NovelToon NovelToon
Batal Nikah

Batal Nikah

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintamanis / Selingkuh / Cinta Terlarang / Pelakor / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.7M
Nilai: 4.8
Nama Author: mama reni

Pernikahan yang sudah didepan mata harus batal sepihak karena calon suaminya ternyata sudah menghamili wanita lain, yang merupakan adiknya sendiri, Fauzana harus hidup dalam kesedihan setelah pengkhianatan Erik.

Berharap dukungan keluarga, Fauzana seolah tidak dipedulikan, semua hanya memperdulikan adiknya yang sudah merusak pesta pernikahannya, Apakah yang akan Fauzana lakukan setelah kejadian ini?

Akankah dia bisa kuat menerima takdirnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Tiga

Erik mengejar Ana yang telah keluar dari kafe. Ditahannya tangan gadis itu agar tak berjalan lebih jauh lagi.

"Tunggu, Ana. Kita belum selesai bicara," ucap Erik.

Ana mencoba menepis tangan Erik, tapi kekuatannya tak sebanding dengan pria itu. Sehingga dia akhirnya mengalah.

Erik mengajak Ana duduk di bawah sebuah pohon yang berada di parkiran. Namun, gadis itu tak mau. Dia memilih tetap berdiri. Akhirnya Erik mengalah.

"Ana, jika aku boleh memilih, pasti aku akan memilih menikah denganmu. Aku masih sangat mencintaimu. Aku khilaf. Sekali lagi maafkan aku," ucap Erik.

"Apa kamu pikir dengan kata maaf semua akan kembali. Semua sudah terjadi, tak ada yang bisa merubahnya!" seru Ana dengan suara sedikit meninggi.

Erik menarik napas dalam. Tak tahu harus mengatakan apa lagi. Semua stok kata seolah habis. Dia tahu, semua kata-kata yang keluar dari bibirnya tak akan bisa membuat Ana percaya lagi. Namun, dia masih berharap jika gadis itu bisa menerima keputusannya menikahi Ayu.

"Ana, aku ingin mengatakan siapa wanita yang telah berhasil menggodaku. Aku memang pecundang seperti yang kamu katakan. Begitu mudahnya tergoda dengan bujuk rayunya. Seharusnya aku tegas menolaknya," ucap Erik.

Kembali Ana tertawa dengan sinis. Semua telah terjadi baru pria itu mengatakan penyesalan. Dia tak percaya lagi dengan omong kosong itu.

"Apa kamu pikir dengan mengatakan siapa wanita itu akan merubah pendapat aku tentang kamu? Jika wanita itu tau kita akan menikah, tapi tetap masuk ke kehidupanmu, itu berarti kamu dan dia sama-sama pecundang. Kalian pantas bersama!" seru Ana.

"Ana, aku ingin kamu tau jika wanita itu ...."

"Maaf, Mas. Makanan Anda tadi belum di bayar. Anda di minta menemui atasan kami," ucap salah satu pelayan restoran.

Erik langsung menepuk jidatnya. Dia juga tak menyadari jika tadi langsung pergi padahal belum membayar apa yang mereka makan.

"Nanti aku masuk lagi untuk membayarnya. Beri aku waktu, aku mau mengobrol sebentar," jawab Erik.

"Maaf, Mas. Kami tak bisa memberikan waktu. Jika Anda ingin bicara, selesaikan dulu pembayaran. Kalau nanti Anda kabur, kami yang akan menanggung semuanya," jawab pelayan yang lain. Mereka ada tiga orang.

Pelayan kafe mungkin berpikir jika Erik sengaja minta ulur waktu agar bisa kabur. Sehingga mereka tak mau pergi dari hadapan pria itu.

"Aku tak akan kabur!" seru Erik dengan suara agak lantang.

Perdebatan antara keduanya, memberikan kesempatan buat Ana pergi. Saat Erik berdebat, dia langsung kabur. Mendekati motornya dan melakukan dengan segera.

Erik yang mendengar suara mesin motor langsung menoleh, dan terkejut melihat Ana yang sudah melaju. Dia lalu menggerutu dalam hati.

"Sial, gara-gara pelayan ini aku harus kehilangan kesempatan bicara dengan Ana," umpat Erik.

Setelah melihat motor Ana makin menjauh, akhirnya Erik terpaksa mengikuti kemauan pelayan tersebut. Berjalan menuju satu ruangan. Mungkin ruang manajer mereka.

Ana menjalankan motornya perlahan. Tangisan gadis itu akhirnya pecah. Dari tadi dia telah berusaha menahan air matanya. Tak ingin terlihat lemah di hadapan pria yang telah menyakiti hatinya itu.

Tiba-tiba terdengar guruh bersahutan, pertanda hujan akan turun, tapi Ana tetap mengendarai motornya.

"Di antara sakit yang paling menyakitkan adalah menahan air mata agar tidak jatuh. Mencintai kamu itu seperti bermain hujan. Awalnya aku senang, tapi akhirnya aku sakit"

Ana mengendarai motornya menembus hujan deras yang turun begitu lebat. Air matanya yang jatuh di pipi bercampur dengan air hujan yang membasahi wajahnya. Setiap tetesan air yang jatuh menyapu luka-luka hati Ana yang terpendam dalam dirinya.

