Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kapal pesiar
"Sanum bangun kita sudah sampai, lihat lah Sanum. tempat ini benar-benar indah seperti surga dunia." teriak Nita sambil merentangkan tangannya lebai.
Sanum membuka matanya yang terasa masih begitu berat, dia mengedarkan pandangannya saat bis besar yang membawa rombongan mereka mulai memasuki gerbang utama tempat wisata terkenal dan sangat mahal itu.
Hal pertama yang dilihat Sanum, hamparan lapangan golf yang membentang luas, nampak beberapa orang sedang bermain golf. yang Sanum yakini mereka bukan lah orang sembarangan terlihat dari gaya dan hobi mereka yang bermain golf. karena setahu Sanum orang-orang biasa hanya suka main togel atau memancing. permainan yang sangat lah sederhana.
"Sanum apa kamu tertarik untuk main golf," ucap Nita yang mengikuti arah pandang Sanum.
"Ngak Kok," balasnya singkat.
Bis berhenti berjejeran didepan sebuah penginapan yang terlihat sangat mewah bagi ukuran seorang Sanum, dia mengambil tas ransel dan mengikuti langkah kaki Nita masuk kedalam penginapan. namun belum sempat mereka mengayunkan langkah, teriakan kegirangan teman-teman mereka yang lain Membuat langkah Sanum dan Nita terhenti.
"Lihatlah, Kapal pesiar yang sangat megah ditengah-tengah lautan lepas itu, disana lah nanti perusahaan kita akan merayakan ulang tahun perusahaan, sekali an menikmati Dinner bersama seluruh karyawan." ucap mereka takjub.
"Aku seperti bermimpi, tidak pernah terbayangkan dalam hidupku akan Menaiki kapal pesiar," Nita ikutan bersuara.
"Ngomong-ngomong, tumben sekali perusahaan mau menyewa kapal pesiar yang sangat mewah seperti Titanic ini. untuk karyawan level kita bisa memasukinya." ucap mereka lagi.
Sanum tercekat, bayangan beberapa tahun silam kembali berputar di memori ingatan nya.
"Sanum, kamu kenapa terlihat tegang seperti itu, aku tahu kamu juga pasti ngak nyangka bisa menaikinya." ucap Nita sambil tertawa lepas.
"Ya Tuhan, apa Arya sengaja melakukan hal ini. apakah dia sebenarnya sudah mengenaliku dan pura-pura agar aku tidak kabur dan menghilang lagi, apa sebaiknya aku kabur saja dari dini, masalah pekerjaan aku bisa mencari pekerjaan baru lagi, jika perlu aku akan mengajak anak-anak dan ibu pindah kekota lain atau desa kelahiran ayah, aku tidak ingin dia merebut ketiga anak-anakku meskipun aku berusaha mempertahankan mereka, Arya pasti akan tetap menang di pengadilan karena kekuasaan dan uangnya," gumam Sanum mondar-mandir didepan pintu kamar, larut dalam pikirannya sehingga dia mengabaikan Nita yang sedari tadi sibuk dengan pakaian yang akan dikenakan nya nanti.
Sanum melirik jam yang tergantung ditengah-tengah ruangan utama kamar tidur nya berdua dengan Nita, detak jantung Sanum semakin berpacu ketika jam dinding sudah menunjukkan pukul delapan tujuh belas lewat sepuluh, sementara seluruh karyawan diminta sudah memasuki kapal pesiar jam tujuh malam.
"Sanum, sebaiknya kita mulai mempercantik penampilan kita. karena malam ini adalah malam puncak acara. Presdir kita yang tampan itu akan langsung tampil berpidato dan memotong kue ulang tahun perusahaan." Nita begitu antusias dengan gaun baru dibeli nya.
Sanum hanya tersenyum, sambil mengeluarkan pakaian Biasa. karena dia tidak mempunyai satupun gaun mahal dan Indah, karena sejujurnya Sanum memang kurang menyukai gaun.
"Sanum, itu pakaian apa?" Nita mengerutkan keningnya melihat pakaian yang akan dikenakan oleh Sanum.
"Aku hanya punya pakaian ini," jawab Sanum yang mulai mengganti pakaian nya.
"Tidak...tidak bisa, kamu akan terlihat sangat buruk nantinya. sebaiknya kamu pakai salah satu gaunku ini." Nita mengeluarkan gaunya yang lain dan memberikannya kepada Sanum.
"Sebaiknya aku mencari alasan, agar tidak ikut Menaiki kapal itu." Sanum mulai memutar otaknya.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