NovelToon NovelToon
Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Iparku, Kekasih Rahasia Suamiku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta setelah menikah / Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Penyesalan Suami / Pelakor jahat
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mommy2R

Luna harus menerima kenyataan pahit saat mengetahui jika suaminya yang baru saja menikahinya memiliki hubungan rahasia dengan adiknya sendiri.
Semuanya bermula saat Luna yang memiliki firasat buruk di balik hubungan kakak beradik suaminya (Benny dan Ningrum) yang terlihat seperti bukan selayaknya saudara, melainkan seperti sepasang kekasih.

Terjebak dalam hubungan cinta segitiga membuat Luna pada akhirnya harus memilih pada dua pilihan, bertahan dengan rumahtangganya yang sudah ternodai atau memilih menyerah meski perasaannya enggan untuk melepas sang suami..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mommy2R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(Pesan WhatsApp Yang Hilang)

Beberapa hari setelahnya.

Karena kondisi Retno yang sudah membaik, ia pun akhirnya diperbolehkan pulang oleh dokter yang menanganinya. Bersama Ningrum, ia kembali ke rumahnya dengan menaiki sebuah mobil taksi.

"Kenapa kamu sendirian yang menjemput Mama, Ning, ke mana mas dan papamu?" tanya Retno sesampainya mereka di rumah.

"Mas sama papa sedang bekerja, Ma. Makanya, cuma aku yang menjemput Mama," jawab Ningrum.

"Benny bekerja? Bukannya dia sedang cuti untuk berbulan madu bersama Luna?" tanya Retno, tak mengerti.

Ningrum menghentikan langkahnya, ia menatap Retno dan berkata, "Mas Benny sudah mulai bekerja sejak kemarin, Ma. Dan sepertinya mas Benny membatalkan rencana berbulan madunya bersama mbak Luna,"

Retno mengernyitkan dahi, "Kenapa begitu?" tanyanya.

Ningrum mengedikkan bahunya sambil tersenyum, "Entahlah," ucapnya cuek.

Ningrum lantas berjalan mendahului Retno, ia membuka pintu dan meminta mamanya untuk segera masuk ke dalam rumah.

"Mama harus segera menasehati Benny. Dia tak boleh acuh seperti ini kepada istrinya sendiri," gumam Retno sembari berjalan melewati Ningrum.

Mendengar hal itu, ekspresi Ningrum seketika berubah. "Lebih baik Mama fokus saja pada kesehatan Mama sendiri. Urusan mas Benny dan mbak Luna biarlah menjadi urusan mereka berdua," ucapnya.

Retno membalikkan badan, "Urusan Benny dan Luna sekarang menjadi urusan yang serius bagi Mama. Mama tak akan membiarkan rumah tangga anak Mama berantakan hanya karena masalah sepele." tegasnya.

Ningrum langsung terdiam.

Usai berkata seperti itu, Retno lantas kembali melangkahkan kakinya. Ia berlalu dari hadapan Ningrum dan berjalan menuju ke kamarnya.

Di kamar, Retno langsung menutup rapat pintu kamarnya serta menguncinya seolah ia tak ingin ada seorangpun yang mengganggunya.

"Hallo, Ma," ucap seseorang dari seberang telepon yang baru saja dihubungi Retno. "Bagaimana keadaan Mama? Apa Mama sudah baik-baik saja? Mama di mana sekarang?" tanya seseorang itu yang tak lain adalah Luna.

"Keadaan Mama sudah membaik, Luna. Mama sudah diperbolehkan pulang dan saat ini Mama sudah berada di rumah," jawab Retno.

"Mama dipindahkan ke rumah sakit mana sih, Ma? Kenapa rasanya susah sekali bertemu dengan Mama?" tanya Luna. Dari nada bicaranya, Retno menangkap jika menantu perempuannya itu tengah merasakan kekecewaan.

"Mama dirawat di rumah sakit umum yang lokasinya di jalan xx, Luna. Mama di sana selama 3 hari," jawab Retno, menjelaskan.

