Dominict Seorang jendral kerajaan yang diam-diam jatuh cinta pada tuan putri namun gengsi untuk menyatakan perasaanya hal hasil Dominict jadi sering menggoda Tuan Putri. Dominict akan melakukan apapun untuk Tuan Putri_nya, pencemburu akut. Tegas dan kejam Dominict hanya lembut pada gadis yang ia cintai. Akan murka ketika sang Putri gadis pujaannya melakukan hal yang berbahaya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ni Luh putu Sri rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
Semenjak Pangeran datang berkunjung untuk urusan kenegaraan, pangeran sering terlihat bersama dengan Tuan Putri. Sama seperti hari ini Pangeran tampak sedang mengajari Putri Ana tentang tatanan kerajaan. Pangeran mengajari Tuan Putri dengan sabar dan sangat manis, sesekali Pangeran memperhatikan Putri Ana di hadapannya dengan tatapan lembut.
" Ana, kau salah mengejanya, sini aku perbaiki! Nanti jika kau menurunkan titah kepada instansi terkait dengan pengejaan yang salah kau akan di anggap bodoh tahu.. " ucap Pangeran lalu mengambil pena di tangan Putri Ana.
Putri Ana, terlihat malu dan memalsukan senyumnya.
" Hehe... Begitu ya. "
Pangeran selalu memanggil Putri Ana dengan hanya namanya saja saat mereka berdua saja, karena mereka sudah sangat dekat dari anak-anak, Putri Ana akan selalu mengikuti Pangeran kemanapun Pangeran pergi dan itu membuat mereka dekat. Karena saat masih Pangeran berusia 13 tahun, Raja Ayahanda Pangeran sering melakukan kunjungan ke kerajaan Savarant untuk tugas kenegaraan. Sekarang tugas itu di serahkan pada Pangeran Benedict.
Dan sekarang di usia pangeran yang menginjak 24 tahun, ia menjadi laki-laki tampan dan di sukai banyak wanita. Bukan hanya tampan ia juga berbakat di segala bidang dan baik hati. Namun tak satupun gadis bangsawan bisa mendapatkan hatinya. Namun berbeda dengan Tuan Putri Anastasia, ia seperti memiliki tempat istimewa di hati pangeran Benedict, Karana sering bersama dari usia Putri Ana 6 tahun dan Pangeran 13 tahun saat pertama kali mereka bertemu hingga saat ini mereka masih sangat dekat.
Dengan lembut, Pangeran mendekatkan bibirnya ke telinga Putri Ana dan berbisik lembut.
" Ana, aku... Mencintaimu, " ucap Pangeran berbisik di telinga Putri Ana lembut. Sontak Putri Ana terkejut mendengar pernyataan cinta Pangeran yang tiba-tiba.
" Hah!! Pa..Pangeran?! " Terkejut.
" Ada apa? Kenapa aku terkejut begitu?" Tanya Pangeran melihat reaksi Tuan Putri Ana.
" Pa...Pangeran.... A..aku.. " gugup.
" Kau tidak perlu menjawabnya sekarang, aku akan menunggu jawaban darimu dengan sabar. Aku hanya ingin kau tahu aku mencintaimu lebih dari yang bisa aku ungkapkan dengan kata-kata. Aku tidak ingin kau pergi dariku. " Ungkap Pangeran penuh perasaan namun ia juga terlihat cemas.
Putri Ana, menatap lekat wajah Pangeran tanpa bisa berkata-kata. Tiba-tiba Pangeran mengusap lembut pipi Putri Ana, Pangeran mencium pelan bibir Putri Ana.
" Aku mencintaimu." Pangeran menyatakan perasaanya begitu tulus.
Tiba-tiba.....
Dominict masuk keruang belajar Putri Ana, dan melihat Pangeran di sana mencium bibir Tuan Putri. Sesaat ia merasa darahnya mendidih. Dominict merasakan hal yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.
Melihat Dominict masuk Pangeran menghentikan ciumannya. Dengan perasaan campur aduk, Dominict masih berusaha tak menunjukan emosinya. Lalu ia berlutut di hadapan Pangeran dan menyampaikan perintah Raja.
" Pangeran, Yang Mulia Raja menunggu anda di ruang rapat. " Ucap Dominict berlutut memberi hormat.
" Begitu, baiklah aku akan segara ke sana. " Jawab Pangeran. Lalu melihat kearah Tuan Putri sambil tersenyum lembut.
" Aku akan segera kembali. " Ucap Pangeran lembut pada Putri Ana. Namun berbeda dengan Dominict, ia menatap tajam Tuan Putri.
" I..iya.." jawab Putri Ana gugup, saat Dominict melirik nya tajam.
Lalu Dominict dan Pangeran meninggalkan ruang belajar Putri Ana, dengan Putri Ana yang tampak bingung dengan maksud tatapan Dominict tadi.
~o0o~
Setelah kejadian itu, Dominict tampak uring-uringan di kantornya. Ia tak percaya akan merasakan hal seperti ini. Dominict merasa kesal dan marah saat ia melihat Putri Ana dengan Pangeran Benedict yang tampak begitu dekat. Ia mulai tidak fokus dengan pekerjaannya. Namun semakin ia berusaha untuk menutupi perasaannya semakin ia berpikir yang aneh-aneh.
