NovelToon NovelToon
Dia Mantan Suamiku

Dia Mantan Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Single Mom / Cinta Terlarang / Wanita Karir
Popularitas:13.8M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Season 2 dari novel yang berjudul Dia Suamiku

Setelah 7 tahun berpisah, Mila kembali bertemu dengan mantan suaminya. Perpisahan mereka yang terpaksa oleh keadaan, membuat cinta dihati mereka tak pernah padam meski Elgar telah berstatus sebagai suami orang.

Akankan mereka kembali memperjuangkan cinta mereka demi sang buah hati?

Cerita itu adalah S2 dari novel yang berjudul DIA SUAMIKU.
Untuk lebih jelasnya, silakan baca S1 nya dulu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DMS 22

Elgar terduduk diatas ranjang. Pikirannya melanglang buana ke tujuh tahun yang lalu.

"Aku tak sabar menanti kehadiran Elgar junior disini." Dia berujar sambil mengusap lembut perut Mila.

Elgar tak akan pernah melupakan setiap kejadian yang dia lalui bersama Mila. Meski singkat, tapi kebersamaanya dengan Mila amat membekas.

Kenapa kau tak memberitahuku jika kau hamil waktu itu Mil?

Elgar memukul ranjang kuat kuat sebagai pelampiasan emosi.

Kembali dia teringat wajah murung Saga saat disekolah. Duduk sendirian sambil menatap iri teman temannya yang berbahagia bersama papanya. Harusnya Saga tak merasakan itu semua andai Mila tak merahasiakan semua ini padanya.

Air mata Elgar menetes. Kasihan sekali Saganya, 6 tahun dia lalui tanpa kehadiran seorang ayah. Dia tahu betapa rindunya Saga pada papanya, tapi kenapa hati Mila tak tersentuh sedikitpun untuk memberitahunya jika ada Saga diantara mereka.

Elgar melihat jam yang bertengger didinding kamarnya. Sekarang jam 10 malam, pantaskah dia datang diwaktu ini. Ya, sebaiknya dia menunggu besok pagi.

"Arrggh." Elgar berteriak frustasi. Kenapa jam seperti tak mau berjalan. Lama sekali pagi, bahkan dia tak mengantuk sama sekali. Tak bisa lagi menunggu, Elgar meraih ponsel, dompet dan kunci mobil.

"Aku harus menemui mereka sekarang."

Tak peduli sudah hampir tengah malam, Elgar berlari keluar rumah. Mengeluarkan mobilnya dari garasi dan segera melajukannya menuju rumah Mila. Dia menyesal sekarang, hari itu, harusnya dia mampir saat Saga menawarinya. Jika saja hari itu dia mampir, semua fakta ini pasti akan lebih cepat terkuak.

Jalanan yang sepi membuat mobil Elgar melaju dengan cepat. Tapi naas, ditengah jalan dia terpaksa putar balik menuju jalan alternatif karena ada kecelakaan.

Gara gara hal itu, perjalanan yang ditempuh Elgar jadi lebih lama. Sekarang sudah hampir jam 1, dia ragu jika satpam gate perumahan Mila mau mengijinkannya masuk.

Tapi sepertinya, semesta sedang merestuinya. Seorang satpam gate tampak ketiduran dengan posisi portal terbuka. Entah yang satunya ada diamana, mungkin sedang keliling atau malah cuti.

Mobil Elgar berhenti tepat didepan rumah Mila. Dia gegas keluar dan hendak masuk, sayangnya pagar dalam keadaan tergembok. Melihat sekeliling sepi, dia nekad memanjat pagar yang tak seberapa tinggi itu.

Tok tok tok

"Mil, Mila." Elgar memanggil lumayan keras. Tak sabar menunggu, dia kembali menggedor sambil memanggil Mila.

"Mil, buka pintunya Mil."

Bu Rahmi terbangun karena suara berisik itu. Ngeri juga tengah malam seperti ini ada yang mengetuk rumah. Tak berani membuka pintu, dia memilih membangunkan Mila. Tapi ternyata Mila sudah keluar kamar sebelum Bu Rahmi membangunkannya.