"Ah masa sih, Ma? Tapi sewaktu aku datang ke rumah sakit itu bersama bunda, pihak rumah sakit mengatakan kalau Mama sudah dipindahkan ke rumah sakit lain sesaat setelah Mama siuman," terang Luna.

Retno menautkan kedua alisnya, ia tampak bingung usai mendengar ucapan Luna.

"Semua orang tak bisa ku hubungi. Nomor Wa mas Benny dan juga nomor Wa papa Hendra tiba-tiba saja tak aktif. Cuma nomor Wa Mama saja yang bisa ku hubungi, tapi sayangnya Mama tak pernah menanggapi telepon maupun pesan yang ku kirimkan," lanjut Luna.

Retno semakin bingung. Ia menjauhkan ponselnya dari telinga dan mencoba mengecek aplikasi Wa-nya. Ia membuka pesan atas nama Luna dan juga mengecek riwayat teleponnya.

Setelah itu, Retno kembali menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Tak ada pesan masuk ataupun telepon darimu, Luna," kata Retno.

"Tak mungkin kalau tak ada, Ma," sanggah Luna. "Aku selalu menghubungi Mama, tapi Mama yang tak ada respon. Aku kira Mama marah padaku," ucapnya lagi.

Retno menggelengkan kepalanya, "Tidak, Luna. Mama tak punya alasan apapun untuk marah padamu," bantahnya.

"Tunggu ya, Ma.."

Untuk beberapa saat lamanya, tak terdengar lagi suara Luna dari seberang telepon. Yang terdengar hanyalah bunyi seperti seseorang yang tengah memainkan ponselnya.

"Aku sudah mengirimkan screenshot-an isi pesanku pada Mama beberapa hari ini. Silahkan nanti Mama cek," kata Luna.

"Ah iya, baiklah."

Tak lama kemudian, telepon pun berakhir.

Retno beralih pada pesan yang belum lama ini dikirimkan oleh Luna, ia langsung membuka dan membaca satu persatu pesan bergambar yang isinya hasil screenshot-an beberapa pesan Luna yang tak ada di aplikasi WhatsApp-nya.

Retno mengernyitkan dahi sambil melongo saat mengetahui rentetan pesan yang dikirim Luna ke nomor WhatsApp-nya.

"Bagaimana mungkin pesan-pesan Luna ini tak ada di WhatsApp-ku, sedangkan bukti screenshot-an darinya saja ada?" gumamnya.

Sejenak Retno terdiam. Ia sedang mengingat-ingat hal yang berkaitan dengan ponselnya, satu persatu anggota keluarganya ia curigai sebagai pelaku yang sengaja menghapus pesan-pesan dari Luna sebelum ia sempat membacanya.

"Papa? Tak mungkin papa yang melakukannya, dia tak memiliki alasan untuk menghapus pesan Luna. Apa jangan-jangan ini perbuatan Benny? Tapi-" Retno meragu. "Untuk apa dia melakukannya?"

Retno menepis jauh-jauh pikiran buruknya terhadap dua lelaki yang dicintainya itu. Sekarang, pikiran buruknya beralih kepada satu-satunya anak perempuan yang dimilikinya.

"Ningrum.." Retno menghela nafas. "Setelah niat buruknya terhadap Luna ketahuan olehku, membuat pikiran negatifku langsung tertuju padanya."

Retno bangkit dari duduknya, ia tiba-tiba saja berjalan cepat menuju ke pintu kamarnya dan kemudian melangkah keluar.

"Wanto.." teriaknya memanggil nama sang Supir.

Dari arah belakang rumahnya, terlihat Wanto yang sedang berlari menuju ke arahnya. Pria berusia 40an tahun itu terengah-engah saat berhenti di hadapan majikannya.

"Iya, Nya, ada apa?"

