NovelToon NovelToon
Kasihku Yang Takkan Hilang

Kasihku Yang Takkan Hilang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Reinkarnasi / Cinta Murni / Bad Boy
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: M. Novri Al-zanni

Demand adalah seorang petarung maniak dan menakutkan di sekolah Giulietta. Pertarungan selalu ada di depan mata, tanpa pandang bulu, hanya ada perkelahian baginya. Sebuah geng ataupun seorang individu, yang kuat ataupun yang lemah, yang memiliki kuasa atau tidak, semuanya akan dimusnahkan.
Rekannya Miller sedang diculik oleh sekelompok geng misterius, tanpa ragu Demand datang seorang diri ke markas geng tersebut. Dalam beberapa saat geng itu dibuatnya tak berkutik dan hancur dikalahkan olehnya.
Namun ternyata seorang wanita cantik terlibat dalam masalah itu dan juga sedang disandera, ia bernama Lasiana. Seorang wanita cantik dengan karakter pemalu dan baik hati itu membuat Demand mengalami cinta pandangan pertamanya. Tapi... siapa sangka hal itu akan membawanya kepada kematian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon M. Novri Al-zanni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menaklukkan

Aku terlambat beberapa menit masuk sekolah karena bangun kesiangan dan pagi-pagi harus berlari mengantar Shania ke rumahnya. Kemudian harus mandi, makan dan berangkat ke sekolah, padahal aku sudah berusaha untuk berangkat dengan cepat. Sampai-sampai tidak membereskan kamar, dan mengurus kebun.

Tapi tetap saja aku telat masuk sekolah, padahal pagi-pagi sekali aku sudah berniat untuk berdiskusi dengan teman sekelas untuk rencana kami hari ini. Karena saat aku datang ke kelas pelajaran sudah di mulai, akhirnya aku akan menunggu sampai jam istirahat tiba. Guru yang mengajar tidak berani menghukum ku karena masih takut kalau muridnya akan memberontak seperti sebelumnya.

Dengan tenang dan sopan aku mengatakan kalau hanya di kelas ini saja semua murid telah berubah. Jadi aku sendiri yang memaksa guru untuk memberikanku sebuah hukuman. Ini adalah bentuk tanggung jawab dan ku harap dengan ini aku bisa memberi contoh kepada orang lain.

Akhirnya karena aku memaksa guruku untuk memberikanku sebuah hukuman. Mau tak mau guruku memberikanku sebuah hukuman berupa mendapatkan tugas yang lebih banyak untuk dikerjakan dari pada yang lainnya. Dengan senang hati aku menerima hukuman itu, bahkan itu sama sekali tidak sulit untukku.

Setelah itu aku duduk dan mengikuti pembelajaran di kelas bersama-sama dengan teman-temanku. Hingga akhirnya waktu istirahat tiba, aku mengumpulkan mereka semua sebelum akhirnya pergi meninggalkan kelas. Saat itulah aku membagi isi kelas ini menjadi 8 kelompok.

"Jadi dalam satu kelompok ada yang mendapatkan 4 anggota dan 3 anggota" ucapku yang berbicara di depan mereka.

"Lalu pembagian anggotanya bagaimana?" Ucap Gerald sambil mengangkat tangan.

"Dalam satu tim harus terdiri satu orang yang kuat dan dapat di andalkan" ucapku yang kemudian mendiskusikan pembagian anggotanya agar memiliki kekuatan yang seimbang.

Hal ini kulakukan agar jika terjadi sesuatu yang buruk, semisal anak kelas satu memberontak. Orang yang kuat dalam suatu kelompok bisa menangani masalah yang terjadi. Jadi aku tidak akan mengambil anggota yang dominan untukku, seperti Miller dan Roy untuk ku jadikan anggota. Tetapi aku akan memilih orang-orang yang kekuatannya di bawah mereka.

Aku sudah menentukan siapa saja yang akan memimpin kelompok ini. Dengan berurutan aku akan menyebutkan ketua kelompoknya, pertama adalah aku sendiri, Roy, Miller, Rouge, Gerald, Ford, Rogers, dan terakhir Melo. Kemudian para anggotanya memilih sendiri kemana ia akan bergantung dengan pemimpin kelompok mereka.

Kemudian dalam diskusi yang singkat itu, kami segera berpencar dan menjalankan tugas masing-masing. Sesuatu dengan urutan kelompok yang ku sebutkan, aku mewakili untuk mengurus kelas 1A, Roy mengurus kelas 1B, Miller mengurus kelas 1C dan seterusnya seperti yang sebelumnya ku sebutkan.

Dalam waktu istirahat yang singkat ini kami berharap besar bahwa apa yang kamu lakukan ini dapat mempengaruhi mereka. Mempengaruhi mereka kepada jalan yang baik dan benar sebagai seorang murid yang seharusnya.

