Novel ini lanjutan dari Antara Takdir dan Harga Diri. Bagi pembaca baru, silahkan mulai dari judul diatas agar tau runtun cerita nya.
kehilangan orang yang paling berharga di dalam hidup nya, membuat Dunia Ridho seakan runtuh seketika. Kesedihan yang mendalam, membuat nya nyaris depresi berat hingga memporak porandakan semua nya.
Dalam kesedihan nya, keluarga besar Nur Alam sedang bertikai memperebutkan harta warisan, sepeninggal Atu Nur Alam wafat.
Mampu kah Ridho bangkit dari keterpurukan nya?.
silahkan simak.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alvinoor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rasa Hati.
Nona Evie sebagai owner restoran seafood itu menatap kearah Ridho, "benar kau akan mengganti semua kerusakan ini?" tanya nya.
"Ya!, katakan saja, jika aku mampu, akan aku gantikan, asal masuk akal!" sahut Ridho tenang.
Nona Evie diam beberapa saat lama nya, dia menatap kearah manajer Lie, lalu beralih kepada Ridho, setelah menghitung beberapa saat lama nya, "semua nya lima puluh juta mas, kau punya uang untuk menggantikan nya?" tanya wanita itu dengan senyum jahil nya.
Meskipun tidak masuk akal, tetapi karena tidak ingin memperpanjang masalah, Ridho segera mengeluarkan Gold card nya, dan menyerahkan kepada nona Evie sang owner restoran seafood itu.
Untuk beberapa saat lama nya, nona Evie yang mengerti dengan gold card ini terkesima bukan main, tidak banyak orang yang memegang gold card ini, hanya segelintir orang saja, itu dikarenakan kan Bank internasional Swiss sangat ketat dalam mengeluarkan kartu ini.
"Kau boleh menggesek sebanyak kerugian mu yang disebabkan oleh perkelahian ku tadi!" ujar Ridho menyerahkan gold card itu kepada nona Evie.
Tidak hanya nona Evie yang kaget, bahkan Yuanchi sendiri jauh lebih kaget lagi, karena dia tahu jika nilai uang yang ada pada gold card itu minimal satu juta dolar atau satu koma enam milyar rupiah.
Nona Evie dengan rasa gugup menerima gold card itu. Meskipun dia seorang pengusaha sukses juga, tetapi seumur hidup tidak pernah mempergunakan gold card ini kemana mana mana.
Saat kartu itu dimasukan ke mesin, lampu hijau berkedip, namun tidak timbul jumlah dana nya.
"Kenapa nilai nominal nya tidak timbul, kartu ini kosong mas!" ujar nona Evie agak kesal.
"Makanya non Evi!, kita laporkan saja dia, dia ini pasti penipu, kartu ke seperti itu gampang dibuat!" ucap manajer Lie matah.
"Hei badut kota!, nilai nominal nya tidak timbul itu bukan karena kartu gold card ini kosong, kartu gold card itu tidak pernah kosong, itu karena mesin mu tidak mampu menghitung limit nya, diluar jangkauan mesin mu, coba kau potong kerugian mu pasti sukses!" ucap Yuanchi yang memang mengetahui tentang gold card ini.
Nona Evie mencoba memasukan dana yang dia butuh kan sebesar lima puluh juta dan nomor rekening tujuan.
Beberapa saat kemudian, muncul tulisan di mesin itu.
"Transaction successful!" ....
Saat dia memeriksa pada E banking nya, senyum ramah terbit di bibir wanita cantik itu.
"Dana nya sudah masuk ke rekening saya, terimakasih mas maafkan kami yang salah sangka!" ucap nona Evie.
"Heh nona!, kalau saya boleh memberikan usul, berhentikan manajer resto mu ini, aku yakin bila dia yang mengelola, belum sampai dua tahun resto mu ini akan gulung tikar, kau boleh percaya, boleh pula tidak, ini kartu nama saya!" ujar Yuanchi sambil menyerahkan selembar kartu nama nya, lalu berjalan kearah kasir, membayar semua makanan yang mereka makan tadi.
Sepeninggal Yuanchi berjalan ke kasir, nampak wajah manajer Lie cemberut tidak senang.
"Huh!, dasar sok tahu, punya usaha sendiri saja belum tentu ada!" gerutu manajer Lie tidak suka, namun untuk marah marah, dia tidak berani, karena saat itu didepan nya ada nona Evie atasan nya.
Nona Evie menatap kearah nya dengan tatapan sangat tidak suka, "kau tahu dia siapa dia? Dialah Yuanchi Juan, mantan bintang K-pop Seven Angels, dan sekarang CEO perusahaan besar AXSA internasional itu!" ucap nya.
