Saudara Tiri Tapi Pacaran

Di Bogor, dini hari tepatnya pukul 04.00.

Pak Vino yang ingin sholat subuh dikejutkan dengan kabar dari Venera bahwa Aldi berada di rumah sakit. Parahnya lagi, Venera minta uang tebusan untuk biaya rumah sakit.

Sudah terkejut, lebih terkejut lagi bahwa Rumah sakit yang di tunjuk Venera berada di Bandung.

Pak Vino bahkan di suguhkan foto Aldi yang penuh perban putih di sekujur tubuh dan wajah nya— Lebam penuh warna merah kehitaman.

Pak Vino tak henti-henti nya nyebut dan beristighfar, mungkin ini yang dimaksud keluhan Venela tentang Venera yang suka buat masalah di Bandung.

Pak Vino segera membangunkan Venela, tepat di sebelah unit kamar apartemen nya.

Pelupuk mata Venela perlahan terbuka, terpejam sebentar guna menyesuaikan pandangan mata, lalu bangkit dari ranjang dengan mulut terbuka yang di tutup telapak tangan.

Setelah pintu terbuka Pak Vino langsung mengajak Venela untuk menuju bandung.

Mata Venela langsung segar, bahkan pakaian tidur bergambar Frozen pun lekas-lekas dia ganti setelah Pak Vino menyebut Venera sedang buat masalah di Bandung.

Setelah tiga puluh menit mandi dan sudah rapih, Venela langsung menghampiri Pak Vino yang tengah memanaskan mobil mewah nya.

"Kok bisa-bisa nya sih Aldi ada dirumah sakit Bandung, Era apa yang kamu lakukan bodoh!" Gerutu sebal Venela.

Pak Vino yang sibuk mengecek rem dan kondisi mobil yang lain langsung menoleh setelah mendengar celotehan Venela.

Mengambil ponsel dan menyodorkan wajah mengenaskan Aldi tepat pada kedua bola nya yang membulat sempurna.

"Apa ini" Kata Venela dengan wajah berkaca-kaca. Sedih rasanya kalau lihat Venera semakin barbar dari yang sebelumnya.

"Ini pasti ulah Venera, kurang ajar banget anak setan satu itu!" Sewot Pak Vino.

"Sabar pah, tolong jangan dimarahin ya Era" Gumam Venela, memohon dengan wajah melas.

Pak Vino hanya menoleh singkat, lalu menyuruh Venela untuk masuk ke dalam mobilnya.

Mumpung satu arah dan dekat dari Bogor, Pak Vino singgah dulu di Jakarta Selatan untuk menjemput Bu Anita sebelum terjun ke Bandung.

Butuh waktu 3 jam lebih rombongan Pak Vino sampai di bandung lewat Tol Cipularang.

Pak Vino nampak murka memarahi habis-habisan dengan nada bentak kepada Venera.

Venela hanya melihat dengan pandangan samar, dan tidak bisa berkata-kata, karena pada dasarnya, Venela terlihat sangat kecewa dengan perlakuan Venera.

Bu Anita pun sama tak kalah kecewa nya dengan Pak Vino dan Venela, beliau hanya bisa menangis tanpa henti melihat anak gadisnya hampir membunuh Rezaldi yang sedang melamun tak percaya.

Patah hati semalam masih belum sembuh, kali ini perasaannya ditusuk lagi oleh perkataan sarkas dari Pak Vino.

"Kamu itu taruh otak nya dimana!, lihat apa yang kamu lakukan, hampir saja membunuh saudara kamu sendiri!" Amuk Pak Vino.

Venera menunduk dalam tangisan "Maaf pah, itu bukan rencana..."

"JANGAN MENGELAK!" Tukas Pak Vino.

Venera terkejut, dengan nada bicara yang semakin tinggi dari sebelumnya.

Plak!!

Pak Vino menampar pipi Venera, hingga Venera tersungkur ke lantai dengan deraian air mata di pipi.

Rezaldi terus memprovokasi Pak Vino "Kedua orang itu katanya dibayar satu juta pah sama Venera" Katanya dengan tatapan murka mengarah kepada Venera, Aldi sangat kecewa sekali dengan perbuatan Venera yang sudah diluar batas.

Pak Vino mengambil gelas yang ada di atas nakas samping ranjang rumah sakit, lalu menghempaskan ke lantai sebelah Eca duduk sambil tertunduk ketakutan.

Venera tak henti-henti nya menangis menahan broken heart sekaligus broken home.

"Papah tolong Era" Batin Venera memanggil orang tuanya yang sudah meninggal dunia.

"Mas sudah..." Akhirnya sang ibu membela, setelah melihat Venera yang begitu sangat menderita dengan rambut bermekaran akibat terus dijambak oleh Pak Vino.

Venera langsung memeluk erat Bu Anita dengan tangis cecegukan yang begitu hebat.

"Ada apa ini ribut-ribut?" Kata petugas keamanan rumah sakit.

Bu Anita menoleh ke arah satpam itu, beliau langsung menceritakan kronologi sebab dan akibat keributan ini.

Hingga akhirnya Venera langsung dibawa pulang oleh Bu Anita untuk kembali ke Jakarta.

Venela, dan Pak Vino fokus menjaga Aldi yang masih berada di Rumah Sakit Mayapada Bandung.

Selepas kepergian Venera.

Pak Vino yang ditemani Venela terus menjaga Aldi dengan penuh sayang, termasuk Venela lebih dari sekedar sayang, bahkan melebihi.

"Pah, biar Ela yang urus Aldi" Kata Venela.

Pak Vino mengangguk.

Venela menyuapi makanan yang sudah diberi perawat rumah sakit untuk Aldi. "Maaf ya sayang, atas tingkah laku adik kembar saya" Kata Venela

"Iya sayang, tidak apa-apa" Kata Aldi dengan senyuman.

"Pacaran kok sama saudara tiri" Timpal Pak Vino yang sedikit menggoda.

"Papah cemburu nih?" Kata Venela.

Pak Vino terkekeh, lalu menghampiri Aldi dan Venela "Papah dukung kok hubungan kalian"