Aku memasuki kelas 1A dan aku tidak terkejut saat melihat kelasnya berantakan dan berisi dengan anak-anak nakal. Kelompokku terpilih sebagai kelompok yang memiliki 3 anggota termasuk aku. Hal ini sudah diperhitungkan semuanya olehku agar dalam satu kelompok tidak ada yang terlalu anjlok.

"Perhatian semuanya, dengarkan aku" ucapku dengan tegas kepada mereka.

Beberapa orang diam dan memperhatikanku, beberapa yang lainnya tidak mempedulikan keberadaanku. Mereka yang diam dan mematuhiku sedang membicarakanku, mereka sepertinya mengenalku karena itu mereka diam dan menurut dengan ucapanku.

Seperti biasanya, aku memukul meja dengan keras hingga membuat seluruh isi kelas ini diam dan memperhatikanku yang sedang berdiri di depan. Wajah mereka terlihat kesal dan tidak suka padaku yang sok menjadi ketua di antara mereka. Itu wajar karena mereka masih dalam tahap remaja yang suka memberontak.

Beberapa anak nakal maju dan berdiri di depanku dengan wajah kesal, "Hei siapa kau! Jangan macam-macam dengan kami, kami sama sekali tidak mengenalmu!" Ucapnya sambil menunjukkan jarinya ke wajahku.

Lalu ada satu murid di belakang yang berkata, "Hari ini kau bisa mampus Tyo!" Ucapnya yang sepertinya orang yang berbicara barusan itu tahu siapa aku.

"Aku? Mampus oleh bajingan ini? Meskipun dia adalah kakak kelas bukan berarti aku tidak bisa duel dengannya" ucapnya yang membuat satu kelas bersorak-sorai untuk bertarung.

Sepertinya kelas ini sudah memiliki calon pentolan di kelas ini. Mumpung belum terbentuk secara sempurna, aku masih bisa menangani ini dengan mudah. Baiklah jika mereka ingin aku bertarung, maka akan kulakukan seperti apa yang mereka inginkan.

"Baiklah kalau begitu dari kalian berlima yang berdiri di depanku, akan ku hadapi kalian" ucapku dengan tersenyum meremehkan mereka.

"Demand, apa kau serius akan melakukan ini?" Tanya Daniel yang mengkhawatirkanku.

Aku tersenyum dan berkata, "Serahkan saja semua ini padaku, dan mohon bantuannya jika terjadi sesuatu padaku" ucapku agar membuat mereka berdua tenang.

Kau benar-benar sok sekali, kau akan mati sekarang juga" ucapnya sambil melayangkan tinjunya yang penuh dengan emosi.

Karena tinjunya yang dikuasai oleh emosinya, ini akan menjadi mudah. Orang-orang yang tidak bisa mengendalikan pikiran mereka di saat situasi bertarung, mereka akan kalah. Karena setiap serangan baik pukulan dan tendangannya akan menjadi mudah di baca.

Tapi akan sulit untukku karena aku menantang 5 orang sekaligus. Aku tidak bisa menyerang balik dengan mudah, karena aku harus terus memperhatikan keempat orang lainnya yang ikut bertarung denganku. Tapi aku tidak perlu khawatir, pikiranku saat ini benar-benar terasa tenang, aku bisa menghadapi mereka semua dengan mudah.

Buagh! Plak! Duagh! Mereka terus melancarkan serangan kepadaku. Tapi aku terus menepis serangannya dan sesekali menyerang balik serangan mereka. Di saat ada celah, itu adalah kesempatan untukku, ada satu anak yang loncat dan berniat untuk menendangku. Anak itu telah salah mengambil langkah, dengan tubuh pendeknya, aku bisa menangkap kakinya dengan mudah.

Kemudian aku menarik kakinya dan ku putar-putar dan dijadikan sebagai senjata dan perisai untukku. Anak-anak nakal ini menjadi ragu untuk melawannya, karena jika mereka menyerang, aku pasti akan menjadikan teman mereka sebagai perisai untuk menahan serangan mereka. Yang artinya teman mereka akan terluka, tapi ada satu anak yang mengendalikan semua ini.

Dia benar-benar orang yang tidak berperasaan dan tidak peduli dengan temannya. Siapa namanya tadi? Kalau tidak salah salah satu temannya menyebut, "Tyo". Ia tidak peduli dan terus menghajarku meski temannya lah yang menjadi samsak.

Semua orang yang melihatnya menjadi geram melihat kelakuan Tyo yang tidak mempedulikan temannya. Dia benar-benar sudah gila, entah kenapa aku seperti melihat diriku di masa lalu. Kemudian aku mengangkat temannya dan melemparnya kepada keempat temannya dan strike! Mereka semua terjatuh bersama-sama.

"Gilaaaaaa! Dia benar-benar melawannya seorang diri?!"

"Siapa dia aku tidak pernah melihatnya? Apakah dia kakak kelas?"

"Ku dengar dia adalah pentolan di kelasnya, kalau tidak salah namanya terkenal!"

