Ini lanjutan dari Novel keduaku yang berjudul "Gadis Barbar Kesayangan Tuan Muda Lumpuh"
Edgar merasa ada yang aneh dalam dirinya, dia mencoba memeriksakan dirinya ditemani oleh asisten setianya yang bernama Leo. Begitu ia datang kerumah sakit Edgar menemui dokter Andrologi, betapa terkejutnya ia mendapati hasilnya yang menyatakan kalau dirinya impoten.
Dibalik kesedihan pasti ada kebahagian yang telah di persiapkan oleh Tuhan, Edgar di pertemukan dengan seorang gadis tomboy bernama Zalea yang berasal dari keluarga broken home. Sebuah keajaiban datang ketika Edgar dan Zalea tak sengaja bertemu disuatu tempat, ia yang dinyatakan impoten tiba-tiba bereaksi ketika melihat Zalea.
Bagaimana kisah cinta Edgar dan juga Zalea? Apakah mereka akan bersatu?
Yuk simak ceritanya 💃🥰🤗
HAPPY READING 😚
Jangan lupa bintang 5 nya ya readers 🙏😚
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kegugupan Edgar
Keesokan harinya.
Semua undangan sudah tersebar, dan hanya orang-orang tertentu yang diundang untuk menghadiri acara pesta pernikahan Edgar dan juga Zalea. Keamanan dijaga ketat oleh Leo, keluarga Wiguna juga sudah berkumpul di salah satu gedung milik mendiang Wiguna.
Zalea kini tengah di rias secantik mungkin oleh MUA terkenal, sedangkan Edgar tengah menatap dirinya di cermin dengan wajah gugupnya.
"Njir, kenapangue gugup kayak gini sih? Ini mah gugupnya melebihi apapun, jantung gue udah kayak lampu jedag jedug, dangdutan dulu gak sih biar gak gugup," gumam Edgar.
Edgar kebetulan hanya sendirian di sebuah kamar, dia mengambil hp nya lalu menyetel musik dangdut favoritnya.
"Versi koplo ah, biar seruu." gumam Edgar senyum-senyum sendiri.
Pecah Seribu
Ha-ah-ah-ah-ah
Hu-uh-uh-uh-uh
Bimbang, ragu
Sementara malam mulai datang
Hasratku ingin bercermin, tapi
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
Ibarat bunga
Aku takut banyak kumbang yang hinggap
Aku tak mau
Patah, patah, tangkaiku patah
Aku tak mau
Bimbang, ragu
Sementara malam mulai datang
Hasratku ingin bercermin, tapi
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
ho-oh-oh
(La-la-la-la-la-la-la-la)
(La-la-la-la-la-la-la-la) ho-oh
Hanya dia
(Dia, dia, dia, dia, dia)
(Dia, dia, dia, hanya dia)
Hanya dia
Yang ada di antara jantung hati
Tempat bermanja, tempatnya rindu
Tempat curahan hati yang damai
Entah apa
Bagaikan kayu basah dimakan api
Api curiga, api cemburu
Api kerinduan yang membara
Oh, angin, kabarkan
Melati di depan rumahku menantimu
(Ha-ah-ah-ah)
Bimbang, ragu
Sementara malam mulai datang
Hasratku ingin bercermin, tapi
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
Ibarat bunga
Aku takut banyak kumbang yang hinggap
Aku tak mau
Patah, patah, tangkaiku patah
Aku tak mau
Bimbang, ragu
Sementara malam mulai datang
Hasratku ingin bercermin, tapi
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
ho-oh-oh
(La-la-la-la-la-la-la-la)
(La-la-la-la-la-la-la-la) ho-oh
Hanya dia
(Dia, dia, dia, dia, dia)
(Dia, dia, dia, hanya dia)
Hanya dia
Yang ada di antara jantung hati
Tempat bermanja, tempatnya rindu
Tempat curahan hati yang damai
Entah apa
Bagaikan kayu basah dimakan api
Api curiga, api cemburu
Api kerinduan yang membara
Oh, angin, kabarkan
Melati di depan rumahku menantimu
(Ha-ah-ah-ah)
Bimbang, ragu
Sementara malam mulai datang
Hasratku ingin bercermin, tapi
Cerminku pecah seribu, pecah seribu
Ha-ah-ah
Ha-ah-ah
Duhai angin, kabarkanlah, melati menanti
Duhai angin, kabarkanlah, melati menanti
Duhai angin, kabarkanlah, melati menanti
Duhai angin, kabarkanlah, melati menanti
"Hobbahhh.. Assseeekkkk," ucap Edgar sedikit berteriak.
Edar meliuk-liukkan badannya mendengar alunan musik yang ia putar, dia bahkan tak sadar jika ada yang terus mengetuk pintunya dari luar. Rasya dan juga Burhan tengah berdiri di depan pintu, mereka di tugaskan untuk menyusul Edgar untuk turun ke ruang VIP dimana acara pernikahannya dilaksanakan.
"Lagi ngapain tuh orang daritadi gak nyaut?" keluh Rasya.
"Coba dengerin deh, kok kayak ada suara musik di dalem?" ucap Burhan.
Rasya menempelkan telinganya tepat di depan pintu, samar-samar ia mendengar musik dangdut, ia menoleh pada Burhan lalu menganggukkan kepalanya menandakan kalau apa yang di dengar itu benar.
"Bener-bener tuh si botuna." kesal Rasya.
"Apaan botuna?" tanya Burhan.
"Bocah tua nakal, lagian dia ngapain malah dangdutan? kagak sabaran bener jadi orang, padahal ini hari yang sakral loh." heran Rasya.