"Siapa yang nggedor pintu malem malem gini Mil?" Bu Rahmi ketakutan.

"Gak tahu Bu," Mila mengedikkan bahu.

"Mila, buka pintu Mil." Kembali terdengar panggilan dari luar disertai suara ketukan pintu.

"Kok manggil nama kamu Mil? Itu tandanya dia kenal kamu."

Mila memusatkan perhatiannya pada suara yang terus terusan memanggilnya. Sampai akhirnya dia yakin jika itu suara Elgar. Mila berdecak pelan saat matanya melihat jam dinding. Bisa bisanya tengah malam seperti ini Elgar datang.

"Mamah." Saga keluar dari kamar sambil mengucek matanya. Bocah itu ikutan terbangun karena ulah Elgar yang super berisik.

Bu Rahmi mendekati Saga lalu mendekapnya erat.

Saat ketukan pintu berhenti, Mila mendengar ponselnya berbunyi. Tanpa melihatpun, dia sudah tahu jika Elgar yang meneleponnya.

Sementara dirumah Billi, Bu Sari menimpuk anaknya yang sedang molor itu menggunakan bantal. Tak pelak Billi yang sedang tidur langsung terbangun.

"Paan sih buk." Gerutu Billi sambil menguap dan mengucek mata.

"Tuh dengerin, ada yang ngedor ngedor rumah Mila."

Mendengar kata Mila, Billi langsung fokus mengumpulkan nyawanya. Matanya melotot mendengar gedoran pintu dan suara orang memanggil manggil Mila.

"Maling buk." Billi melompat dari ranjang, mengambil kaos lalu berlari kearah pintu.

Plakk

"Aduh." Pekik Billi saat kepalanya dikeplak ibunya.

"Rugi emak kuliahin kalau begok gini. Mana ada maling ngetuk pintu, pakai manggil nama pula. Yang ada, maling itu sembunyi sembunyi." Omel Bu Sari.

Billi garuk garuk kepala, benar juga kata ibunya. Mana ada maling manggil nama. Niat hati ingin jadi pahlawan, tapi belum kesampaian.

"Lihatin sana, siapa tahu dep kolektor. Kasihan, mereka berdua janda, gak ada laki dirumah itu," ujar Bu Sari.

Billi menghela nafas. Ingin balik mengatai emaknya tapi takut durhaka. Mana ada dept kolektor nagih jam segini. Yang ada mereka lagi ngorok dirumah.

Takut terjadi sesuatu, Billi memutuskan untuk melihat kerumah Mila.

...----------------...

Mila geram dengan tingkah tak masuk akal Elgar. Saga sampai kebangun dan ketakutan. Kalau dibiarin, gak hanya Saga yang kebangun, tapi semua warga komplek.

"Bawa Saga kekamar Bu. Biar Mila yang keluar."

Mila mengambil kardigan dikamar lalu mengenakannya. Tak mungkin dia menemui Elgar hanya dengan daster tanpa lengan.

"Kamu yakin Mil?" Bu Rahmi yang tak tahu siapa diluar masih takut.

"Gak papa Bu. Mila tahu siapa yang ada diluar. Dia gak mungkin ngapa ngapain Mila. Ibu dan Saga tidur lagi aja."

Bu Rahmi mengangguk lalu menemani Saga dikamarnya. Sementara Mila mengambil kunci lalu membuka pintu.

Mila memasang wajah kesal sedangkan Elgar tampak lega.

"Kenapa kamu gak bilang jika Saga anakku?" tanya Elgar to the point.

"Kita bahas besok El, ini sudah tengah malam, pulanglah."

Tentu saja Elgar tak puas dengan jawaban Mila. Dia berdecak pelan, bergerak maju hendak masuk kedalam rumah.

"Kamu mau apa?" Mila mendorong Elgar sampai pria itu terhuyung kebelakang.

"Aku mau ketemu Saga. Dia harus tahu jika aku papanya." Elgar tak sabar untuk memberitahu Saga jika dia ayah kandung yang selama ini dia rindukan. Dia juga tak bisa menunggu lagi untuk memeluk putranya itu. Perasaan membuncah dihatinya, membuatnya begitu tak sabar ingin bertemu Saga.

