Boy Alexander, pria berusia 28 tahun itu adalah seorang asisten yang sudah mendedikasikan hidupnya untuk mengabdi kepada keluarga Keano. Selain itu, dia juga adalah pemimpin tim keamanan dari semua pengawal di keluarga Keano.
Sebelum diadopsi, dia tinggal di panti asuhan, sehingga dia tidak tahu siapa orang tuanya dan dia tidak tahu tentang jati diri dia yang sebenarnya.
Sebuah kesalahpahaman membuat dia harus menikah dengan sang nona muda, membuat Boy dipandang rendah oleh mertuanya, mengingat status Boy hanyalah seorang asisten.
Siapa sangka ternyata Boy adalah seorang pewaris yang berasal dari keluarga terpandang. Ketika Boy baru saja dilahirkan, ayahnya sudah tiada. Boy telah dibuang oleh kakeknya ke panti asuhan karena tidak ingin memiliki cucu yang berasal dari darah orang miskin.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 15
Edwin sudah tidak mengkhawatirkan lagi putrinya, karena dia sudah mendapatkan kabar dari salah satu security yang bekerja di mansion Nenek Margaretha bahwa Alexa bermalam disana, dia pulang bersama dengan Boy. Karena memang Edwin sendiri yang bertanya kepada security tersebut.
Edwin sama sekali tidak menaruh rasa curiga sedikitpun bahwa putri semata wayangnya itu telah menaruh hati kepada Boy. Edwin pikir selama ini mungkin Alexa sudah menganggap Boy seperti kakak kandungnya sendiri. Dulu ketika Alexa masih kecil, Alexa selalu nurut setiap kali Boy menyuruhnya untuk belajar. Alexa lebih nurut kepada Boy dibandingkan kepada ayahnya sendiri. Sehingga Edwin meminta Boy untuk meyakinkan Alexa agar mau menerima perjodohan Alexa dengan Erick, dan Boy pun mengiyakan kala itu.
Boy sangat menghormati Edwin karena Edwin adalah keponakan dari Nenek Margaretha, dan termasuk bagian dari keluarga Keano. Karena itulah Boy mengikuti perintah dari Edwin untuk meyakinkan Alexa agar mau menerima perjodohannya dengan Erick. Tapi untuk pertama kalinya Alexa tidak mau mengikuti permintaan dari Boy.
Mungkin itulah alasan mengapa Alexa mabuk, gadis itu benar-benar merasa frustasi, karena pria yang sangat dia cintai seakan-akan mendukungnya untuk menikah dengan Erick. Bahkan Alexa sudah berkali-kali menolak perjodohan itu, tapi ternyata ayahnya masih keukeuh ingin menikahkan Alexa dengan Erick.
Beep...
Beep...
Beep...
Ponselnya Edwin tiba-tiba berdering. Dia mendapatkan sebuah panggilan telepon dari calon besannya.
"Hallo, Tuan Wilson." ucap Edwin ketika dia mengangkat panggilan telepon dari Wilson.
"Selamat pagi Tuan Edwin, saya sengaja menelpon anda karena ada hal penting yang ingin saya sampaikan kepada anda." Terdengar suara Wilson di sebrang sana.
"Oh iya, ada apa Tuan Wilson?" tanya Edwin, penasaran.
"Tentang pembicaraan kita semalam. Mumpung Alexa masih libur kuliah, bagaimana kalau kita mempercepat rencana pernikahan Alexa dan Erick?"
Rencana pernikahan Alexa dan Erick sudah diputuskan akan digelar dua bulan lagi. Tapi ternyata Wilson memilih ingin mempercepat pernikahan putranya dan Alexa, atas permintaan dari Erick. Dengan ketidakhadiran Alexa di acara makan malam, membuat Erick merasakan khawatir, dia takut dalam dua bulan itu Alexa memilki waktu yang banyak untuk menggagalkan rencana pernikahan mereka.
"Bagaimana kalau Alexa dan Erick menikah di minggu ini saja?" tanya Wilson kembali.