" Sial! Kenapa aku jadi seperti ini? " Bertanya pada dirinya sendiri, frustrasi.
" Kenapa aku bisa seperti ini oleh bocah seperti dia..." Berpikir keras.
Kemudian Dominict melihat gambar dirinya yang Tuan Putri gambar saat pelatihan militer. Dominict tersenyum sendiri membayangkan apa yang Putri Ana pikirkan saat itu sampai menggambar dirinya seperti ini.
" Jendral, Tuan Putri ingin bertemu dengan anda." Ucap penjaga dari luar kantornya, memberi tahu Dominict bahwa Putri Ana akan menemuinya.
Dengan cepat Dominict menyimpan kembali gambar itu di laci bersama beberapa alat gambar yang Tuan Putri tinggalkan di balkon.
" Baiklah! Biarkan dia masuk! " Ucap Dominict berusaha bersikap tenang.
" Ada apa? Tidak seperti bisanya anda ingin bertemu dengan saya, Yang Mulia? " Tanya Dominict datar, mencoba tetap menjaga sikapnya di hadapan Putri Ana.
" Aku... Aku ingin mengembalikan jubahmu, Je.. Jendral... " Kata Putri Ana menyerahkan jubah Dominict yang telah terlipat rapi.
Melihat ke arah jubahnya yang di pegang oleh Tuan Putri.
" Oh, tentu. Terimakasih. " Ucap Dominict datar, kemudian mengambil jubahnya dari tangan Putri Ana.
Tuan Putri, tampak mengusap lengannya. Dominict yang melihat hal itu tampaknya tahu ada hal yang ingin Putri Ana sampaikan padanya.
" Ada yang ingin kau katakan? " Tanya Dominict datar.
" Emmm... A..apa anda sibuk hari ini? " Tanya Tuan Putri, malu-malu.
" Kenapa? Tentu saja aku sibuk.. kenapa? Kau ingin menambah pekerjaanku lagi? " Ucap Dominict kesal.
Tuan Putri yang mendengar kata-kata Dominict juga ikut kesal olehnya.
" K..kau ini!! Jaga sedikit kata-katamu! Aku sudah berusaha bertindak sopan padamu, ya! " Kata Putri Ana, kesal.
" Benarkan! Jika kau menemuiku kau akan menambah pekerjaanku!! " Dominict tidak kalah galaknya.
" Aku belum bilang apa-apa, kau sudah menjawab! " Kata Tuan Putri lagi.
" Baiklah! Katakan apa yang kau inginkan! Dan cepatlah! " Kata Dominict, lalu mendengarkan dengan sabar
" Emm.. aku.. " Putri Ana tampak terbata-bata saat Dominict menatapnya menunggu apa yang Putri Ana ingin katakan.
" Katakan dengan jelas kau mau apa? " Tanya Dominict lagi.
" A..aku... aku ingin.... ja..jalan-jalan.... jadi.... temani aku, ya! " Ucapnya gugup dan malu.
" Jalan-jalan, ya. Memangnya kau mau pergi jalan-jalan kemana? " Dominict tampak berpikir sejenak.
" Kau mau mengantarku? " Bersemangat.
" Aku belum bilang aku setuju atau tidak. " Ucap Dominict, melihat Tuan Putri begitu bersemangat.
Putri Ana tampak sedikit kecewa dengan jawaban Dominict. Melihat Putri Ana yang terlihat kecewa, Dominict tampak berpikir.
" Apa ada tempat yang begitu bagus yang ingin kau kunjungi? " Tanya Dominict melembutkan kata-katanya. Tuan Putri menatap Dominict.
" I..iya... " Jawab Putri Ana singkat.
" Baiklah, katakan di mana? " Tanya Dominict.
" Aku..... ingin ke bukit di pinggir kota, dia sana ada Padang rumput yang luas.. aku ingin melihatnya. " Ucap Putri Ana.
" Dari mana kau tahu tempat itu? " Tanya Dominict.
" Dari para pelayan wanita yang bekerja di perpustakaan istana. " Jawab Tuan Putri.
" Baiklah, aku akan mengantarmu ke sana. Tapi jangan lama-lama saat di sana, aku punya banyak pekerjaan! " Jawab Dominict.
" Baiklah. "
Kemudian, Dominict menyiapkan kuda kesayangannya di gerbang istana. Dominict memiliki kuda hitam kesayangan yang tidak sebarang orang bisa menungganginya. Kuda itu memiliki tubuh yang besar dan kekar dan bulu hitam mengkilat. Dan kuda itu yang selalu Dominict tunggangi saat bertugas keluar istana atau berperang.
" Ulurkan tangan anda, Yang Mulia! " Ucap Dominict sambil mengulurkan tangannya dari atas kuda.
Lalu menarik Tuan Putri ke atas kuda dan duduk di depan Dominict yang akan mengendalikan kudanya.
Tak di sangka Pangeran Benedict melihat pemandangan itu. Perasaan menjadi campur aduk, sama saat ia memergoki Putri Ana diam-diam melihat Dominict berlatih di lapangan pelatihan waktu itu.
Bersambung......
Pangeran Benedict juga ok 🫨 bingung