Setelah bereinkarnasi ke dunia lain, Klein memutuskan untuk merubah hidupnya. Sebagai seorang yang bekerja keras dalam belajar dan akhirnya menjadi pekerja kerah putih yang terus-terusan bekerja lembur sampai kematiannya, di kehidupan ini dia memutuskan-
Tidak akan bekerja dan hidup dengan santai!
Untungnya, Klein bereinkarnasi sebagai pangeran pertama dengan keluarga yang menyayanginya. Belum lagi, dia juga menunjukkan bakat sihir yang sangat luar biasa, langka di antara umat manusia.
Latar belakang hebat dan bakat super, bukankah itu cocok sebagai pahlawan atau semacamnya?
Bahkan jika itu benar, Klein tidak peduli. Dalam hatinya, hanya ada satu tekad yang selalu dia jaga.
‘Di kehidupan ini-‘
‘Aku hanya ingin bermalas-malasan!’
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kei L Wanderer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gelombang Binatang Buas
Kelopak mata kiri Klein berkedut, dia merasakan firasat buruk.
“Semuanya, ambil semua perlengkapan kalian! Makan sedikit makanan darurat dan minum air. Setelah itu bersiaga, siap bertempur kapan saja!” perintah Klein serius.
Melihat Klein keluar dari ‘mode hemat daya’, empat anggota tim lainnya juga langsung serius. Mereka segera membawa perlengkapan mereka. Mereka mengamati situasi sekitar, makan dan minum sedikit sambil beristirahat untuk memulihkan diri.
Walau perjalanan tidak begitu melelahkan, tetapi tidak bisa dipungkiri kalau itu cukup menguras energi mereka. Membuat kelima orang itu tidak berada di kondisi puncaknya.
Akan tetapi, setidaknya mereka masih dalam kondisi sangat baik.
“Apakah ada yang salah, Klein?” tanya Rachel.
“Orang bodoh pun tahu kalau ada masalah. Jika tidak, tidak mungkin suar ditembakkan berturut-turut dengan jeda yang relatif singkat.” Klein memutar matanya. “Hanya saja, kita tidak tahu dimana letak masalahnya. Lebih baik berhati-hati.”
Rachel hendak marah, tetapi akhirnya mengatupkan bibirnya. Gadis itu mengangguk sambil mendengus dingin, lalu memperhatikan sekitar dengan seksama.
“Penyihir ini siap membantu kapan saja. Lagipula, sudah sewajarnya Penyihir Matahari Suci bertugas melawan kejahatan!” ucap Arianna penuh semangat juang.
Melihat Arianna melirik kiri dan kanan dengan tatapan penasaran, Klein yang berdiri tidak jauh darinya langsung mengulurkan tangan dan mencubit pipinya.
“Tidak kali ini, Gadis Kecil!” ucap Klein datar.
Menyadari niatnya berkeliling diketahui oleh Klein, Arianna hanya bisa mengambil dua langkah ke samping. Gadis itu mengusap pipinya sambil memelototi ketua timnya dengan ekspresi tidak puas.
“Aku akan menghitung hutang ini dan melunasinya nanti,” gumam gadis itu sambil cemberut.
Pendengaran Klein sangat baik dan mendengar bisikan Arianna, tetapi hanya memutar matanya dan tidak mengatakan apa-apa.
Sementara itu, Vlad yang berdiri tidak jauh dari mereka menatap dengan ekspresi curiga. Selama tiga hari bersama dengan tim ini, dia merasa kalau pandangan dunia dan pengetahuan umum yang dipelajarinya tampaknya salah.
‘Bukankah dikatakan kalau hanya orang-orang cerdas dan beruntung bisa menjadi Mage? Mage adalah simbol kecerdasan?’
‘Kenapa gadis seperti itu bisa menjadi Mage? Teori yang dibicarakan orang-orang sepertinya salah.’
Vlad melamun sambil terus merenungkan berbagai macam hal yang membuatnya semakin bingung.
