Novel ini lanjutan dari novel "TOUCH YOUR HEART" jadi jika ingin nyambung, bisa mampir dulu ke novel Author yang itu.
Nizar adalah seorang pilot muda yang tampan, kehidupan Nizar seakan kiamat kala melihat kedua orang tuanya meninggal secara bersamaan. Hidup Nizar seakan hampa bahkan sifat Nizar pun berubah menjadi dingin, cuek, dan juga galak.
Nizar dan adiknya Haidar harus melanjutkan hidup meskipun terasa sangat sulit tanpa kehadiran kedua orang tuanya. Hingga pada akhirnya, seorang wanita cantik tiba-tiba hadir di kehidupan Nizar dan memporak-porandakan perasaan Nizar.
Siapakah wanita cantik itu? apakah wanita itu mampu mengembalikan semangat hidup Nizar atau malah sebaliknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon poppy susan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 Bos Tampan
Sementara itu, Risa sedang makan siang di perusahaan itu bersama teman barunya. Risa benar-benat sangat bahagia bekerja di sana karena bisa bertemu dengan artis-artis papan atas yang saat ini sedang digandrungi netizen.
"Ris, bagaimana rasanya dekat dengan Pak Haidar?" tanya Lola.
"Gak gimana-gimana sih, dia tidak banyak bicara justru aku merasa serba salah berada fi dekatnya," sahut Risa.
"Ya Allah, Ris, semua orang di sini ingin banget bisa dekat dengan Pak Haidar bahkan banyak juga artis papan atas yang tebar pesona kepada Pak Haidar tapi sayang doi terlalu cuek dan dingin," ucap Lola.
"Iya, sayang banget ya, padahal sudah punya wajah tampan kalau banyak senyum kayanya Pak Haidar akan lebih tampan," sahut Risa.
Haidar adalah anak kedua dari pasangan almarhum Rizar dan juga Dara. Dulu mamanya seorang artis papan atas, jadi siapa yang tidak kenal kepada Haidar. Haidar memang menurun dari mamanya, dia sangat tertarik dengan dunia entertainment berbeda dengan kakaknya Nizar, yang menurun kepada Papanya yang menjadi seorang Pilot.
Tidak lama kemudian, ponsel Risa berdering dan itu dari Haidar. "Lol, aku pergi dulu ya, Pak Bos suruh aku ke ruangannya," ucap Risa.
"Oke," sahut Lola.
Risa berlari menuju ruangan Haidar, pada saat Risa ingin membuka pintu ruangan Haidar, ternyata dari dalam Haidar pun membuka pintu sehingga Risa terbentur pintu itu sampai terjatuh ke lantai.
"Aw...."
Haidar menatap bingung Risa. "Kamu ngapain duduk di lantai?" tanya Haidar.
"Astaga Pak, siapa yang duduk, barusan saya kejedot pintu. Kenapa Bapak gak bilang-bilang jika ingin membuka pintu?" kesal Risa.
"Memangnya kamu siapa? kenapa aku harus bilang-bilang dulu sama kamu?" sentak Haidar.
Risa pun segera bangkit dan mengusap keningnya yang terasa ngilu itu. Bahkan sekarang terlihat benjol dan memerah membuat Haidar justru mengulum senyumnya. Risa yang sadar Bosnya itu sedang menertawakannya, dia pun hanya bisa diam.
"Ada apa Bapak memanggil saya?" tanya Risa.
"Ikut aku ke ruangan pemotretan," seru Haidar.
Haidar pun segera melangkahkan kakinya dan Risa dengan cepat mengikuti Haidar. Langkah Haidar sangat cepat membuat Risa harus setengah berlari untuk mengimbangi langkah Haidar. Tidak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka pun sampai di ruangan pemotretan.
Risa sangat kagum saat masuk ke ruangan itu, ternyata banyak sekali artis papan atas yang sedang melakukan pemotretan. Baik pemotretan untuk iklan atau pun untuk film.
"Selamat siang Pak Haidar, tumben datang ke sini, pasti Pak Haidar mau lihat pemotretan saya ya," ucap salah satu artis dengan gaya centilnya.
"Tidak juga, aku ke sini hanya ingin memantau saja," sahut Haidar dingin.
Risa sampai menahan senyumannya kala jawaban Haidar tidak sesuai ekspektasi artis itu. "Siapa kamu? kamu karyawan baru ya, di sini?" sinis Wita.
"Iya, Mbak Wita," sahut Risa.
"Loh, kamu tahu dari mana nama aku?" tanya Wita.
"Lah, anda 'kan artis jelas aku kenal lah," sahut Risa.
