Mengejar Cinta Jendral
Hari ini putri Anastasia duduk di balkon menonton pasukan kerajaan yang sedang latihan. Sesekali putri Anastasia menghela napas panjang, tanda bahwa ia sedang bosan setengah mati.
Putri Anastasia, putri tunggal dari kerajaan Savarant. Orang-orang sering memanggil Putri Anastasia dengan panggilan Putri Ana, usianya baru 17 tahun. Putri Ana cepat bosan jika melakukan hal yang sama terus-menerus.
Sama seperti hari-hari lainnya, putri Ana di beri tugas mengawasi berlangsungnya pelatihan militer, yang bisanya memakan waktu seharian.
Namun Putri Ana cukup senang karena ia bisa melihat orang yang ia sukai secara diam-diam.
Dominict, dia adalah jendral pemimpin pasukan kerajaan. Usianya 12 tahun lebih dewasa dari Putri Ana. Dia adalah pria yang Putri Ana sukai. Sejak pertama ia bertemu dengan Dominict. Meski begitu Putri Ana tak memiliki keberanian untuk menyatakan perasaannya pada Dominict.
Putri Ana melihat Dominict sedang melatih pasukan kerajaan, entah kenapa Putri Ana memilih untuk menggambar Dominict di atas secarik kertas. Tiba-tiba angin berhembus kencang dan menerbangkan kertas yang Putri Ana gambar tadi ke tengah lapangan dan mendarat di tangan Dominict.
Melihat kertas yang mengambang di hadapannya, Dominict mengambil kertas itu dan melihat isi di dalamnya. Mengakat alis dan terkekeh.
" Apa ini milik anda,Yang Mulia? " Kata Dominict sambil menunjukan secarik kertas di tangannya dari tengah lapangan.
" Eh!! Dominict melihatnya! " Batin Putri Ana, terkejut. " I..iya itu milikku." gugup.
Tersenyum melihat lukisan yang hanya sedikit mirip dengannya.
" Tidak mengapa. Tuan Putri." Ucapnya lalu tersenyum pada putri Ana.
Putri Ana tampak gugup sekali, Dominict tahu Putri Ana menggambarnya sedari tadi. Kemudian Dominict menghampiri Putri Ana di balkon.
" Kenapa anda diam saja? Bukankah seharusnya anda berteriak histeris? " Katanya di hadapan Putri Ana, Putri Ana menatap Dominict malu-malu.
" S..sudahlah! Kembalikan itu padaku! " Ucap Putri Ana mencoba merebut kembali kertas di tangan Dominict.
Lalu Dominict mengangkat tangannya meletakan kertas itu di atas kepalanya agar putri Ana tak bisa meraihnya.
" Ah... tidak! Bilang dulu kenapa anda menggambar saya? Apa anda menyukai saya? " Kata Dominict dengan senyuman licik di mulutnya.
Putri Ana terkejut. matanya melebar saat Dominict ingin Putri Ana mengatakan perasaanya pada Dominict.
" Memangnya tidak boleh? Aku bebas menggambar apapun dan siapapun yang aku mau!! Siapa yang bilang aku suka padamu, jendral! " Putri Ana masih mencoba merebut kertas yang Dominict pegang.
" Itu bukan masalah bebas atau tidak, Tuan Putri." Ucapnya tertawa dingin.
Putri Ana menatap kesal pada Dominict.
" Aku bilang kembalikan!! " Putri Ana melompat-lompat di hadapan Dominict mencoba merebut kembali kertas yang ia pegang di atas kepalanya.
" Anda memang sangat lucu saat seperti ini." Tertawa terbahak-bahak.
Putri Ana mulai kesal saat Dominict mengejeknya.
" Dominict!! Cepat kembalikan!!" Bentak sang Putri keras, Putri Ana merasa di permainkan oleh Dominict.
Menghentikan tawanya, dan memandang tajam kearah tuan putri.
" Apa anda mengancam saya?" Menatap tajam ke arah Tuan Putri.
" A.aku tidak mengancam mu! Aku hanya ingin kertas itu kembali! " Jelas Putri Ana masih berusaha mengambil kertas yang Dominict pegang.
" Jangan tatap aku seperti itu!! " Kesal.
" Aku tidak akan mengembalikannya, jadi berhentilah untuk merebut nya! " Masih menatap tajam kepada Putri Ana. Putri Ana melihat Dominict dengan kesal.
" Kenapa?! "
Lalu Dominict menyembunyikan kertas itu di belakang tubuhnya. Kemudian mencondongkan tubuhnya ke arah Tuan Putri. Sambil menyeringai licik.
" Karena saya ingin anda menyerah." Bisik Dominict.
Putri Ana semakin kesal dibuatnya.