“Semuanya sudah dikemas, Master. Semua ramuan yang diperlukan dalam situasi darurat tersimpan dengan baik,” ucap Luna lembut sambil memegang koper di tangan kirinya.
“Cih. Tangan kanan Penyihir Matahari Hitam, Alkemis Jahat,” gumam Arianna ketika melihat Luna.
Luna sama sekali tidak marah ketika Arianna memanggilnya seperti itu. Sebaliknya, dia cukup senang karena disebut sebagai tangan kanan Klein. Lagipula, di istana, dia lebih dikenal sebagai pelayan Klein karena dua orang lainnya lebih cocok sebagai tangan kanan dan kiri.
Sudut bibir Klein berkedut ketika melihat ekspresi puas di wajah Luna.
‘Apakah kamu baik-baik saja, Luna? Kenapa kamu merasa senang ketika dihina? Mungkinkah berbaur dengan orang-orang ini membuatmu sakit?’
Klein tampak ragu, tetapi hanya bisa menggelengkan kepala.
ROARR!!
Pada saat itu, suara raungan binatang buas terdengar tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada.
“Bersiap untuk bertarung!” teriak Rachel.
Mendengar itu, semua orang langsung bersiap di posisi mereka. Vlad ada di depan bersama Rachel, Arianna dan Luna berada di belakang untuk melancarkan serangan sihir.
Sedangkan Klein? Dia berdiri di bagian paling belakang sambil membawa sekotak obat dan memegang tongkat.
Lebih mirip penonton daripada seorang pendukung. Tampak kurang bisa diandalkan.
Beberapa saat kemudian, beberapa mutated beast muncul di hadapan mereka. Akan tetapi, penampilan mereka benar-benar mengejutkan Klein serta rekan-rekannya.
Alasannya adalah-
Mereka bukanlah jenis makhluk yang sama, melainkan berbagai jenis mutated beast yang menyerang bersamaan seolah mereka sudah gila.
‘Gelombang binatang buas? Di tempat seperti ini?’
Klein sedikit ragu, tetapi segera fokus. Dia memegang tongkat sihir lebih erat, bersiap membantu kapan saja.
Melihat makhluk seperti banteng yang bergegas menuju ke arah mereka, Vlad langsung memasang kuda-kuda lalu memukul kepala banteng itu dengan perisai untuk memperlambatnya.
Saat itu juga, Luna merubah tanah di bawah kaki banteng menjadi lumpur sehingga semakin lambat dan canggung ketika bergerak. Arianna sendiri langsung melancarkan sihir serangan, api merah beterbangan, langsung menghancurkan banteng itu.
Di sisi lain, Rachel bergegas maju dengan pedangnya. Setelah membiasakan diri dengan pertempuran, gerakannya tidak lagi terlalu canggung.
Gadis itu mengincar binatang-binatang level rendah yang mudah dibunuh untuk mengurangi jumlahnya. Jika pertahanan makhluk itu tidak terlalu tinggi, Rachel juga berurusan dengan makhluk level 2.
Melihat Vlad, Luna, dan Arianna menargetkan lalu membunuh monster demi monster lalu ke arah Rachel yang memburu binatang buas tingkat rendah seperti memotong sayuran, Klein mengangguk puas.
Menopang tubuh dengan tongkat di tangannya, pemuda itu menguap. Meski terlihat malas, tetapi dia jelas waspada. Bahkan tampak sedikit keraguan dalam tatapannya.
‘Pyrenight Forest jelas dianggap wilayah aman dimana monster di dalamnya terus dikendalikan.’
‘Kenapa bisa ada pasang binatang buas di tempat seperti ini?’
Memikirkan berbagai macam kemungkinan, mata Klein sedikit menyipit.
★★★
Sementara itu, suatu tempat di lingkaran dalam Pyrenight Forest.
BANG!
Tubuh remaja yang memakai seragam Akademi Dawn Star terhempas lalu menabrak pohon dengan keras. Setelah terjatuh, tidak ada gerakan lain, tampaknya orang itu langsung kehilangan kesadarannya.