"Ah iya, aku lupa. Berarti aku artis terkenal ya, sehingga semua orang tahu aku," ucap Wita dengan bangganya.
"Mbak Wita, boleh aku minta foto?" tanya Risa.
"Boleh dong," sahut Wita dengan senangnya.
Risa mengeluarkan ponselnya, lalu memberikannya kepada Haidar membuat Haidar mengerutkan keningnya. "Apaan ini?" tanya Haidar bingung.
"Pak, maaf fotoin aku sama Mbak Wita," ucap Risa dengan sengirannya.
"Aku bos kamu, berani sekali kamu menyuruhku!" sentak Haidar.
"Yaelah, cuma foto doang kok. Buruan dong Pak, mumpung aku masih cantik ini belum keringatan," ucap Risa.
Haidar menahan rasa kesalnya dan terpaksa mengambil gambar Risa dan Wita. "Nih, sudah," ucap Haidar dengan mengembalikan ponsel Risa.
"Terima kasih, Pak," ucap Risa dengan senyuman bahagia.
Haidar hanya bisa geleng-geleng kepala. Wita tersenyum ke arah Haidar dan dengan cepat menghampiri Haidar dengan gaya centilnya. "Pak Haidar, apa Pak Haidar tidak ada rencana mengajak aku jalan-jalan nanti malam?" ucap Wita.
Risa lagi-lagi harus menahan senyumannya kala melihat tingkah artis itu. Risa baru tahu, ternyata sekelas artis papan atas pun berusaha merayu dan menggoda Haidar secara terang-terangan.
"Memangnya kamu siapa?" tanya Haidar sinis.
Wajah Wita seketika memerah merasakan malu yang sangat luar biasa. Mana Haidar mengatakan seperti itu di depan semua orang membuat image Wita terjun sampai ke dasar. Setelah mengatakan itu, Haidar pun pergi dari ruangan sana dan Risa dengan cepat mengikuti Haidar.
Haidar masuk ke dalam ruangannya. "Pak, kenapa Bapak menolak ajakan Wita? padahal diluaran sana, banyak pria yang ingin ngedate sama dia," tanya Risa.
"Bukan level aku," sahut Haidar dingin.
"Busyet, sekelas Wita saja bukan level Bapak, pasti yang jadi istri Bapak harus level Angelina Jolie," ucap Risa serius.
Seketika Haidar menatap Risa dengan tajam membuat Risa terdiam dan menundukkan kepalanya. Sementara itu di kantor Binar, dia tidak bisa fokus bekerja karena apa yang barusan dia lihat membuat hatinya terasa sangat sakit. Dia tidak menyangka, jika pria yang sudah 3 tahun menemaninya ternyata mengkhianatinya.
"Apa salahku Atta, kenapa kamu tega-teganya mengkhianati aku seperti ini?" batin Binar dengan deraian air matanya.
Berbeda dengan Binar yang sedang sedih, Atta dengan santainya keluar dari ruangan rawat seorang pasien yang diduga selingkuhannya itu. Atta masuk ke dalam ruangannya dan mengerutkan keningnya kala melihat paperbag dari sebuah restoran itu.
"Loh, ini makanan dari siapa?" gumam Atta.
Tiba-tiba terdengar suara pintu di ketuk. "Masuk!" ucap Atta.
"Dok, ruangan nomor 3 mengeluh sakit dibagian perutnya," ucap Suster.
"Baik, saya segera ke sana," sahut Atta.
Suster itu hendak pergi. "Tunggu, Sus!"
"Iya, ada apa Dok?" tanya Suster.
"Apa Suster melihat ada orang yang masuk ke ruangan saya dan membawakan makanan ini?" tanya Atta.
"Oh, tadi ada Nona Binar ke sini dan membawa itu," sahut Suster.
"Apa? kapan?" tanya Atta panik.
"Kurang lebih, setengah jam yang lalu," sahut Suster.
"Apa dia datang hanya untuk membawa makanan ini?" Atta kembali bertanya.
"Iya, tadi Nona Binar menanyakan dokter lalu saya beritahu dia jika dokter sedang berada di kamar pasien," sahut Suster.
Atta kaget, sudah pasti Binar melihat dirinya tadi. Atta ingin menghubungi Binar, namun ada pasien yang harus segera dia tangani. Akhirnya Atta pun memilih untuk pergi menemui pasien.
Binar melihat ponselnya dan ternyata Atta sama sekali tidak menghubunginya. "Keterlaluan sekali, apa dia belum lihat makanan yang tadi aku bawa? kenapa sampai sekarang dia belum menghubungi aku?" batin Binar dengan kesalnya.