ketika anak yang di harapkan tak kunjung datang,lantas haruskah seseorang menyalahkan orang lain karena dia tidak bisa memiliki anak?
Najwa selalu di hina mandul dan tidak bisa mempunyai anak,hampir sepuluh tahun menikah Najwa tidak kunjung melahirkan seorang anak,segala cara telah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil...
sehingga hinaan itu berujung pemaksaan agar Najwa bisa menerima kenyataan jika Rendi suami dari Najwa di paksa menikah lagi oleh orang tuanya demi ingin mendapatkan sebuah keturunan yang akan mewarisi usaha Rendi.lantas bagaimana Ahir dari cerita ini????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon @Dianamega.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
...Pov Najwa"...
suara ayam peliharaan mang Ujang pengurus taman berbunyi samar samar berkokok membuyarkan alam bawah sadarku,aku pun bangun melihat jam menunjukan pukul 4:30 dini hari
Aku sudah biasa bangun lebih pagi menyiapkan baju kantor Mas Rendi dan menyiapkan sarapan juga untuknya.aku buru buru pergi ke kamar mandi melakukan rutinitas mandi wajib sebelum turun ke dapur..
Cup!
Kecupan lembut mendarat di pipiku sontak aku menoleh melihat wajah tampan suamiku pagi ini.
"Sayang mari sarapan dulu." Aku menarik bangku untuk Mas Rendi duduk,Mas Rendi duduk sambil menyunggingkan senyum hangat
"Aku suka melihat rambut panjangmu basah begini sayang"lirihnya mengodaku kembali,membuat Aku tertunduk tersipu malu sembari tersenyum simpul.
"Ah kamu ini Mas, kayak pertama kali aja liat rambutku basah di pagi hari," jawabku
Mas Rendi terkekeh dan kembali mengecup pipiku untuk ke dua kalinya yang sedang meletakan roti bakar di piringnya. Kemudian ia membawa wajahku pada tatapannya.
"Dengarkan mas sayang, kamu selamanya akan tetap cantik dimataku dan Setiap hari setiap detik hingga akhir waktu. Aku sangat mencintaimu," tegasnya sembari mencubit pipiku yang bersemu merah
"Kamu sepertinya sangat bahagia sekali mas?" tanyaku dengan senyum.
"Tentu aku sangat bahagia sayangku!"
"Walau pun nanti kita menua hanya berdua saja apakah kamu tetap bahagia dan tetap mencintaiku mas?" Lama Mas Rendi terdiam yang tiba tiba mendengar pertanyaanku
"Tuhan tidak akan membiarkan aku sendiri menerima ke bawelanmu selamanya Sayangku,"candany membuat Aku terkekeh.
"Semoga saja ya Mas Tuhan segera mengabulkan ke inginan kita berikan kita anak anak yang lucu Sholeh dan Sholehah"
"Amin Sayang," ucapnya kembali mengecup pipiku bertubi-tubi
Mas Rendi menikmati sarapannya penuh dengan senyum gembira sebelum pergi ke kantor,tidak lupa aku juga mengantar mas Rendi kedepan melepasnya berangkat
selepas mas Rendi pergi aku kembali ke dapur menyiapkan beberapa rantang berisikan makanan untuk kubawa pada ibu mertuaku
Bagaimanapun aku merasa bersalah akan kejadian semalam. Sebagai ucapan maaf kepadanya akan aku bawakan Ibu makanan kesukaannya dan akanku coba bicara dengan hati ke hati padanya
Semoga saja Kali saja ibu mertuaku itu bisa luluh dari hati yang terdalam, aku tidak bisa membenci Ibu dari Mas Rendi pria yang aku cintai sepenuh hati.
Hidupku sekarang bergantung penuh padanya. Aku akan menghabiskan sisa hidup dengannya. Tak sampai hati jika aku harus memusuhi ibunya. Setelah semua makanan rapi, aku pun segera bergegas ke rumah Ibu.
Sesampainya di gerbang rumah Ibu mertuaku alangkah terkejutnya aku, mataku sedikit terbuka melihat mobil Mas Rendi tampak parkir di halaman rumah mertuaku itu
jantungku berdegup kencang. Aku mencoba tenang dan berpikir dengan pikiran positif Mungkin saja Mas Rendi Juga ingin minta maaf setelah kejadian semalam.
aku pun berjalan melangkah ke pintu. Namun langkahku terhenti saat melihat wanita cantik berpakaian seksi memperlihatkan lekuk tubuh nya yang aduhai di balik baju kesempitannya itu yang tak lain mantan tunangan Mas Rendi tengah duduk dan berbincang hangat dengan suami mertua dan kedua adik iparku.
Reflek aku pun bersembunyi di balik pintu hendak menguping pembicaraan mereka.apa yang sedang mereka bicarakan membuat aku penasaran meskipun hati ini mulai bergemuruh menahan sesak di dada
"Ya, tapi tidak usah berterus terang gitu lah bu. Rendi belum siap melihat Najwa tersekiti begitu bagaimanapun dia istri Rendi. Aku tahu betul dia sangat tersakiti karena ucapan ibu semalam," tutur Mas Rendi
Wanita itu tampak duduk santai di samping suamiku, Anggota keluarga itu tampak nya sedang membuat musyawarah penting di belakangku.
"Teruuus, Mas bakalan nikahin Wulan diam diam begitu?" timpal Nadin adik bungsunya Mas Rendi,sedangkan Andin kembaran Nadin hanya diam menyimak saja
"Ya begitulah Nad tunggu sampai dimana nanti Mas cari cara supaya bisa bicara dengannya," ucap Mas Rendi mengusap wajahnya
Aku mendengar ucapan mas Rendi meremas erat gagang rantang sambil merintikkan air mata.
"Mas.memang nya kenapa kalo dia kecewa? Kan gak apa juga dia pergi atau mas memang gak mau serumah denganku"
"terus mau sampai kapan Mas bakal duain aku" rengek Luna bergelayut manjah memeluk mas Rendi membuatku semakin gemetar tidak ada penolakan dari mas Rendi
"Aku perlu menimbang perasaan Najwa. Aku mencintainya aku belum siap melihat dia menangis lan" jawab mas Rendi gundah Aku semakin merintikkan air mata deras
"Jika kamu benar-benar mencintaiku kamu tidak akan membohongiku Mas terus kamu pasti akan menolak di peluk olehnya seperti itu"
"Aku rasa semua sudah berakhir. Aku sudah kehilangan cintamu Mas! Aku memang wanita yang tidak sempurna tapi aku bukan wanita lemah lagi bodoh!" lirihku bergegas dan menjauh dari kediaman ibu mertuaku.