Jika tak percaya adanya cinta pada pandangan pertama, Rayyan justru berbeda, karena semenjak melihat Mbak Tyas, dia sudah langsung menjatuhkan hati pada perempuan cantik itu.
Dan dia Rayyan Asgar Miller, yang jika sudah menginginkan sesuatu dia harus mendapatkannya dengan cepat.
"Ngapain masih ngikutin? Kan tadi udah aku bayarin minumannya tah!?"
"Bayarannya kurang Mbak!" Rayyan menyengir lalu menunjukkan sebelah pipinya. "Kiss sepuluh kali dulu, baru aku anggap impas."
"Astaghfirullah!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DB TUJUH
Di kamar hotel, Rayyan sudah bersama dua pewaris tahta lainnya. Guntur dan Aulkafa sama sama bukan anak orang biasa.
Mereka memang bukan anak dari kalangan menengah ke bawah. Ketiga sekawan itu sama- sama memiliki warisan yang tidak surut meski dihabiskan tujuh turunannya.
Ayah Rayyan pemilik, serta CEO dari perusahaan ternama di Indonesia. Bahkan bukan satu perusahaan karena Millers corpora sudah menjadi group yang didalamnya banyak sekali bisnisnya.
Bioskop, real estate, pusat perbelanjaan, pusat permainan, semua itu yang keluarga Rayyan kelola turun temurun.
Guntur, dia juga ahli waris dari X-meria group yang meliputi perusahaan elektronik terbesar, perusahaan property, perusahaan food, sekaligus kontruksi.
Guntur tiga tahun lebih muda dari pada Rayyan, tapi Guntur anak yang paling genius di antara lainnya.
Itu yang membuat kelas mereka setara, bahkan jika mau, Guntur bisa lompat kelas dengan mudahnya. Sayangnya, dia betah bermain dengan dua sahabat sengketanya ini.
Sementara Aulkafa, ayahnya seorang arsitek terkenal. Sahamnya berceceran di banyak perusahaan ternama, dia juga satu satunya pewaris lelaki di keluarga Kaffael.
Bicara soal kekayaan, mereka tidak bisa diremehkan. Tapi kali ini, salah satu dari mereka jatuh cinta pada gadis biasa.
Yah, biasa dari segi materi, tapi perihal kecantikan dan keunggulan, bagi Rayyan, Mbak Tyas mengalahkan pesona artis dunia.
"Lo serius mau nikah nggak bilang- bilang nyokap hah?!" Guntur kembali mengingatkan sahabat yang dia rasa sedang kesurupan.
Aisha orang tua yang paling Rayyan takuti, tapi lihat, Rayyan bahkan sampai berniat untuk tidak memberitahukan Aisha. Rayyan sepertinya benar- benar sedang kesetanan.
"Nyebut, Yan!" peringat Aulkafa.
"Pangesti Ning Tyas!" senyum Rayyan.
"Astaghfirullah," sergah Guntur sambil menggeleng- gelengkan kepalanya, "malah nyebut nama tuh cewek!" katanya heran.
"Dia cantik banget, Gun!" Rayyan tersenyum- senyum persis seperti orang gila. Dan teman temannya cukup miris melihatnya.
"Lo jangan nyari cewek cuma dari tampang doang Yan! Lo perlu pastikan tuh cewek juga berasal dari keluarga baik- baik!"
Rayyan berdiri menatap Guntur. "Baik- baik versi Gue, bukan karena dia anak orang kaya setan! Mbak Tyas berasal dari keluarga baik- baik, Gue yakin didikan Bapak Mbak Tyas bagus!"
"Lo baru kenal mereka Yan!" sambar Aulkafa lagi mengingatkan. Yang mana hal itu membuat Rayyan semakin tersulut emosi.
"Lo Lo semua, temen Gue bukan sih?!"
"Lo mau Gue lompat dari lantai empat buat buktiin kalo Gue temen Lo!?" sergah Aulkafa.
"Bucin gila anjir!" Guntur sempat sempatnya menertawakan dua sahabatnya.
"Biar Rayyan tahu, Gue lebih baik dari pada cewek yang baru dia kenal!" kata Aulkafa.
"Tapi Mbak Tyas nggak bisa dibandingkan sama Lo, Aul!" tegas Rayyan.
Aulkafa berdecak lidah geram. "Nikah itu nggak gampang Yan, Lo butuh kerjaan buat menghidupi keluarga Lo nanti, apa lagi kalo kalian sampe punya anak!"
"Perkara itu gampang!" enteng Rayyan. Dia lelaki, dia tahu caranya menjadi suami, jelas harus menafkahi istrinya lahir batin.
"Gimana kalo bokap Lo tahu Lo nikah sama stranger?!" tanya Aulkafa.
