perjalanan kisah cinta seorang gadis remaja berusia 17 tahun bernama maura arabella davion bersama pria tampan yang umurnya lebih tua 10 tahun bernama darren arthur louis.
mereka berdua terjebak pada malam yang panas karena pengaruh obat perangsang dari grace teman maura namun hubungan itu berlanjut hingga menimbulkan konflik-konflik kecil.
mampukan mereka bertahan hingga akhir ? ikuti terus setiap bab nya ya .dan jangan lupa tinggalkan komentar dan like kalian..terimakasih readersku.. happy reading ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ls.stwn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
newyork
Bangun dari tidur maura merasa sangat bersemangat dia duduk dan menatap darren, harinya sekarang kembali berwarna karena darren sudah berada disampingnya ", mom ..dad... Maafkan maura" lirihnya
"kau sudah bangun baby" ujar darren lalu ikut duduk dan mengecup singkat pundak maura
"hmm..pagi yang cerah.. Lihatlah matahari bahkan sudah masuk ke dalam kamar" ujar maura
Ya kamar yang ditempati maura dan darren itu full dengan kaca jadi kepadatan kota newyork dapat terlihat dari sana. Darren dan maura masih berpelukan dan memandang keluar kamar
"sepertinya aku tidak mau kembali lagi ke inggris maura" ujar darren
"lalu ? Kau akan mengurungku disisni dan membuatku tidak lulus kuliah?"
"no baby... Kau bisa kuliah virtual.. Dan ya kita bisa bersama seperti ini"
"sepertinya tidak bisa darren..mommy..daddy dan stevia pasti tidak memperbolehkan"
"stevia?"
"ya.. Dia saudara ku .. dia yang menyrlamatkanku waktu kau tidak mau datang membantuku .. saat aku di chicago" ujar maura
"ohh..baby..maafkan aku" lirih darren
"hmm semua sudah berlalu..meski sakit aku tetap memaafkanmu darren" ujar maura
" apa stevia juga membenciku?"
"sepertinya iya " ujar maura
"akan sangat sulit meyakinkan keluargamu tapi aku aka tetap berusaha.."
"aku juga tidak bisa kembali ke newyork darreen... Aku ingin menyelesaikan study ku dan... Bekerja disana terlebih dahulu" ujar maura
"baiklah.. Aku juga akan mengikutimu kesana " ujar darren
"dasar posesif" cibir maura
"ya.. Karena aaku punya pacar yang cantik jadi harus aku jaga setiap saat"
Wajah maura bersemu merah dia lalu memalingkan wajah dan menahan senyumnya.
"sudah..ayo sarapan..sepertinya pelayan sudah menyiapkan makanan untuk kita" ujar darren
"aku bersih-bersih dulu darren... Badanku lengket sekali"
"baiklah..ayo bersama"
"tidak ! Aku tidak mau..nanti kau akan mengerjaiku lagi" kesal maura.
"ya ..ya ..ya . Baiklah... Kalau begi kau duluan saja..aku akan menggunakan kamar mandi sebelah" ujar darren
Maura dengan tenang mandi dan membersihkan diri dia lalu menuju walk in closet dan berganti pakaian dia memilih sebuah mini dress berwarna pastel dengan lengan pendek balon dan corak buah cerry kecil-kecil dengan kerut dibagian dada sampai pinggang dan rok yang menjuntai sampai batas lutut
Rambut coklatnya dibiarkan menjuntai dan sedikit dicurly bagian bawah. Maura memoles sedikit bibirnya dengan lipbalm berwarna peach dan sedikit bedak di wajahnya agar terlihat segar
Setelahnya maura keluar dari kamar lalu langsung menuju ruang makanan. Disana darren belum terlihat sama sekali dan maura memutuskan untuk menunggu darren di mini bar dekat ruang makan itu
"ohh jadi kau simpanan darren" ucap seseeorang tiba-tiba mengagetkan maura
"ya?"
"cih ! Selera darren semakin menurun " cibirnya
Maura hanya diam dan mengamati wanita itu dari atas sampai bawah. Dia merasa pernah melihat wanita itu namun dia lupa dimana dia melihatnya
"apa kau tidak tau akau?" tanya nya
"maaf . Saya seperti pernah melihat anda tapi..."
"jelas lah.. Aku adalah brianna seorang model terkenal di kota newyork dan aku adalah sahabat dari darren arthur louis"
"sahabat?"
