cerita sampingan "Beginning and End", cerita dimulai dengan Kei dan Reina, pasangan berusia 19 tahun, yang menghabiskan waktu bersama di taman Grenery. Taman ini dipenuhi dengan pepohonan hijau dan bunga-bunga berwarna cerah, menciptakan suasana yang tenang namun penuh harapan. Momen ini sangat berarti bagi Kei, karena Reina baru saja menerima kabar bahwa dia akan pindah ke Osaka, jauh dari tempat mereka tinggal.
Saat mereka duduk di bangku taman, menikmati keindahan alam dan mengingat kenangan-kenangan indah yang telah mereka bagi, suasana tiba-tiba berubah. Pandangan mereka menjadi gelap, dan mereka dikelilingi oleh cahaya misterius berwarna ungu dan emas. Cahaya ini tampak hidup dan berbicara, membawa pesan yang tidak hanya akan mengubah hidup Kei dan Reina, tetapi juga menguji ikatan persahabatan mereka.
Pesan dari cahaya tersebut mungkin berkisar pada tema perubahan, perpisahan, dan harapan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon raffa zahran dio, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 20 : Penyelamatan Lu Lingqi dan dua bawahan Lu Bu.
Saat mereka mendekati Kota Louyang, pemandangan yang mereka saksikan membuat jantung mereka berdebar kencang. Langit malam yang gelap dihiasi oleh nyala api yang menjulang tinggi, seperti tarian iblis yang merayakan kehancuran. Asap hitam membubung ke langit, menyelimuti kota dengan aroma yang menyesakkan. Bau anyir terbakar menyengat hidung, mengingatkan mereka akan kekejaman yang telah terjadi.
"Di sanalah kastilnya," ucap Reina dengan nada tegas, meskipun suaranya bergetar sedikit. Matanya tertuju pada siluet Kastil Louyang yang terbakar, api melambai-lambai dengan ganas, menciptakan bayangan menakutkan di dinding-dinding kastil. Cahaya api yang menyala-nyala memantul di baju besi Lu Bu, membuat wajahnya tampak menakutkan.
"Apakah kau yakin kita bisa masuk?" tanya Lu Bu, keraguan masih menghantui pikirannya. "Api itu... sangat besar." Wajahnya pucat pasi, keringat dingin bercucuran di dahinya. Rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam tampak jelas di matanya.
"Aku punya cara," jawab Reina sambil tersenyum, meskipun kekhawatiran terlihat di matanya. "Tapi kalian harus mempercayaiku." Meskipun mencoba untuk tetap optimis, ketakutan juga menghantui pikiran Reina. Dia menyadari bahaya yang mereka hadapi, tetapi tekadnya untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalam kastil lebih kuat.
Kei mengangguk, merasakan dorongan untuk membantu meskipun situasi tampak sangat berbahaya. "Apa yang harus kita lakukan?" Nada suaranya datar, menunjukkan ketenangan yang tersembunyi di balik rasa khawatirnya. Kei memiliki keyakinan pada kemampuannya, namun dia juga sadar bahwa bahaya yang mereka hadapi bukanlah hal yang mudah.
"Pegang tanganku," perintah Reina dengan tegas, mencengkeram tangan Kei dan Lu Bu. "Aku akan menggunakan matra 'Ultra Vision'. Ini akan membantamu melihat melalui kabut asap."
Kei dan Lu Bu saling memandang sejenak sebelum mereka mengangguk dan mengulurkan tangan mereka. Reina menutup mata sejenak, mengumpulkan energinya sebelum mulai membacakan mantra.
"Di dalam gelap, cahaya pemandu bersinar,
Dengan kekuatan ini, kabut akan sirna.
Ultra Vision, datanglah padaku,
Biarkan kami melihat, biarkan kami pergi."
Saat Reina mengucapkan mantra, sinar lembut muncul dari telapak tangannya dan menyebar ke arah Kei dan Lu Bu. Dalam sekejap, kabut asap yang tebal mulai menghilang, memperlihatkan jalan menuju Kastil Louyang yang terbakar. Mereka bisa melihat dengan jelas reruntuhan bangunan yang berserakan di mana-mana, menghalangi jalan mereka. Api menjalar di tanah, menciptakan sungai api yang menakutkan.
"Ini dia! Ayo!" Reina berseru, semangatnya kembali muncul. Mereka bertiga melaju ke arah kastil, bertekad untuk menyelamatkan orang-orang yang terjebak di dalamnya.