Terkadang, Ana bisa merasakan setiap tetes hujan yang jatuh di atas kepalanya seperti membasuh dan menyegarkan jiwa yang terluka. Ia merasa bahwa hujan adalah penghibur setia yang mampu meluapkan rasa sakit yang tak terucap di dalam hatinya.

Tiap helai rambut basahnya mengingatkan Ana akan masa saat awal dia kenalan dan pacaran dengan Erik. Rasa sakit dan kekecewaan yang seolah hilang terbawa oleh tiap tetes hujan yang membasahi wajahnya. Keheningan di bawah guyuran air hujan memberikan kesempatan bagi Ana untuk merenung dan melupakan sejenak perasaan yang begitu membebani.

Motor yang dikendarainya semakin melaju, menerjang setiap rintangan yang terjadi di jalan. Sesekali, bahunya terasa tercengang oleh angin kencang yang bertiup dengan kekuatan. Namun, Ana tak pernah merasa terhenti maupun lelah. Ia merasa motor dan hujan menjadi teman terbaiknya dalam perjalanan untuk menyembuhkan luka hati.

Setiap kilometer yang dilewatinya, semakin jauh membawa luka di hatinya terdorong pergi oleh hujan yang semakin deras. Udara yang sejuk membasahi tubuhnya membantu Ana untuk menyadari bahwa Erik tak pantas ditangisi. Lelaki pecundang dan pengkhianat itu harus mendapatkan pembalasan yang setimpal. Hujan mengajarinya arti keberanian, bahwa dalam setiap patahan ada kesempatan untuk tumbuh kembali.

Akhirnya, Ana sampai di tempat tujuannya. Dia menepikan motornya dan menatap awan mendung yang masih terus membasuh bumi. Teriring dengan hembusan angin, Ana merasa bagian terdalam dari luka hatinya telah terhapus dalam keheningan hujan tersebut.

Ana masuk ke rumah. Saat itu ayah, ibu dan adiknya sedang berkumpul. Mereka hanya menatap kedatangan gadis itu sekilas dan kembali pada kegiatan tadi.. Kehadirannya tak diharapkan mereka.

Saat Ana ingin melangkah lebih jauh memasuki rumahnya, suara seseorang menghentikan gerak kakinya.

"Dari mana aja kamu? Pulang kerja bukannya langsung kembali ke rumah, justru pergi kelayapan entah kemana!" seru ibu tirinya.

"Pel rumah ini kalau lantainya basah karena ulahmu yang seperti anak kecil, pakai mandi hujan segala!" seru ibu tirinya itu.

Ana tak pedulikan omongan mereka, dia dengan berlari masuk ke rumah menuju kamarnya.Tak mau hujan membuatnya sakit. Bisa besar kepala pria itu jika dirinya sakit.

Setelah mengganti bajunya, Ana langsung mengambil undangan yang telah tercetak. Kembali dadanya terasa sesak membaca tulisan di undangan itu.

Ana berjalan keluar kamar menuju dapur. Dia lalu membuang undangan ke tong sampah. Ayu yang ingin mengambil air minum melihat itu lalu mendekati kakaknya.

"Apa yang Kakak buang itu?" tanya Ayu dengan kaki yang terus melangkah menuju tong sampah. Melihat undangan yang terbuang itu, adiknya itu tertawa.

"Sudah aku katakan jangan percaya pada pria. Kakak aja yang kebucinan, mau-maunya membuang uang buat pria!" seru Ayu.

Ana terdiam mendengar ucapan dari Ayu. Kata-katanya itu seolah mengisyaratkan bahwa dia tahu sesuatu tentang Erik.

"Apa kamu tau tentang perselingkuhan yang Mas Erik lakukan?" tanya Ana.

"Tentu saja," jawab Ayu singkat.

"Apakah Kakak mengenal wanita itu?" tanya Ana lagi.

"Sangat mengenalnya!" seru Ayu.

"Katakan siapa wanita itu, Dek?" tanya Ana.

Siap tak siap dia harus siap menghadapi semua ini. Dengan dia menangis, keadaan tak akan berubah.

1
Tita Amelia
Luar biasa
FITRIYAH S.Pd.I
Kecewa
FITRIYAH S.Pd.I
Buruk
Siti Qhalijah
Lumayan
Esti Esti
mamposss
Milady Adara
kebanyakan omong ana..ngabisin tenaga aja..tindakan dong
M Abdillah Fatir
paling tk lama abis dia Niah datang uler Keket dgn alasan menyesal
M Abdillah Fatir
terlalu lebay KLo kata aku dunia nyata GK akan ada kyk gini
Anita Wati
lanjoooot
Anita Wati
/Drool/
Dapur Rinjas
rasain berlian dibuang malah pilih batu
Dapur Rinjas
ya hrs tegas sama penghianat
Dapur Rinjas
pergi aja ana nggak yg usah balik lagi
Dapur Rinjas
saudara tiri gila
Erina Munir
good ana...jngn percaya lgi sama makluk yg modelan kaya gitu...bahayaaaa
Erina Munir
hayuuh siapa lgi nih
Erina Munir
pasti maknya chelsie
Erina Munir
so pasti laah
Erina Munir
ana hamil yg ngidam racka
endang sw
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!