ke sekolah. "Kak, aku harus pergi sekarang. Nanti kita bicara lagi ya."
"Baik, Dinda. Hati-hati di jalan. Sampai nanti." Jawab Kinanti sebelum menutup telepon.
Setelah menutup panggilan, Kinanti duduk diam sejenak, merasakan rasa hangat yang membanjiri hatinya. Meskipun mereka berjauhan, cinta dan dukungan keluarganya selalu menyertainya.
Sementara itu, waktu terus berlalu dan bel tanda berakhirnya pelajaran berbunyi. Kinanti segera bangkit dan berjalan menuju kelas Kenzo. Ia melihat Kenzo berlari keluar dari kelas dengan senyum lebar di wajahnya.
"Kak Kinanti!" seru Kenzo dengan semangat, berlari kecil ke arahnya.
Kinanti menyambutnya dengan senyum hangat. "Kenzo, bagaimana sekolahnya? Senang?"
Kenzo mengangguk antusias. "Seru Kak! Aku suka sekolah."
Kinanti meraih tangan kecil Kenzo dan berjalan bersamanya menuju mobil. Di dalam hati, ia merasa bersyukur bisa menjadi bagian dari kehidupan Kenzo. Ia tahu, setiap hari yang ia lalui bersama Kenzo adalah anugerah yang tak ternilai. Lalu mereka masuk ke dalam mobil dan berniat untuk pulang.
Setelah Kenzo duduk di dalam mobil, ia tampak bersemangat ingin bercerita kepada Kinanti. Wajah kecilnya berseri-seri, matanya bersinar penuh kebahagiaan.
"Kak Kinanti, tadi di sekolah aku punya teman baru!" Seru Kenzo dengan antusias.
Kinanti tersenyum, menatap Kenzo dengan penuh perhatian. "Oh, ya? Siapa nama teman barumu?"
"Namanya Ardi dan Raka. Mereka anak-anak yang baik, Kak. Kami bermain bersama di taman sekolah. Mereka juga suka main bola, sama seperti aku." Jelas Kenzo sambil tersenyum lebar.
Kinanti merasa senang mendengar cerita Kenzo. "Wah, itu kabar yang bagus, Kenzo. Kakak senang mendengarnya. Punya teman baru pasti menyenangkan ya?"
Kenzo mengangguk dengan semangat. "Iya, Kak. Mereka baik sekali. Ardi bahkan membagi bekalnya denganku tadi."
"Benarkah? Itu sikap yang baik sekali dari Ardi. Kamu juga harus selalu bersikap baik kepada teman-temanmu ya." Nasihat Kinanti dengan lembut.
"Iya, Kak. Aku akan selalu berusaha menjadi teman yang baik." Jawab Kenzo dengan yakin.
Kinanti mengusap kepala Kenzo dengan penuh kasih sayang. "Kakak yakin kamu bisa menjadi teman yang baik. Jangan lupa untuk selalu berbagi dan membantu teman-temanmu jika mereka membutuhkan."
Kenzo tersenyum senang mendengar dukungan dari Kinanti. Perjalanan mereka kembali ke rumah diisi dengan cerita-cerita seru dari Kenzo tentang kegiatan di sekolahnya.
Kinanti mendengarkan dengan penuh perhatian, merasa bahagia melihat Kenzo begitu ceria dan penuh semangat.
Dalam hati, Kinanti bersyukur bisa menjadi bagian dari kehidupan Kenzo. Ia tahu bahwa memberikan perhatian dan kasih sayang kepada Kenzo adalah salah satu cara untuk membuatnya merasa dicintai dan dihargai. Setiap cerita yang Kenzo bagikan adalah momen berharga yang mempererat hubungan mereka.