"Dia adalah Demand, salah satu murid yang katanya berpotensi untuk menjadi pentolan di sekolah kita"

"Menurut rumor yang ku dengar hampir dari semua anak-anak kelas dua berisi orang-orang hebat, karena itulah pentolan sekolahnya adalah Bryan yang merupakan anak kelas dua"

Ucap orang-orang di kelas sambil mengobrol satu sama lain dan menonton pertarunganku 1 vs 5. Aku telah membuat mereka semua terkejut dengan kemampuan yang ku miliki, termasuk anggota kelompokku yang ikut terkejut. Sepertinya aku terlalu menonjol, seharusnya aku berpura-pura kena serang dan terjatuh saja tadi.

"Kau sialan! Mati saja kau!" Teriak Tyo sambil berlari ke arahku dan melayangkan tinjunya yang lagi-lagi penuh dengan emosi.

Dengan mudah aku menghindarinya, dan segera menyerang balik. Aku memukul perutnya dari bawah ke atas, hingga membuat ia terpental ke belakang dan menabrak meja dan kursi di kelas. Bruak! Seketika pertarungan itu berakhir karena tidak ada orang yang berani maju untuk melawanku.

"Baiklah apa kalian sudah sadar sekarang? Dan apakah kalian mau mendengarkan ucapanku sekarang?" Ucapku dengan tegas kepada mereka semua.

Mereka langsung menurut dengan perkataanku, dan segera membereskan meja-meja dan kursi ke tempatnya. Kemudian semua orang segera duduk di bangkunya masing-masing dengan rapih. Sementara itu mereka meletakkan Tyo yang sedang pingsan di belakang dan membiarkannya di lantai.

"Baiklah terima kasih banyak, aku senang kalian semua menurut. Daniel, Alan, aku serahkan sisanya kepada kalian, aku ingin beristirahat sebentar" ucapku sambil berjalan ke arah meja guru dan duduk di sana.

"Baiklah kami akan mewakili Demand untuk berbicara" ucap Daniel.

"Langsung ke intinya saja, mulai sekarang kalian harus menjadi murid yang baik dan berbakti kepada guru. Kalian harus menghormati guru kalian dan jangan ada lagi murid nakal di kelas ini" sambung Alan dengan suaranya yang tegas.

"Aku berharap kalian semua mengerti, dan kami akan sangat senang jika kalian bisa menjadi bagian dari kami" sambung Daniel kepada seluruh isi kelas.

Kemudian ada satu murid yang mengangkat tangannya, "Kenapa tiba-tiba kalian menjadi seperti ini? Bukankah sebelumnya tidak ada satupun di antara dari kalian yang berniat untuk menjadi murid baik?" Ucapnya dengan heran kepada kami.

"Uhm ... Itu semua sebenarnya karena atas perintah Demand. Jadi akhirnya kami terbiasa untuk melakukan hal baik ke depannya, dan entah kenapa rasanya lebih baik daripada saat kami menjadi anak nakal" ucap Daniel sambil tersenyum dan menggaruk-garuk kepalanya.

"Benar, sebenarnya sejak awal aku tidak terlalu tertarik untuk menjadi anak nakal. Tapi karena situasi sekolah yang buruk mengharuskanku menjadi anak nakal. Tapi berkat Demand, kami tidak lagi menjadi anak nakal, dan ku harap kalian juga bisa berubah. Kami akan menyambut kalian dengan tulus" ucap Alan sambil tersenyum lebar walau dia malu-malu untuk mengatakannya.

Kemudian setelahnya aku bangkit dan kembali berdiri di depan kelas untuk berbicara, "Baiklah seperti yang dikatakan oleh teman-temanku. Ku harap ke depannya kita bisa menjadi teman yang baik" ucapku dengan suara yang sangat sopan dan menundukkan kepalaku sebagai bentuk permohonan kepada mereka.

Mereka yang melihatku sampai menundukkan kepala dan memohon seperti itu, membuat hati mereka tersentuh.

"Kau tidak perlu sampai seperti itu, apa sekarang aku harus memanggilmu kakak?" Ucap salah satu murid di kelas.

"Benar, kami akan menjadi murid yang seperti kalian inginkan!" Sambung yang lainnya.

"Aku juga pernah mengharapkan sekolah ini menjadi sekolah yang baik" ucap yang lainnya.

Yang kemudian seluruh kelas bersemangat dan menuruti perintah kami. Pada akhirnya tugasku di kelas ini telah berhasil walau harus melakukan kekerasan. Karena kekerasan adalah salah satu cara untuk merubah pola pikir orang yang bebal atau sudah terlanjur rusak.

Kelas ini menjadi kelas kedua yang mau berubah dan menjalani murid baik setelah kelas kami. Kemudian aku dan teman-teman pamit kepada anak kelas 1 dan kami kembali ke kelas. Melihat kelas kami yang masih dalam keadaan kosong, sepertinya aku, Daniel, dan Alan terlalu cepat menyelesaikan tugasnya. Kira-kira tantangan seperti apa yang terjadi pada kelompok yang lainnya.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!