" Dominict!!! Kenapa kau selalu menjahili ku?! " Ucap Putri Ana merajuk. Dominict hanya tertawa melihat Putri Ana merajuk.
" Siapa yang menjahili sih? Saya hanya ingin anda mengatakan bahwa anda menyukai saya." Ucapnya sambil mencondongkan tubuhnya ke arah Tuan Putri.
" A.apa maksudmu?! " Putri Ana terkejut dan wajahnya memerah saat dominict ingin Putri Ana menyatakan perasaannya pada Dominict. Melihat reaksi Putri Ana, Dominict tersenyum kecil. Kemudian Dominict berjalan mendekat dan berbisik pelan di telinga Tuan Putri.
" Kau tahu? Aku sudah tahu kalau kau menyukaiku, jadi jangan menyangkal kalau kau menyukaiku." Ucap Dominict berbisik.
Sontak, Putri Ana terkejut Dominict telah mengetahui kalau Putri Ana menyukainya. Lalu Putri Ana berbalik dan menyembunyikan wajahnya yang memerah karena malu. Jantungnya berdetak kencang sampai-sampai putri Ana menyentuh dadanya saking terkejutnya.
" Jangan malu-malu, Tuan Putri. " Tersenyum penuh kemenangan.
" A.aku akan kembali ke kamarku." Kata Putri Ana gugup, mencoba melarikan diri. Dominict tersenyum licik pada Putri Ana.
" Baiklah, saya juga sedang sibuk. " Tersenyum penuh kemenangan melihat Putri Ana pergi meninggalkannya di sana. Kemudian Dominict melihat kertas itu lagi lalu tersenyum sendiri.
Tak lama ia melanjutkan tugasnya kembali, melatih pasukan kerajaan di lapangan.
Sementara itu Putri Ana yang sampai di kamarnya membanting pintu dengan kesal.
" Dasar Dominict bodoh! " Ucap Putri Ana kesal. " Dia selalu saja begitu! " Putri Ana membuang tubuhnya di kursi panjang di kamar kemudian berbaring di sana.
Putri Ana memandang langit-langit kamar dan menyentuh dadanya lembut dengan tangan, Putri Ana masih merasakan jantungnya berdegup kencang.
tak lama...
" Yang Mulai, saya bawakan anda teh hangat. " terdengar Sebastian pelayan pribadi Putri Ana mengetuk pintu, lalu masuk ke dalam kamar, membawakan teh hangat untuk Putri Ana.
" Ada apa, Yang Mulia? Sepertinya ada yang sedang anda pikirkan? " Tanya Sebastian lalu meletakan secangkir teh di atas meja.
" Tidak ada. Aku hanya sedang lelah saja. " Jawab Putri hanya sekedar.
" Apa ini tentang Jendral Dominict? " Tanya Sebastian sambil merapikan kertas-kertas yang berserakan di meja, yang hampir semuanya berisi gambar Dominict.
" Eh! " Terkejut.
" Yang Mulia, jika anda menyukainya kenapa tidak jujur saja! Toh, juga Jendral sudah mengetahuinya kalau anda menyukainya. " kata Sebastian.
" Eee!!! yang benar saja aku harus mengatakan aku suka padanya!! " ucap putri Ana gengsi.
" Ya.. jika anda tidak mengatakannya. nanti bisa-bisa jendral di rebut orang lain, loh. ya... hitung-hitung mumpung Jendral Dominict masih sediri. Karena biasanya laki-laki tampan itu sering di dekati wanita." jelas Sebastian.
Mendengar perkataan Sebastian, Putri Ana tampak berpikir keras untuk bagaimana ia akan mengatakan perasaanya pada Dominict.
" kalau begitu saya permisi, Yang Mulia. " lalu Sebastian keluar dari kamar Putri Ana. Meninggalkan Tuan Putri Ana yang masih tampak bingung dengan perasaannya.
" Aaarrgg!!! aku tidak tahu!!! " teriak Putri Ana, mengacak-acak rambutnya. " sebaiknya aku mandi saja." Ucap Putri Ana, berlalu berjalan ke kamar mandi, di sana ia berendam namun masih terlihat memikirkan bagaimana ia akan mengatakan perasaanya pada Dominict.
Setelah mandi putri Ana keluar dari kamar mandi dengan hanya memakai handuk yang membalut tubuhnya yang mungil dan berjalan menuju kamar.
Tiba-tiba...
Putri Ana menghentikan langkahnya. Ia menatap seseorang yang sedang meletakan sesuatu di atas meja. Untuk beberapa saat Putri Ana dan sosok itu saling memandang satu sama lain.
Bersambung.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments
Alitha Fransisca
Hayoo, siapa yang masuk ke kamar Putri Ana?
2024-10-22
3
Tanzo
😊
2024-10-22
1