Tidak jauh dari sana, terlihat Glenn yang berdiri goyah. Wajahnya terlihat agak pucat, tampak sangat lelah tetapi tidak berani lengah.
Belasan meter di depannya, terlihat seorang pria berambut pirang dengan bekas luka bakar di wajahnya.
“Sebagai Pangeran dari Kerajaan Sevenberg, bakatnya memang tidak terlalu buruk. Yah, walau sudah menggunakan banyak sekali sumber daya, tapi hasilnya hanya sampai level ini. Benar-benar cukup mengecewakan,” ucap pria itu penuh dengan ejekan.
“Tentu saja, lebih baik daripada beberapa bangsawan sampah yang jatuh dalam satu lemparan,” tambahnya sambil menyeringai kejam.
Mendengar itu, Glenn melirik ke arah empat rekannya yang pingsan. Dia kemudian menatap ke arah lawan dengan ekspresi penuh keengganan.
“Apakah kamu tidak ingin kabur? Biar aku katakan, jika meninggalkan keempat temanmu di sini, aku akan membiarkan kamu kabur,” ucap pria itu.
Mendengar ucapan layaknya bisikan setan, tubuh Glenn sedikit gemetar. Dia menggertakkan gigi, menatap ke arah lawannya tanpa ada niat untuk mundur.
“Tidak? Kamu tidak lari? Apakah menunggu bala bantuan? Mereka pasti tertunda karena gelombang binatang buas dan-“
Belum menyelesaikan ucapannya, pria itu langsung melompat menjauh. Tidak lama kemudian, bola api besar melesat dan mengenai tempat dimana pria itu tadi berdiri.
“Seperti yang diharapkan dari si Jenius dari Keluarga Flamel,” ucap pria itu sambil menatap ke arah tertentu.
Di sana, terlihat Eliza yang berjalan ke arah mereka dengan ekspresi muram.
“Kerja bagus, Glenn. Meski banyak orang menyebutmu sebagai bangsawan manja dan sombong, setidaknya kamu masih memiliki kebaikan. Tidak meninggalkan rekanmu sendiri,” ucap Eliza Flamel.
Mendengar ucapan gurunya, Glenn tampak lega. Sesaat kemudian, tubuhnya jatuh ke tanah. Benar-benar kehilangan kesadaran.
Eliza menatap ke arah pria itu, tangan kanannya menggenggam tongkat lebih erat.
“Siapa kalian dan kenapa kalian menyerang kami? Apakah kalian tidak takut balas dendam Akademi Dawn Star dan para bangsawan?” Eliza memicingkan matanya, tampak serius.
“Apakah itu ancaman? Yah, aku tidak peduli. Kamu bisa memanggilku Tuan Elliott,” kata Elliott sambil memiringkan kepalanya.
“Tidak. Aku hanya ingin tahu siapa kalian dan organisasi macam apa di belakang kalian sehingga berani memburu keturunan para bangsawan? Kultus jahat? Sejenis organisasi jahat yang terus meneriakkan revolusi?” tanya Eliza.
Melihat sedikit perubahan di wajah Elliott, wanita itu langsung membuat kesimpulan.
“Jadi kalian dari pasukan pemberontak yang menginginkan revolusi.”
Mendengar itu, Elliott tertawa. Dia kemudian menatap ke arah Eliza dengan ekspresi gila dan bertanya.
“Memangnya kenapa? Rencana sudah berjalan, dan hasilnya tidak akan berubah bahkan dengan campur tangan kalian.”
“Lagipula, akulah yang akan menahan mu di sini.”
>> Bersambung.
wkwkwk setiap cerita dibikin alur smpe setengah doang abis itu gk di lnjut
dah gw duga juga sih tpi tetep aja agak kecewa
yg pengen gw blng yg terbaik aja buat lu thor
Tapi kalau emang buat ada side income kayaknya karya ini ga sepopuler yg kemaren jadi mungkin kalo emang ga cuan kami ga masalah ga dilanjut
Walau tetep harapannya bisa membaca kisah ini sampai bener bener tamat