Mila bisa memahami perasaan Elgar. Pria itu pasti tak sabar ingin bisa memeluk putra yang baru dia sadari kehadirannya. Tapi kelakuan pria itu yang tak tahu waktu membuatnya jengkel. Apalagi dia janda, bisa jadi masalah jika tengah malam memasukkan pria kedalam rumah.

"Saga tidur, pulanglah. Besok pagi temui dia."

"Aku mau sekarang." Elgar memaksa masuk tapi lagi lagi Mila mendorongnya.

"Ini tengah malam El."

"Aku tak peduli. Tujuh tahun kamu menutupi fakta ini dariku Mil. Saga itu anakku, darah dagingku. Dan satu hal yang harus kamu pahami, Saga bukan hanya anak kandungku, tapi dia juga bernasabkan aku karena lahir dari pernikahan yang sah. Aku berhak atas Saga, Saga putraku." Elgar yang emosi berbicara sangat lantang, membuat Billi yang baru sampai didepan pagar bisa mendengar dengan jelas. Jarak pintu dengan gerbang memang tak begitu jauh, hanya beberapa meter. Selain itu, dikesunyian malam seperti ini, suara pelanpun bisa terdengar jelas.

Ternyata tak hanya Billi yang datang. Beberapa saat kemudian satpam yang sedang keliling datang karena mendengar keributan yang dibuat Elgar.

"Mbak Mila, ada apa ini?" Seru Pak Satpam dari balik pagar besi yang tergembok.

Mila membuang nafas kasar melihat satpam dan Billi yang berdiri didepan pagar rumahnya.

"Lihat." Mila menunjuk kedua orang tersebut. "Karena ulah kamu, aku bisa kena masalah. Aku ini janda El, ibuku juga. Apa yang akan dipikirkan orang jika ada pria yang datang malam malam." Geram Mila sambil memelototi Elgar. Sejak dulu tak pernah berubah, tak sabaran dan seenaknya sendiri.

Astaga, kenapa aku tak berfikir sejauh itu.

Mila berjalan menuju pagar lalu membuka gembok. Billi begitu penasaran dengan wajah ayah kandung Saga. Kalau dilihat dari mobilnya, jelas bukan orang sembarangan.

"Ada masalah mbak Mila? Siapa laki laki yang datang malam malam sambil teriak teriak?" tanya satpam sambil sibuk memperhatikan sosok yang berdiri membelakanginya.

Elgar tak mau diam saja melihat Mila kena masalah. Dia membalikkan badan lalu menghampiri mereka.

Billi melongo melihat pria yang berjalan kearahnya.

Jangan jangan aku masih mimpi

Billi mencubit lengannya sendiri lalu meringis karena terasa sakit. Belum puas, dia menampar pelan pipinya sendiri.

Ini bukan mimpi. Ayah kandung Saga...... Pak Elgar.

1
TETI Kasianti
😂😂😂
Dwiii_Ha
hap...kayak cicak konon 🤣🤣
Kristina Sihmirmani
Luar biasa
Nani Te'ne
Suka
Martje Langi
aman mila/Casual/
Siti Rakmah
Lumayan
Siti Rakmah
Biasa
Nuryati Yati
👍👍
Nuryati Yati
akhirnya happy ending semua bahagia..terimakasih thor karyamu 👍😍
Nuryati Yati
kenapa kalo janda Ren
Nuryati Yati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nuryati Yati
minta di tapok tu lambe nya
Nuryati Yati
Reno jodohnya Aisyah
Nuryati Yati
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Nuryati Yati
glodak 😂😂
Nuryati Yati
awas pengganggu datang 😆
Nuryati Yati
bilang aja kalo pengen Mil😁
Nuryati Yati
Elgar udh gk tahan
Nuryati Yati
maklum lah Mil Elgar udh puasa lama
Nuryati Yati
surga istri ada pada suami itu bener tp suami jngn ngelarang istri berbakti sm orang tua, lebih baik tinggal bersama biar sama2 bisa merawat orang tua
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!