Kei menunggangi Dark Demon Horse-nya yang berlari dengan cepat dan lincah, melompati reruntuhan dengan mudah. Kuda hitam itu mengeluarkan suara desisan yang menakutkan, seakan merasakan ketegangan di udara. Kei fokus pada tujuannya, namun sedikit ketakutan tetap menghantuinya. Dia tahu bahwa dia harus kuat untuk melindungi yang lain.
Reina menunggangi Angel Horse-nya yang berkilauan dengan cahaya suci, dengan lincah menghindari api yang menjalar di tanah. Kuda putih itu mengeluarkan suara kicauan yang lembut, seakan menenangkan suasana. Reina mencoba untuk tetap tenang dan berani, tetapi rasa takut tetap ada di dalam hatinya. Dia bertekad untuk memberikan perlindungan kepada orang-orang yang membutuhkannya.
Lu Bu dengan Red Hare-nya menerobos api dengan kecepatan tinggi, menunggangi kuda merah itu dengan gagah berani. Red Hare mengeluarkan suara dengkus yang keras, seakan merasakan ketegangan di udara. Lu Bu berusaha untuk bersikap berani, tetapi rasa takut dan kekhawatiran yang mendalam menghantuinya. Dia khawatir tentang keselamatan putrinya, Luling Qi, yang terjebak di dalam kastil.
"Hati-hati!" teriak Reina, melihat sebuah balok kayu besar yang hampir menimpa Lu Bu.
"Tenang, aku bisa mengatasinya!" jawab Lu Bu dengan nada percaya diri, menunggang Red Hare dengan gagah. Lu Bu berusaha untuk tetap tenang dan menunjukkan keberanian, meskipun rasa takut masih menghantuinya.
Akhirnya, mereka mencapai gerbang kastil. Gerbang itu tertutup rapat, dan api berkobar di sekelilingnya. Lu Bu dengan Red Hare-nya menerobos gerbang dengan kekuatan penuh, menghancurkan kayu-kayu yang menghalangi. Kei dan Reina dengan cepat menyusul di belakang, menghindari percikan api yang beterbangan. Ketiga karakter tersebut merasakan adrenalin yang mengalir deras di tubuh mereka, mengalahkan rasa takut sejenak.
Setelah memasuki kastil, mereka menemukan Zhang Liao dan Chen Gong terjebak di antara kobaran api. "Lu Bu!" teriak Zhang Liao, melihat sosok pemimpin yang pernah ia hormati. "Kami terjebak! Kami harus keluar!" Wajah Zhang Liao dipenuhi dengan kepanikan, tetapi semangat juang sebagai prajurit masih terlihat di matanya.
"Di mana Luling Qi?" tanya Lu Bu, suaranya penuh ketegangan.
"Dia di belakang! Kami tidak bisa menjangkau!" jawab Chen Gong, wajahnya dipenuhi kepanikan. Chen Gong menatap Reina dengan ketakutan, mengingat betapa brutalnya Reina dalam pertempuran sebelumnya. Rasa takutnya semakin besar saat melihat kondisi kastil yang terbakar dan membahayakan.
"Tenang," ucap Reina, berusaha menenangkan. "Kami akan mengeluarkan kalian. Lu Bu, ikuti aku." Reina berusaha untuk tetap tenang dan memberikan rasa aman kepada Chen Gong, meskipun rasa takut juga menghantuinya. Dia tahu bahwa mereka harus bekerja sama untuk menyelamatkan semua orang.
"Zhang Liao..." Kei memulai, suaranya datar, sedikit canggung. "Maafkan aku atas kejadian sebelumnya." Kei merasakan sedikit penyesalan, tetapi dia tahu bahwa dia harus fokus pada tujuan mereka.
Zhang Liao terdiam sejenak, matanya masih dipenuhi ketakutan. "Kau... kau mengalahkanku dengan mudah." Zhang Liao masih merasakan rasa sakit dan kekalahan, namun dia juga menyadari kekuatan luar biasa yang dimiliki Kei.
"Aku tidak ingin melukai siapa pun," jawab Kei dengan nada dingin, meskipun ada sedikit penyesalan dalam suaranya. "Aku hanya menjalankan tugas." Kei berusaha untuk tetap bersikap tenang dan fokus pada tugasnya, meskipun dia juga merasakan ketakutan.