"ya..sahabat masa kecilnya" ujar brianna
"ohhhh" jawab maura singkat
"akan ku peringatkan padamu.. Kau hanya akan menjadi teman ranjangnya saja... Dan akulah pemenangnya.. Darren memang suka begitu suka menggonta ganti pasangan dan ya..akhiya ditinggalkan" ujar brianna memprovokasi
Maura menghela nafas nya " apa lagi ini tuhan.." lirihnya
"kau bukan selera darren dan aku lah yang akan menjadi pendampingnya.. Mama dan papa darren pun menyetujui hubungan kami... Jadi kau bersiaplah sakit hati" desis briana
Maura malas menanggapi dan memilih diam menatap brianna datar menurutnya melelahkan sekali menanggapi wanita seperti brianna
"hai bri.. Apa kabar" ujar darren yang barusaja turun dari lantai atas
"ah... Aku baik darren .lama tidak berjumpa kau semakin tampan" ujar briana memeluk darren
Darren pun memeluk briana erat bahkan didepan maura. Maura mencebikkan bibirnya " apa itu katanya dia tidak akan mengulangi lagi dan tidak akan dekat dengan wanita ? Hah?" batin maura
"ah ya .dia kekasihku bri..apa kau sudah berkenalan dengannya ?"
"kekasih ? Hahahaha..apa kau bercanda darren..? Sejak kapan kau punya kekasih hm?"
"sejak saat ini bri... Dia adalah kekasihku" ujar dareen menatap lekat maura dan membuat brianna sedikit kesal
Maura yang melihat itu tersenyum miring dan merasa diatas angin " kami sudah berkenalan sayang" jawab maura
""darren..apa kau bercanda? Dia masih sangat muda" ujar brianna
"lalu kenapa ? Kami saling suka...mama dan papa juga sudah tau" ujar darren
"hah ? Apa? Mereka sudak tau? Kenapa kau tidak memberitahuku" sungut brianna
"kau sangat sibuk bri.. Jadi ya... Maaf" ujar darren
Maura tidak kuasa menahan tawanya melihat muka masam brianna. Padahal awalnya dia yang koar-koar akan menjadi pendamping darren sepertinya sekarang dia yang patah hati
Mereka pun duduk dimeja makan. Brianna tetap tidak mau kalah dia duduk disjamping darren dan maura duduk didepan darren namun maura tak peduli
"kau kenapa brianna? Apa kau tidak enak badan?" tanya maura menggoda
"tidak ! Aku hanya lelah saja" sangkal brianna
"ohh . Baiklah... Emm darren jangan lupa nanti kita akan bertemu dengan grace.." ujar maura
"ya... Sebenarnya aku ingin grace dibawa kemari saja tapi sepertinya itu akan membutuhkan banyak pengawalan jadi kita saja yang menemuinya" ujar darren disela makannya
"kalian mau kemana? Apa aku boleh ikut?" tanya brianna menyela
"sepertinya kau sangat senggang nona brianna ?" tanya maura
"aku sudah lama meninggalkan newyork dan aku ingin jalan-jalan jadi tak masalah kalau aku ikut kalian" ujar brianna
"maaf bri..sepertinya tidak bisa... Lain waktu saja ya" ujar darren
Maura menatap brianna dengan tatapan mengejek yang disadari oleh brianna. Brianna mengepalkan kedua tangannya dan menatap tajam maura
"ah..bri..sepertinya hari ini juga aku ingin pulang ke inggris..."
"aku juga" jawab dareen cepat
"darren kenapa kau mengikutinya?!!"
"dia kekasihku brianna jadi aku harus mengikutinya" balas darren singkat
"setidaknya tinggallah dan temani aku jalan-jalan dinewyork" rengek brianna
"maaf bri.. Aku akan meminta cris untuk mengantarkanmu jalan-jalan dan aku sudah memberinya kartu kredit..gunakanlah" ujar darren
"tidak akan seru bri.."rengek brianna lagi
"maura hanya diam menatap interaksi kedua orang itu. Karena sudah muak maura lalu berdiri dan ingin meninggalkan meja makan namun dicegah oleh darren
Darren yang peka pun tidak mau membuat wanitanya marah. Dia sudah berjanji untuk tidak dekat dengan wanita lain meski itu sahabat nya sendiri
" maaf bri..aku ada urusan dengan kekasihku..dan kau .pergilah kedatanganmu membuat kekasihku tidak nyaman" sarkas dareen yang langsung membuat maura menahan senyum
"kau jahat darren ! Akan ku adukan dengan mama dan papa!" sungut brianna
"silahkan..." jawab darren datar lalu menarik maura dan meninggalkan brianna
"tidak ! Ini tidak boleh terjadi !" teriak brianna
***