"Kayak gak tahu aja si Edgar lu, ayo terobos aja." ucap Burhan.
"Yaudah ayo." sahut Rasya.
Burhan dan Rasya pun menerobos masuk ke dalam kamar Edgar, dilihatnya Edgar tengah berjoget menggunakan piyama diatas kasur. Keduanya melongo melihat sisi lain Edgar, mereka menggelengkan kepalanya tak percaya.
"DUHAI ANGIN KABARKANLAH, MELATI MENATIIII.." teriak Edgar dengan suara fals nya.
Burhan mengambil bantal yang berserakan dibawah kasur, dia melayangkan bantal tersebut tepat di kepala Edgar.
Sreeetttt..Plukk.
"Buset!" Edgar terkejut.
Edgar melihat kearah bawah dimana kedua bestie nya tengah berdiri menatap kearahnya, dengan cengengesan Edgar turun dari atas kasur seraya merapikan piyamanya.
"Dasar orang gila!" sewot Rasya.
"Lu kan mau nikah Ed, ngapain lu malah dangdutan?" heran Burhan.
"Habisnya gue gugup bro, jadi buat hilangin rasa gugup gue jadinya gue coba hibur diri sendiri." jawab Edgar.
"Matiin musiknya." titah Rasya seraya berkacak pinggang.
Edgar menuruti perintah Rasya, dia bagaikan seorang adik yang tengah di omeli oleh kakaknya. Tak lama kemudian Adel datang menyusul Rasya dan Burhan yang tak kunjung kembali, dia mengeluarkan tanduknya melihat Edgar masih memakai piyama.
"EDGAR GIOMANI!" teriak Adel dengan suara menggelegar.
Deg!
Tubuh Edgar seketika membeku di tempat, didalam sejarah hidupnya hanya Adel yang ia takuti dan yabg membuatnya tak bisa berkutik.
"Madam keluar, baru nyaho loe." ejek Rasya.
"Kayaknya, kita harus minggir ngasih jalan buat madam Adel." bisik Rasya.
Rasya dan Burhan memberikan jalan untuk Adel, mereka bergeser kesamping mempersilahkan Adel maju untuk mengomeli Edgar.
Glukk..
Edgar menelan salivanya dengan susah payah, Adel dengan raut wajah yang menakutkan langsung menjewer telinga Edgar. Bagaimana tidak, akad nikah akan dilaksanakan satu jam lagi, tetapi Edgar masih belum bersiap.
"Aww, sakit madam." protes Edgar.
"Lu niat nikah gak sih? Cepet ganti baju!" sewot Adel.
Edgar mengusap-usap telinganya yang memerah akibat ditarik oleh Adel, wajahnya berubah cemberut layaknya anak kecil. Jika Edgar sudah bersama anggota keluarganya terutama bersama Adel dan juga Indah, sikapnya akan sangat bertolak belakang dengan Edgar yang dikenal oleh orang-orang, Edgar yang dingin akan berubah seperti anak kecil. Sejak kecil Edgar sudah dipisahkan dari ibu kandung dan saudara kembarnya, ayahnya dijadikan robot oleh kakek dan juga ibu tirinya, dia tak pernah mendapatkan kasih sayang seperti apa yang ia dapatkan dari Adel dan juga Indah. Sikap Adel yang barbar dan juga tegas membuatnya seperti memiliki kakak perempuan, sikap Indah yang lembut membuatnya seperti tengah bersama ibu yang sesungguhnya, meskipun Adel dan yang lainnya sering mengomel padanya tetapi Edgar tidak pernah diambil hati.
Adel mengambilkan baju yang sudah di pesan dari butik terkenal oleh Indah, dia memberikan baju tersebut pada Edgar.
"Pakai sekarang juga!" tegas Adel.
"Ya madam keluar dulu, masa aku ganti baju di depan madam?" ucap Edgar.
"Kalo gue keluar, yang ada lu malah gak siap-siap." ucap Adel.
"Ya malu dong diliatin, kalian keluar dulu lah." usir Edgar.
"Ck, udah pake aja sih ribet amat. Lagian gue juga gak bakalan nafsu liat perkutut lu yang imut, gue lebih suka pedang mas Al yang gagah berani." ucap Adel berdecak.
"Kita keluar, tapi gue kasih waktu 5 menit." ucap Rasya.
Edgar menganggukkan kepalanya sebagai jawaban, Adel dan dua bestienya pun keluar dari kamar Edgar. Mereka menunggu Edgar di depan pintu, setelah melihat ketiganya keluar Edgar buru-buru memakai pakaiannya. Saat sudah selesai Adel masuk kembali, dia merapikan pakaian pria yang sudah ia anggap adiknya sendiri, dia bahkan hampir mengeluarkan air matanya terharu karena iba melihat Edgar masih bisa bertahan sejauh ini setelah masalah besar berhasil ia lewati.
sehat selalu bersama keluarganya 😘🌼🌻🌷🌸🌹 untuk kak author 😉
dari awal si madam sama Al😁😁😁✌️
dia bisa memaafkan walaupun tidak bisa melupakan tapi dengan rasa itu mungkin bisa membuat hatinya merasa tenang karena dengan mendendam tidak akan ada rasa berkesudahan✌️
semangat Edgar semua demi calon baby mu💪
aku juga sedih bacanya 😢😢😢
Edgar polos sama kocak
Leo campur"sama ujungnya kocak juga karena itu kalau bertiga pasti seru dan heboh😁👍👍👍