"Aku mengerti," jawab Zhang Liao, meskipun suaranya masih gemetar. "Tapi... aku harus mengakui, kau memang sangat kuat." Zhang Liao mengakui kekuatan Kei, meskipun dia masih merasakan rasa takut.
"Lu Bu, ikuti aku!" Reina berseru, menarik perhatian Lu Bu kembali ke rencana penyelamatan.
Dengan penuh keberanian, Lu Bu memanggil Red Hare, kuda andalannya. "Kita harus menerobos!" teriaknya. Mereka bertiga, beriringan dengan Red Hare, menerobos kobaran api yang menghalangi jalan. Lu Bu mencoba untuk menunjukkan keberanian, tetapi rasa takut dan kekhawatiran tetap menghantuinya. Dia tahu bahwa dia harus kuat untuk melindungi orang-orang yang dia cintai.
Kei merasakan kekuatan dalam dirinya, dan saat melihat api yang berkobar, dia memfokuskan energinya. "Biarkan aku!" serunya, meresap aura kegelapan yang bersatu dengan kekuatan mereka. Api yang membara mulai membentuk jalur, menyusut dari jalan masuk ke dalam kastil. Kei merasa sedikit lega saat dia berhasil mengendalikan api, tetapi dia juga tahu bahwa bahaya masih mengintai di mana-mana.
Dengan keberanian yang meluap, Lu Bu memimpin jalan, Red Hare melompat melalui api yang menyala-nyala. "Ayo, cepat!" teriak Lu Bu, semangatnya menyala kembali saat melihat jalur yang terbuka. Lu Bu berusaha untuk mengendalikan rasa takutnya dan fokus pada tugasnya. Dia ingin menunjukkan kepada semua orang bahwa dia adalah seorang pemimpin yang berani.
Kei membawa Zhang Liao, sementara Reina membantu Chen Gong. Mereka bergerak cepat, berusaha menghindari reruntuhan bangunan yang mulai runtuh di sekitar mereka. Ketiga karakter tersebut merasakan adrenalin yang mengalir deras di tubuh mereka, mengalahkan rasa takut sejenak.
"Luling Qi!" teriak Lu Bu, suaranya penuh harapan saat ia mencari anaknya di tengah kepanikan yang melanda. "Di mana kau?"
"Tenang, Chen Gong," ucap Reina dengan suara lembut, mencoba menenangkan Chen Gong yang masih gemetar ketakutan. "Kami akan mengeluarkanmu dari sini." Reina berusaha untuk tetap tenang dan memberikan rasa aman kepada Chen Gong, meskipun rasa takut juga menghantuinya. Dia tahu bahwa mereka harus bekerja sama untuk menyelamatkan semua orang.
Reina memegang tangan Chen Gong, berusaha memberikan rasa aman. "Aku tahu kau takut, tapi aku akan melindungimu." Reina mencoba untuk meyakinkan Chen Gong bahwa dia akan aman bersamanya.
"Kau... kau menakutkan," ucap Chen Gong dengan suara gemetar. "Kau... kau sangat kuat." Chen Gong masih merasakan rasa takut kepada Reina, tetapi dia juga tahu bahwa dia membutuhkan bantuan Reina untuk keluar dari kastil.
"Aku hanya ingin membantu," jawab Reina dengan lembut. "Aku tidak akan menyakitimu." Reina berusaha untuk menenangkan Chen Gong dan meyakinkannya bahwa dia tidak akan membahayakannya.
Dari kejauhan, terdengar suara lembut. "Ayah! Aku di sini!" Luling Qi melambai dari balik dinding yang terbakar, wajahnya tampak ketakutan namun berusaha tegar. Luling Qi mencoba untuk tetap tenang, meskipun dia sangat ketakutan.
"Luling Qi!" teriak Lu Bu, suaranya penuh kelegaan. "Aku datang!" Ia berlari, menembus sisa-sisa api dan asap, bertekad untuk menyelamatkan anaknya. Lu Bu merasakan gelombang kelegaan saat mendengar suara putrinya. Dia bertekad untuk menyelamatkannya dengan segala cara.
Namun, jalan menuju Luling Qi tidaklah mudah. Mereka harus melewati lorong-lorong yang sempit, menghindari reruntuhan yang mengancam keselamatan mereka. Kei dengan Dark Demon Horse-nya menerobos reruntuhan dengan kecepatan tinggi, sementara Reina dengan Angel Horse-nya melompati celah-celah di lantai yang runtuh. Lu Bu dengan Red Hare-nya menerobos api yang menyala-nyala, melindungi mereka dari bahaya.