Edwin terdiam sejenak, kemudian dia menjawab pertanyaan dari Wilson. "Apa tidak terburu-buru? Saya belum mempersiapkan semuanya."
"Tentu saja tidak, lebih cepat lebih baik. Saya sudah tidak sabar ingin segera memomong cucu. Pasti cucu kita akan cantik mirip ibunya dan tampan mirip ayahnya." Wilson berkata sambil tertawa kecil.
Edwin pun ikut tertawa ketika mendengar perkataan Wilson menyingung soal calon cucu mereka.
...****************...
"Bagaimana, pa? Apa Om Edwin setuju?" tanya Erick kepada ayahnya setelah melihat sang ayah yang baru selesai berteleponan dengan Edwin.
"Tentu saja." Wilson menjawab pertanyaan dari Erick sambil menaruh ponsel di atas meja. Pagi ini mereka berdua sedang duduk di ruang tengah.
Erick pun tersenyum merekah. Akhirnya Alexa akan segera menjadi miliknya.
Terlihat Jasmine yang baru keluar dari lift, wanita itu sedang menggerakkan kursi rodanya. Dia tidak sengaja mendengar percakapan Erick dan Wilson yang ingin segera mempercepat rencana pernikahan Alexa dengan Erick.
"Jadi pernikahan kamu dan Alexa akan dipercepat?" tanya Jasmine kepada Erick.
Wilson yang menjawab pertanyaan dari Jasmine. "Hm, iya. Bukankah kamu sangat menyayangi Alexa? Itu artinya Alexa akan segera menjadi menantumu."
Jasmine hanya tersenyum samar. Sejujurnya dia memang sangat menyayangi Alexa, sangat berharap Alexa akan menjadi menantunya. Tapi jika mengingat dulu Tuan Alam pernah memergoki Erick yang sedang bersenang-senang dengan seorang wanita di sebuah klub malam, membuat Jasmine merasa ragu. Apakah Alexa akan bahagia dengan pernikahannya?
Padahal sudah jelas bahwa Erick adalah anak angkatnya yang sudah dia besarkan dengan kasih sayang, tapi entah mengapa dia justru malah mengkhawatirkan Alexa. Mungkin karena dia tidak ingin Alexa bernasib sama seperti dirinya. Selama ini dia tidak pernah bahagia dengan pernikahannya bersama dengan Wilson.
Erick pun segera berjalan mendekati Jasmine sambil mengeluarkan satu butir obat dari botolnya, kemudian dia memberikan obat tersebut kepada Jasmine. "Waktunya minum obat, ma."
Jasmine pun segera mengambil obat tersebut dari tangan Erick, kemudian dia menelan obat tersebut dan meneguk satu gelas air putih yang diberikan oleh Erick kepadanya. "Makasih ya, Erick."
"Iya, sama-sama. Mama harus cepat sembuh. Mama harus bisa berjalan lagi." Setelah berkata seperti itu, Erick dan Wilson terlihat saling memandang dengan penuh arti.
...****************...
Sementara itu, terlihat Edwin yang sedang berdiri di balkon kamar. Pria itu beberapa kali menghembuskan nafasnya dengan pelan. Mungkin karena dia sama sekali tidak menyangka bahwa Wilson ingin segera mempercepat rencana pernikahan Alexa dengan Erick. Sedangkan dirinya belum memiliki persiapan apapun.
Tiba-tiba Edwin menjadi teringat dengan Boy. Untuk saat ini hanya Boy yang bisa diandalkan untuk membantu Alexa dalam mempersiapkan apapun yang dibutuhkan oleh Alexa pada acara pernikahan nanti. Alexa pasti akan nurut kepada pria itu.
Edwin pun segera menulis pesan kepada Boy, tapi baru juga dia mengetik, ponselnya tiba-tiba berdering.
Beep...
Beep...
Beep...
Rupanya Edwin mendapatkan sebuah pesan dari Maxime.
Namun, tiba-tiba Edwin membulatkan matanya ketika dia membaca pesan tersebut.
semoga itu boy bukan si asisten Rozi 😬😬
Alexa cuma cocoknya sama Boy😘😁