NovelToon NovelToon
Nikah Dini

Nikah Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Ela W.

Aku tidak tahu bahwa cinta adalah sebuah kepalsuan semata. Kupikir kebebasan adalah kesenangan yang abadi. Faktanya, aku justru terjebak di sebuah lobang gelap gulita tanpa arah yang disebut cinta.

Aku gadis belia yang berusia 17 tahun dan harus menikah dengan orang dewasa berusia 23 tahun beralasan cinta. Cita-cita itu kukubur dalam-dalam hanya demi sebuah kehidupan fiksi yang kuimpikan namun tidak pernah terwujud.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ela W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 5

Ibu Trio datang sambil tertatih, mendengar ada seseorang datang. Aku sedikit gugup dan tidak enak rasa setelah melihat ibunya yang terlihat lebih tua dari pada ibuku. Wajah masam yang terpampang membuat aku kikuk, tubuhku mengucurkan keringat dingin, kutelan ludah getir karena panik. Perempuan separuh baya itu menggunakan baju model gamis keluaran terbaru berwarna hitam dengan hiasan manik-manik putih mencolok. Dipadukan dengan kerudung bergo syar'i berwarna coklat tua.

"Temenmu?" tanyanya pada Trio dengan tatapan tajam. Trio hanya mengangguk sesuai melepaskan lenganku dari tubuhnya.

"Tante," ucapku pelan.

"Duduk dulu," wajah itu berubah menjadi sayu dan penuh belas asih, memintaku duduk sebentar sedang ia kembali ke dapur untuk membuatkan teh.

"Kenapa?" Trio terlihat mulai penasaran. Setelah membenarkan posisi duduknya.

"Aku kabur dari rumah." bisikku sangat hati-hati.

"Hah, serius?" Trio kaget, wajahnya mulai terlihat cemas.

"Gak pa-pa. Tenang aja."

"Ya tapi, gimana sama orang tua kamu?"

"Udah, gampang." Trio tidak menimpali lagi, tapi aku tahu ia sangat keberatan andai aku meminta untuk menginap di sana. "Aku tidak hanya pegang hp, nanti aku beli dulu. Kebetulan aku bawa tabungan pribadi dan ATM. Aku juga bakal sewa apartemen, kamu bisa bantu, kan?" detail-ku panjang lebar.

"I-iya. Nanti aku, ..." ibu Trio keluar dengan dua gelas teh manis yang berbau melati membuat Trio menghentikan perkataannya. Ia takut ibunya mendengar sesuatu dan salah paham, Trio hanya mau ibunya mengira bahwa aku teman biasa yang mengunjungi rumah bukan karena ada hal penting, karena jika tahu, ia yakin akan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Trio takut aku menjadi sasaran kejahatan ibunya. Trio tiba-tiba terdiam setelah menyeruput teh, ada yang dia pikirkan namun belum terpecahkan, ia seperti ingin mengutarakan sebuah pembicaraan padaku, tapi masih tertahan .

Malam itu juga aku meminta Trio untuk mengantar ke apartemen terdekat yang kemungkinannya sangat kecil untuk terdeteksi oleh keluargaku, tapi Trio menyarankan untuk menyewa kost saja. Karena jika apartemen, sangat mudah bagi keluargaku yang berpunya segera menelusuri. Lain lagi jika di kost kecil, keluargaku bisa saja tidak akan mengira. Belum tentu juga mereka mau mencari satu persatu kamar sewa yang kecil hanya demi mencari keberadaanku, sekali pun iya, maka tetap saja potensinya akan tipis karena kamar sewa di daerah dekat rumahku sangat banyak. Mereka mungkin membutuhkan banyak waktu untuk menyebarkan gambarku di berbagai kost.

Trio membawaku ke tempat yang cukup jauh dari jangkauan sekolah dan rumah. Ia bisa diajak kompromi dan mengerti kondisiku saat ini.

"Gimana dengan sekolahmu." tanya Trio setelah kami tiba di depan pintu kamar sewa.

"Tidak tau juga." sahutku bingung. Siapa juga yang punya keinginan untuk putus sekolah, sedang cita-citaku cukup tinggi di masa mendatang. Tapi kejadian ini akan membuat aku harus bolos sekolah. aku tidak akan lama, aku hanya ingin memberi pelajaran pada ayah dan ibu, ingin memberi bukti bahwa aku sudah matang dan dewasa. Sebentar lagian kan lulus dari sekolah SMA, lantas apa salahnya jika aku memiliki kekasih?