Lemah rasa dengkul manajer Lie mendengar ucapan dari bos nya itu.
Sementara para pengunjung lain nya, saling bergumam tentang Yuanchi.
"Pantesan cantik jelita, dan aku seperti pernah melihat wajah nya, tetapi lupa dimana, eh sekarang aku baru ingat, ternyata melihat orang nya langsung, jauh lebih cantik dari di Dunia maya!" kata salah seorang pengunjung.
"Semoga anak ku ini akan secantik Yuanchi itu bila dia lahir nanti!" ucap seorang wanita muda yang sedang hamil cukup besar, sembari menggosok perut nya.
"Ah rejeki apa hari ini bisa melihat artis kesayangan ku secara nyata tanpa editan kamera lagi, Masya Allah Cantik nya, beruntung sekali pemuda itu!" ujar seorang pemuda tampan.
"Tidak salah juga jika dua orang pemuda bule itu menggoda wanita itu, orang cantik nya luar biasa!" sahut teman nya.
"Ya!, Yuanchi adalah satu satu nya artis K-Pop yang paling aku sukai, selain cantik jelita, bodynya itu lho, lain dari pada artis K-Pop lain nya yang rata rata kerempeng, artis satu ini serba padat, dada yang sangat busung, dan bokong yang besar, meskipun tubuh nya tidak gemuk!" timpal yang lain nya lagi.
Sementara itu, Ridho dan Yuanchi sama sama diam saat di perjalanan pulang.
"Kok diam!, tidak tanya kek!" terdengar suara Yuanchi memecah kesunyian.
"Tanya tentang apa?" tanya Ridho tetap fokus ke depan mobil nya.
"Ya barang kali tentang pemuda idiot tadi!" jawan Yuanchi.
"Untuk apa?, tidak ada guna nya kan?" tanya Ridho lagi.
"Tetapi Anchi ingin bercerita!" ujar Yuanchi menatap kearah wajah Ridho.
"Bercerita lah bila itu kau anggap perlu, namun sembunyikan lah bila itu kau anggap perlu disembunyikan!" jawab Ridho puitis.
"Nama nya Steve!" ujar Yuanchi memulai cerita nya.
"Siapa?" .....
"Pemuda songong tadi!" ....
"Maksud ku siapa yang tanya!" ....
Yuanchi cemberut, memencongkan bibir nya, menatap kesal kearah Ridho.
"Anchi serius kepengen cerita, biar tidak ada salah paham pada Abang, Anchi takut Abang mengira Anchi macam macam" ujar wanita cantik jelita itu.
"Cerita lah!" ....
"Nama nya Steve!" Yuanchi mengulangi kata katanya tadi.
Ridho menoleh kearah nya sambil tersenyum, "siapa?" ....
"Siapa yang nanya lagi!" sahut Yuanchi menjulurkan sedikit lidah nya kearah Ridho.
"Tidak!, orang serius nanya kok, siapa…… yang nanya!" sambung nya lagi sambil terkekeh.
"Nah iya kan, Abaaang!, Anchi serius nih!" rengek Yuanchi merajuk.
"Iya deh!, nama nya Steve, lalu?" ....
"Kami pernah pacaran lebih dari satu tahun saat Anchi kuliah di Seoul dulu" ujar Yuanchi mulai bercerita.
Di jok belakang, nampak Hafizah dan Syafiq sedang tertidur pulas.
"Oooh jadi cerita nya ini mantan?, CLBK gitu!" goda Ridho lagi.
"Ist Abaaang!, ini Anchi lagi serius cerita nya, Anchi merajuk aja deh!, kaga mau cerita lagi ah!" rajuk Yuanchi memalingkan tubuh nya kearah kiri, menatap ke luar jendela mobil.
"Iya deh, maaf, maaf, cerita lagi deh!" bujuk Ridho.
"Kaga!, Anchi sudah merajuk!" sahut wanita cantik itu.
"Ya udah!, cerita deh!" ....
"Enggak!" ....
"Cerita dong!" ....
"Enggak!" ....
"Maaf deh!" bujuk Ridho.
"Kaga terima maaf!" ....
"Lantas gimana supaya Abang, di maafin sama Nuna?" tanya Ridho.
"Ada cara membujuk nya!" sahut Yuanchi.
"Gimana cara nya?" ....
"ikutin ya!" ....
"He eh!" ....
"Anchi sayang!" ....
"Anchi sayang!" ....
"Kekasih Abang!" ....
"Ke… kekasih Abang!" ....
"Kesayangan abang!" ....
"Ke… kesayangan abang!" ....
"Maafin Abang ya sayang" ....
"Ma… maafin Abang ya sa… sayang" ucap Ridho mengikuti kata kata wanita cantik jelita itu dengan kikuk.