"Ayah!" Luling Qi berteriak, suaranya bergetar karena ketakutan. "Cepatlah!" Luling Qi merasakan rasa takut yang besar saat melihat api yang berkobar di sekitarnya.
"Aku datang, anakku!" Lu Bu berteriak, matanya tertuju pada putrinya. Lu Bu berusaha untuk tetap tenang dan fokus pada tujuannya, meskipun dia sangat khawatir tentang keselamatan putrinya.
Akhirnya, mereka berhasil mencapai Luling Qi. Lu Bu mengangkatnya ke pelukannya, merasakan kehangatan dan keselamatan yang ia butuhkan. "Kita harus keluar sekarang!" Lu Bu merasakan gelombang kelegaan saat dia memeluk putrinya. Dia sangat bersyukur bahwa dia berhasil menyelamatkannya.
Mereka melanjutkan perjalanan, melewati rintangan dengan susah payah. Api berkobar di sekitar mereka, namun Kei dan Reina bekerja sama untuk meredakan api yang menghalangi jalan. Ketiga karakter tersebut harus bekerja sama untuk mengatasi bahaya yang mereka hadapi. Mereka tahu bahwa mereka harus saling mendukung untuk bisa keluar dari situasi berbahaya ini.
"Kita hampir sampai!" teriak Reina, semangatnya tak tergoyahkan meskipun kelelahan mulai menghampiri mereka. Reina berusaha untuk tetap optimis dan memberikan semangat kepada yang lain.
Namun, jalan keluar dari kastil tidaklah mudah. Mereka harus melewati gerbang yang runtuh, menghindari reruntuhan yang mengancam keselamatan mereka. Kei dengan Dark Demon Horse-nya menerobos reruntuhan dengan kecepatan tinggi, sementara Reina dengan Angel Horse-nya melompati celah-celah di lantai yang runtuh. Lu Bu dengan Red Hare-nya menerobos api yang menyala-nyala, melindungi mereka dari bahaya.
"Hati-hati!" teriak Reina, melihat sebuah balok kayu besar yang hampir menimpa Lu Bu.
"Tenang, aku bisa mengatasinya!" jawab Lu Bu dengan nada percaya diri, menunggang Red Hare dengan gagah. Lu Bu berusaha untuk tetap tenang dan menunjukkan keberanian, meskipun rasa takut masih menghantuinya.
Akhirnya, mereka berhasil keluar dari Kastil Louyang yang terbakar, napas mereka terengah-engah. Di luar kastil, mereka melihat langit malam yang gelap, dibarengi dengan cahaya api yang berkedip-kedip dari kejauhan.
"Selamat... kita berhasil," ucap Zhang Liao dengan suara lemah, namun ada rasa syukur yang mendalam di dalam hatinya. Zhang Liao merasa sangat lega karena mereka berhasil keluar dari kastil yang terbakar.
Lu Bu menatap Reina dan Kei, rasa terima kasih menyelimuti dirinya. "Kalian telah menyelamatkan hidupku dan keluargaku. Aku tak tahu bagaimana membalasnya." Lu Bu merasa sangat berterima kasih kepada Kei dan Reina karena telah menyelamatkan dirinya dan keluarganya.
"Jangan sebutkan itu," kata Kei dengan nada tenang, meskipun dia merasa senang bisa membantu. "Kami melakukannya karena itu yang benar." Kei merasa lega karena mereka berhasil menyelamatkan semua orang, tetapi dia juga tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir.
Reina tersenyum, melihat kebersamaan mereka. "Kita semua selamat. Sekarang, kita harus merencanakan langkah selanjutnya." Reina merasa lega dan bahagia karena mereka berhasil menyelamatkan semua orang. Dia tahu bahwa mereka harus bekerja sama untuk menghadapi tantangan yang akan datang.
Saat mereka berdiri di luar Kastil Louyang, meskipun dengan rasa lelah dan ketakutan, harapan baru mulai tumbuh di hati masing-masing. Mereka tahu bahwa perjalanan mereka belum berakhir, tetapi setidaknya kini mereka memiliki satu sama lain untuk menghadapinya. Mereka telah melewati banyak bahaya, tetapi mereka juga telah menemukan kekuatan dan persatuan di dalam diri mereka. Mereka siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang.