Kesalahan satu malam yang tak disengaja membuat dirinya terpaksa mengandung anak dari mas ipar nya .
Akibat kehamilan itu , satu persatu rahasia mulai terbongkar .
"Kenapa harus serumit ini jalan yang harus aku lalui ".- Naretta
"Meskipun seluruh dunia mencaci dan menolak mu . Ingatlah , masih ada aku yang menjadi garda terdepan untuk melindungi mu ".- Xabiru Kaivan Winata.
"Apapun cobaan nya , kita hadapi sama-sama ".- Dean Agani
akan kah Naretta mampu bertahan dengan segala cobaan dan mempertahankan rumah tangganya ?
simak kelanjutannya cerita nya .....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna_Ama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18
Hari telah beranjak sore , kini Naretta dan Sasya berpamitan pulang pada Mamah Tesa .
"Mah kita pulang dulu yaa , udah sore takut mas Dean juga udah pulang kerja . " ucap Naretta
"Saya juga pamit Tante .."
"Ya udah kalian hati-hati pulang nya , mamah panggilin mang Udin yaa buat nganter kalian ", kata mamah Tesa
"Gak usah mah , kita udah pesen taksi online kok . Nah itu udah dateng ". Ujar Naretta seraya menunjuk taksi yang sudah singgah didepan gerbang .
"Kita pamit dulu ya tan ", Pamit Sasya lalu mengulurkan tangannya takzim pada mama Tesa begitupun juga Naretta .
"Hati-hati" . Teriak mamah Tesa ketika kedua nya sudah masuk kedalam taksi seraya melambaikan tangan .
.
.
.
Taksi yang mereka tumpangi telah meninggalkan pelataran rumah orang tua Naretta .
"Nar , mamah kamu baik ya orang nya . Andai mamah Stevi masih ada pasti aku masih merasakan kasih sayang nya ". Ucap Sasya lirih , dia mengingat mendiang ibu nya yang memiliki sifat seperti mamah Tesa yang berhati malaikat .
Naretta tersenyum lalu menggenggam tangan Sasya ,"kak , kakak Sasya boleh kok anggep mama Tesa seperti ibu kandung sendiri . Justru mamah Tesa seneng kalo ada keluarga baru ". Kata Naretta tulus
"Makasih Nar , keluarga kalian memang baik hati ". Ujar Sasya dan dibalas senyuman oleh Naretta .
.
"Aduhhhh..." pekik Sasya dan Naretta saat sopir taksi mengerem mobilnya mendadak .
"Bapak kenapa rem mobil mendadak ?" tanya Sasya
"Itu mbakk , didepan ada preman yang hadang mobil kita ". Jawab pak sopir gugup
Naretta dan Sasya melihat kedepan dan ternyata benar ada sekitar 5 orang preman yang menghadang mobil mereka .
"Gimana ini mbak .." ucap pak sopir yang terlihat ketakutan pasalnya para preman itu mendekati mobil dan menggedor pintu nya .
"Bapak tenang , kita baru cari bantuan .." ujar Sasya mencoba menenangkan
"Nar , coba kamu telepon Dean dan aku juga hubungi kak Ivan ".
Naretta mengangguk .
"Heiii ... Keluar kalian ". Teriak ketua preman sambil menggedor kaca mobil dengan keras .
"Aduh Mas Dean kemana sih kok gak aktif ponselnya ". Gumam Naretta gelisah , tapi dia tetap berusaha suami nya itu .
"Mbak saya takut ngadepin preman-preman itu sendirian ". Ujar sang sopir karena dirinya yang sudah berusia 50 tahunan membuatnya berpikir mungkin akan kalah jika menghadapi para preman itu yang berbadan besar dan penuh tatto .
"Sabar yaa pak .." ucap Naretta yang masih berusaha menghubungi Dean
Preman itu terus berteriak dan mengancam akan menghancurkan mobil jika tak ada yang keluar . Terpaksa pak sopir keluar .
"Kak , gimana ini ?" tanya Naretta panik
"Tenang .. Aku udah hubungi kak Ivan , bentar lagi dia kesini . Kita keluar dulu aja gimana ? Kasihan pak sopir nya udah mau babak belur gitu ". Tunjuk Sasya dengan dagu nya yang melihat si sopir sudah dikeroyok oleh para preman .
Naretta mengangguk , kedua nya pun keluar dari mobil .
"Heii .. Kalian berani cuma sama orang tua , sini lawan kita kalo berani !". Teriak Sasya dengan posisi siap pasang kuda-kuda ,padahal dirinya sudah ketar-ketir karena sebenarnya dia tak bisa bela diri tapi demi bisa mengalihkan perhatian para preman agar Naretta juga segera menolong si sopir yang terlihat sudah terkapar tak berdaya diatas aspal .
Para preman menoleh dan menatap Sasya dengan tajam sembari tersenyum menyeringai .
"Besar juga nyali mu nona ..",ucap bos preman . "Tangkap dia .." teriak nya
Para anak buah nya mengejar Sasya yang berlari sedang bos preman menunggu sambil menyulut rokoknya .
"Duh , gimana caranya aku nolongin pak sopir . Bos premannya malah nungguin disitu lagi ". Batin Naretta yang bersembunyi dibalik pohon besar dekat mobil taksi , matanya celingak-celinguk mencari sesuatu yang bisa ia gunakan untuk menghadapi si bos preman . Dan kebetulan disamping pohon ada sebuah balok kayu . Naretta pun mengambilnya dan berjalan pelan-pelan kearah bos preman .
Buugghh ....
Naretta memukul kepala bos preman itu hingga mengeluarkan darah , tapi tak membuat bos preman tumbang justru ia malah membalikkan badannya dan menatap Naretta tajam .
Tangannya terulur menyentuh belakang kepalanya dan menyentuh darah yang mengalir hingga ke tengkuk nya .
"Kaaauuuuu!!!" Geram si bos preman lalu melangkah maju mendekati Naretta .
Naretta mangacungkan balok kayu itu dihadapan bos preman .
"Berani mendekat ku pukul lagi kau dengan balok ini .." ancam Naretta
Bos preman itu terus melangkahkan kakinya maju mendekat membuat Naretta memundurkan kaki nya hingga terpojok pada pohon besar tadi .
Naretta memukulkan balok kayu kearah bos preman , tapi bisa ditepis nya hingga bos preman itu merebut balok kayu itu dan membuang nya .
Naretta panik dirinya sudah benar-benar terpojok .
"Apa yang harus aku lakukan ? Kak Sasya juga lari kemana ini .." batin Naretta
Bos preman menarik tangan Naretta dan mengangkat tubuh nya lalu melemparkan nya ke atas kap depan mobil .
Braakkk .....
"Aarrgghhhh ..." rintih Naretta merasakan sakit pada punggung nya , tiba-tiba perut nya juga merasakan sakit seperti tertusuk dan darah keluar dari sela paha nya dan dirinya merosot ke aspal .
Bertepatan dengan itu Kaivan datang dengan para anak buah nya dan melihat Naretta sudah kesakitan sambil memegang perut nya .
Kaivan mengepalkan tangannya , giginya bergemelatuk menahan amarah yang sudah diubun-ubun .
"Beri pelajaran bed*bah itu ..." perintah Kaivan dengan nada dingin .
"Baik bos .." jawab anak buah Kaivan serempak
Bos preman itu dikeroyok oleh anak buah Kaivan , hingga babak belur dan terkapar tak berdaya berlumuran darah .
Setelah itu anak buah Kaivan membantu sopir taksi yang mungkin sudah tak sadarkan diri .
Sedang Kaivan langsung mendekati Naretta yang terus merintih kesakitan memegang perut nya , darah segar terus mengalir dari sela paha nya .
"Naretta ..." panggil Kaivan seraya tangannya menepuk pelan pipi Naretta yang hampir memejamkan mata nya .
"Mas sakittt .. " Rintih Naretta , tangannya terangkat memegang erat tangan Kaivan
Tanpa basi-basi Kaivan segera mengangkat Naretta membawa nya kerumah sakit .
.
Sedang Sasya terus berlari hingga dia menemukan sebuah kantor polisi . Sasya masuk kedalam dan kebetulan ada seorang polisi yang berjaga di pos depan .
"Pak tolong saya ..." ucap Sasya , nafas nya ngos-ngosan .
"Ada apa mbak ?" tanya polisi yang berjaga
"Saya dikejar preman pak , dia ada dibelakang saya .." tunjuk Sasya dengan tangannya lalu ambruk tak sadarkan dirj .
Polisi menyisir sekitar dan benar saja ada sekitar 3 orang preman yang berbalik badan melarikan diri agar tak tertangkap oleh polisi .
"Aduhh , ini mbak nya malah pingsan .." gerutu polisi itu .
"Jon , tolong bantuin saya .." pinta nya pada temannya sesama polisi yang bernama Joni .
"Ada apa ?" tanya Joni
"Nih bawa mbak ini kerumah sakit .." jawab nya sambil menunjuk Sasya yang masih tergeletak diaspal .
"Dia siap Mul , cantik bener ?" tanya Joni pada teman nya tadi yang bernama Mulyadi
"Jelalatan banget mata lu tau aja ada yang bening , tadi dia dikejar preman . Karena kelelahan dia pingsan , sudah bantu aku bawa dia kerumah sakit ". Ujar Mulyadi dan langsung diangguki Joni .
Mereka membawa Sasya kerumah sakit terdekat . .
.
.
.