Yuanchi yang merasa menang memutar tubuh nya menatap kearah Ridho dengan senyum dikulum, merasa menang mengakali pemuda itu.
"Iya sayang ku!, Anchi maafin deh!" sahut Yuanchi tersenyum menang.
Yuanchi lalu menceritakan masalah hubungan nya dengan pemuda Steve warga negara Prancis itu.
Sedangkan kali ini Ridho diam mendengarkan semua kisah yang di ceritakan oleh Yuanchi itu.
"Banyak misteri yang tidak Anchi mengerti tentang Abang, maukah Abang berbagi dengan Anchi?" tanya Yuanchi mengharap Ridho bercerita jujur.
Sebelum bicara, terlebih dahulu Yuanchi menarik nafasnya dalam-dalam, "beri Abang waktu Nuna, bukan Abang tidak mau bercerita, tetapi beri Abang waktu untuk mempersiapkan hati, cerita Abang lebih banyak duka nya, ketimbang tawa, hanya cerita dengan Anastasya yang membuat Abang bahagia, sekaligus menderita, menceritakan semua nya, sama hal nya mengorek ngorek luka lama, Abang harus benar benar mempersiapkan hati Abang terlebih dahulu, maaf bila Abang harus jujur, Anastasya tidak akan pernah mati dihati Abang, dia memiliki ruang tersendiri disana, yang tak mungkin tergantikan oleh siapapun juga, Abang sedang berusaha membuat ruang lain di hati Abang untuk Abang tempati Nuna disana, agar Nuna hidup mendampingi Abang kelak bukan sebagai bayang bayang Tasya Dimata Abang, tetapi punya ruang tersendiri pula, meskipun tidak untuk menggantikan atau menggeser Tasya dari hati Abang, Nuna mengerti kan?" ujar Ridho menoleh kearah Yuanchi dengan mata berkaca kaca.
Yuanchi tahu dari cahaya mata itu, ada berjuta luka disana, yang berusaha ditutupi dan di sembunyikan nya.
Yuanchi menyandarkan kepala nya di bahu Ridho, air mata nya mengalir, betapa agung cinta pemuda ini pada almarhumah istri nya, cinta yang tidak ada dua nya. Rasa bangga, terharu, sekaligus iri menyusup didasar hati nya.
"Anchi mengerti bang, Anchi paham dalam nya luka Abang, maafkan Anchi ya bang, Anchi akan selalu mendampingi Abang, membagi kekuatan untuk Abang, terimakasih sudah mengerti Anchi, Anchi pun tidak ingin menjadi bayang bayang kak Tasya, Abang sukai karena ada sosok kemiripan dengan almarhumah Anastasya pada Anchi, Anchi tidak ingin menggusur kak Anastasya dari hati Abang, Anchi hanya ingin sedikit ruang yang Abang sediakan untuk Anchi di sana!" isak wanita cantik jelita itu di pundak Ridho.
Dengan tangan kanan nya, Ridho menggenggam jemari Yuanchi yang kecil lembut dan halus itu.
"Terimakasih atas pengertian mu Nuna, saat waktu nya tiba, Abang akan cerita semua nya pada Nuna, sementara ini, biarkan Abang menata hati Abang, mencoba membuat ruang lain untuk Nuna disana" ucap Ridho.
"Kalau ternyata Abang gagal?" tanya Yuanchi.
"Maka Abang akan mundur, dan mempersilahkan Nuna mencari yang lain yang sekira nya lebih pantas dan lebih baik dari Abang" jawab Ridho.
"Kalau Anchi tidak mau?" tanya Yuanchi lagi.
"Hidup ini harus berjalan terus Nuna, tidak mungkin berhenti ditempat, kau harus siap untuk setiap perpisahan, karena sejati nya hidup ini adalah kematian, dan kematian itu adalah kehidupan sejati, tiap tiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan, siap tidak siap, mau atau tidak mau, suka atau tidak suka, semua pasti terjadi, Abang pun nyaris jatuh saat perpisahan itu tiba tiba terjadi, hilang arah, seperti malam tanpa bulan dan bintang, berlayar ditengah lautan tanpa pedoman, tetapi hidup memang harus terus berlanjut kan?, sedikit demi sedikit, Abang mulai menata kembali puing puing kehancuran ini, ada titipan dari cinta kasih aku dan Tasya yang harus ku jaga!" ucap Ridho dengan suara bergetar.
"Abang!, Anchi sudah bersumpah pada diri Anchi sendiri, jadi istri Abang atau tidak, bagi Anchi itu soal nomor sekian saja, yang utama, Anchi akan mendampingi Abang dan anak anak sampai kapan pun!" sahut Yuanchi.
...****************...