"Kamu terlalu terburu-buru, De. Aku harap kamu tidak meninggalkan pendidikanmu karena hal konyol."

"Tapi aku tidak mau masuk asrama." Trio terlihat kelimpungan menghadapiku. Aku tidak tahu kenapa dia seperti tidak senang. Padahal aku seperti ini demi tidak jauh darinya, agar bisa terus berkomunikasi dan bertemu dengannya. Demi dia, aku kabur dari rumah. Trio bahkan tidak mengucapkan terimakasih atas effort-ku yang ugal-ugalan.

Sudah seminggu ini aku pergi dari rumah, aku rindu kehidupan di dalamnya, manjaan dan segala fasilitas yang tersedia. kehidupan mewah yang kujalani tidak melelahkan, apa pun yang aku tunjuk.pasti datang dan dituruti, aku hampir tidak pernah mengeluh saat berada di rumah. Aku mulai bimbang pada diri sendiri, apakah cara ini terlalu berlebihan. Tapi aku hanya tidak mau dimutasi ke asrama. Aku tidak sudi kehilangan kebebasan. Mungkinkah ibu dan ayah memikirkanku saat ini?

Trio semakin jarang mengunjungi dengan alasan banyak tugas kuliah. Aku merasa sangat kesepian, ditambah jarangnya memainkan hp meski sudah membeli yang baru tapi aku sengaja menghilang dari peredaran agar tidak mudah dicari oleh keluarga. Trio kali ini mulai cuek dan seakan tidak perduli, aku tidak tahu apakah Trio benar-benar sibuk atau hanya menghindar karena takut terseret pada masalahku.

Terlamun sambil menatap langit-langit kamar kost, hampa dan sempit, kamar pribadiku jauh lebih besar dari ini. Pintu kayu berwarna putih lusuh dengan gagang mulai rusak, cat tembok yang mengelupas di beberapa sudut. Demi Trio aku rela meninggalkan kenikmatan di rumah dan pindah ke tempat yang lumayan kumuh.

Sekitar jam 10 malam, Trio tiba-tiba mengetuk pintu kost dengan terburu-buru. Aku kaget karena sudah terlelap sebentar. Dengan cepat aku berlari ke balik pintu.

"Ada apa?" tanyaku setelah membuka pintu dalam keadaan setengah sadar.

"Berita kehilanganmu sudah disiarkan di televisi. Ini gawat," Trio terbata-bata.

"Maksudnya gimana?"

"Tuduhan mengarah padaku."

"Loh kok bisa?" aku langsung menyusun napas agar lebih tenang.

"Saat pertama ketemu di gerbang sekolah dulu, gambarku ada di cctv."

"Terus gimana dong?"

"Kita harus nikah!"

"Hah, maksudnya?"

"Nanti aku jelasin, sebentar aku mau tarik napas dulu, aku gugup." Trio semakin terlihat ketakutan, ia langsung memintaku membereskan barang-barang secara singkat.

Di perjalanan menuju rumahnya, Trio menjelaskan bahwa ia sudah menceritakan segalanya pada keluarga, karena panik. Keluarga Trio menyarankan agar kami segera menikah meski sirih dan meminta surat izin RT setempat. Ibunya juga sudah berbicara empat mata dengan RT di kediaman mereka, dan RT setuju. Hal ini dilakukan untuk melindungi Trio dari ancaman berikutnya. Dengan cara menikah mungkin saat ketahuan mendukung kepergianku dari rumah, hukumannya akan ringan.

"Tapi aku masih di bawah umur, akan lebih berat kak." ujarku, dari lubuk hati yang paling dalam, aku masih ingin menempuh pendidikan tinggal dan kelak menjadi wanita karir. Aku mulai merasakan penyesalan karena telah meninggalkan ibu dan ayah yang nyata mencintaiku. Mereka juga sudah bekerja keras demi aku.

"Udah terlambat, De. Ini karena pertama kabur kamu justru mendatangiku. Aku tidak mau dibui gara-gara kamu." betapa hancur mendengar ucapan Trio yang terang-terangan mengatakan gara-gara aku.

"Ya udah, aku pulang ke rumah aja, sekarang."

"Gak perlu! Dari awal aku udah nyuruh kamu, tapi kamu tidak mau, kan? Sekarang kita tanggung resikonya berdua."

"Tapi aku tidak mau nikah muda kak."

"Kamu pikir aku mau?"

1
Eyla II
Bantu Subs guys.
Eyla II
Bantu subs well
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!