"Yang penting bukan power ranger, aman!"
"Gue serius Rayyan!" Aulkafa naik pitam.
"Gue lebih serius. Lo pikir memantapkan diri buat nikahin cewek gampang?!" sergah Rayyan kembali. Kali ini pemuda itu mulai lelah meyakinkan dua sahabatnya.
"Kalian tahu sendiri, Gue nggak pernah suka sama cewek selama ini!" tambahnya ketus.
Rayyan memang pernah mengidolakan Mbak Mbak, tapi itu dulu, saat dia masih 12 tahun, masih sangat kecil. Sekarang, setelah dewasa dia jatuh cinta pada Mbak Tyas.
"Selama ini Gue nggak pernah kan suka sama cewek?! Coba ingat lagi!" ulang Rayyan.
"Tapi Lo nggak suka sama Gue kan?" Guntur bertanya cengengesan.
"Garing, Nyet!" Aulkafa menampar kepala pemuda berwajah tampan itu.
"Jadi gimana?" Mereka sempat diam diaman, dan Guntur memulai kembali obrolannya.
Rayyan menghela dalam lalu mengembuskan dengan sekali hentakan. "Lo Lo semua, harus dukung Gue buat nikahin Mbak Tyas!" ujarnya.
"Terus kalo Lo dihukum sama Bokap Lo gimana PA?!" sahut Aulkafa.
"Itu urusan belakangan! Yang penting nikahin Mbak Tyas, halal, beres!" kata Rayyan.
"Gimana kalo gara- gara pernikahan ini, terus semua warisan Lo dilimpahkan ke dua Abang Lo sama satu Kakak Lo?" sambung Guntur.
"Gue bisa kerja, Gue yakin Mbak Tyas mau dukung Gue dari nol!" enteng Rayyan.
Guntur tertawa meremehkan. "Basi banget dari nol. Lu pikir nikah itu kayak orang isi bensin dimulai dari nol?" tegurnya. "Lo perlu sukses dulu baru boleh ngajakin anak gadis orang nikah!"
"Jadi kalian nggak mau dukung Gue?" Rayyan menaikan kedua bahunya. "Jadi segini ajah persahabatan kita?"
Rayyan lalu menatap Aulkafa yang diam tak mau bicara. "Aul, Gue sumpahin Lo jodoh sama Mullan kalo Lo nggak mau dukung Gue!"
Seketika Aulkafa bangkit. "Anjir, jangan main- main sama sumpah Lo, setan!"
Guntur mendadak mendelik ketika Rayyan mulai beralih menatapnya. "Jangan sekali kali nyumpahin Gue sama adiknya Aul, ogah Gue punya ipar kayak gini!" tangkisnya ketus.
Rayyan terkekeh, dua sahabatnya memang aneh, dengan musuh musuhnya mereka tidak pernah takut tapi dengan sumpah Rayyan mereka takut sekali.
"Kalian mau dukung Gue kan?"
"Mau gimana lagi?" Guntur akhirnya luluh karena tidak ada pilihan lain selain mendukung keputusan Rayyan menikah dan Aulkafa pun sepertinya begitu.
Rayyan tersenyum manis. "Sebentar lagi kita datang ke rumah Mbak Tyas, tapi ingat, kita datang ke sana tanpa motor mahal, ngerti?!"
"Terus?" Aulkafa protes.
Motor dan dirinya sudah seperti soulmate. Lalu, Rayyan memintanya datang ke rumah Tyas tanpa motornya?
"Kita pake ojek!" kata Rayyan.
"Kenapa emang?" Guntur menyahut.
"Mereka tahunya, Gue anak TKW Singapure, makanya nggak usah flexing!"
Aulkafa mengernyit. "Emang TKW nggak ada punya motor gede? Kan bukannya TKW itu..."
"TKW versi mereka beda, Aul!" Rayyan tahu maksud Aulkafa, TKW itu tenaga kerja wanita yang dikirim ke luar negeri, tapi pengertian dari keluarga Tyas, TKW itu lain.
"Oh..." Aulkafa manggut- manggut.
Guntur menyengir. "Lo nggak bilang kalo Lo anak bungsu pemilik Millers corpora group?"
Rayyan segera mengalihkan manik hijaunya pada pemuda bermata hazel itu. "Sampe Lo keceplosan ngomong itu ke mereka, pulang ke Jakarta tinggal fotonya, Lo!" ancamnya.
"Atutt!" Guntur terkikik.
...Gaiss, buat yg belum tau Igeh kooh yang ini yaa.. Dan yg Cast DB itu visual Tyas, Rayyan, Guntur, Aul dan lainnya.....
itu kata om opik
itu juga yg ak alami
skrg tertawa
bebrapayjam lagi cemberut
lalu g Lma pasti nangis