"Panaskan mobil saya sekarang juga dan antarkan saya ke kantor, ada hal yang ingin saya bahas dengan anak serta suami saya," titah Retno.

"Ba- baik, Nya."

Wanto seketika berlari menuju ke garasi mobil dan melaksanakan apa yang diperintahkan nyonya besarnya tadi.

Sementara itu, sambil menunggu mesin mobilnya dipanaskan Wanto, Retno duduk-duduk di sofa ruang tamunya sembari menempelkan ponselnya ke telinga.

"Halo, Ma.." ucap Benny dari seberang telepon.

"Halo, Benny, kamu masih sibuk, Nak?"

"Tak terlalu. Kenapa memangnya, Ma?" tanya Benny balik.

"Mama mau ke kantor, Benn, ada hal penting yang ingin Mama bahas denganmu dan papa,"

"Hal penting apa, Ma?"

"Ya pokoknya pentinglah. Nanti kita bicarakan saja di kantor," ujar Retno.

"Tak bisakah Mama membicarakannya sekarang saja? Soalnya sebentar lagi aku mau pergi ke suatu tempat,"

"Kamu mau pergi ke mana? Dan sama siapa?" cecar Retno.

"Sama-" Tiba-tiba saja suara Benny menghilang.

Retno tak lagi mendengar apapun dari sambungan teleponnya. Ia menjauhkan benda pipihnya itu dan mengecek apakah panggilannya masih tersambung.

"Benny.." panggilnya kemudian.

Tak lama, suara Benny pun kembali terdengar. "Ah iya, Ma. Gimana?"

"Kamu mau pergi sama siapa? Dan ke mana, Nak?" tanya Retno, mengulangi pertanyaannya tadi.

"Sama- sama teman kantor, Ma," jawab Benny gugup.

Retno terdiam sejenak, ia seperti merasa ada hal aneh yang sedang terjadi pada Benny. Sebagai seorang ibu, Retno memiliki feeling yang kuat terhadap anak semata wayangnya itu.

"Benny berbohong padaku." batin Retno.

"Jadi pergi?"

"Ssstt!"

"Suara itu.. apa yang sedang kalian berdua lakukan di kantor?" Retno tiba-tiba saja murka. Nada bicaranya meninggi setelah mendengar suara yang begitu dikenalnya. "Jawab pertanyaan Mama, Benny! Apa yang sedang kalian berdua lakukan di kantor?!"

Nyutt..

"Argh!" Retno terduduk di sofa dengan tangan kanan yang meremas kuat dadanya. Penyakit jantungnya kembali kambuh akibat amarahnya yang tak bisa dikontrolnya.

"Ma! Mama kenapa?"

"Halo, Ma... Mama..."

_

1
Uti Enzo
Luar biasa
Ma Em
Ningrum si biang kerok yg mau memisahkan Luna dan Benny sengaja diadu domba agar mereka salah paham begitu juga dengan ibunya Benny dan pak Hendra mertuanya Luna agar mereka bisa benci sama Luna nomor WA Luna diganti agar tdk bisa dihubungi dan menghubungi emang dasar si Ningrum setan sdh usir saja si Ningrum dari rumah pak Hendra
Ma Em
Ningrum cuma anak pembantu yg diangkat derajatnya dijadikan anak angkat sama majikan ibunya tdk tau diri malah mau menggangu pernikahan anak majikannya si Beny yg blm bisa move on dari Ningrum begitu jg Ningrum tdk mau melepaskan Beny kalau kata aku mah mending Luna berpisah saja sama Beny daripada cuma makan hati sama Beny dan Ningrum
Ma Em
Luar biasa
Kafuka Fuura
Aku senang banget tidak salah pilih membaca cerita ini, semoga selalu berlangsung terus thor!
Mommy2R: terima kasihh 🤩
total 1 replies
NotLiam
Wow, thor punya bakat menulis yang luar biasa!
Mommy2R: terima kasihh 😍
total 1 replies
Mommy2R
SELAMAT MEMBACA 😊
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!