NovelToon NovelToon
Eternal Echoes Of Love

Eternal Echoes Of Love

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintamanis / Playboy / Cinta Seiring Waktu / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Persahabatan
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Mohamad Zaka Arya Wijaya

Dalam kehidupan yang dipenuhi dengan tantangan dan pertempuran, cinta sering kali menjadi cahaya yang memandu. Zayyy, seorang pemuda yang karismatik dan tak kenal takut, telah berjuang melawan musuh dan tantangan, tidak hanya untuk melindungi artefak berharga, tetapi juga untuk menjaga cintanya dengan Angelina. Namun, di tengah semua itu, ada suatu kebenaran yang tak terhindarkan: hidup adalah perjalanan yang penuh dengan keputusan sulit, pengorbanan, dan kehilangan.

Saat bayangan gelap mulai mendekat, Zayyy harus menghadapi tidak hanya musuh yang mengancam, tetapi juga perasaannya sendiri. Pertarungan untuk cinta dan harapan akan membawa Zayyy pada jalan yang penuh dengan kenangan indah dan kesedihan yang mendalam. Di sinilah kisahnya dimulai, di mana setiap detik berharga dan setiap pertempuran adalah bagian dari perjalanan yang lebih besar—sebuah perjalanan menuju pengertian sejati tentang cinta dan kehilangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mohamad Zaka Arya Wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 21: Persimpangan Keputusan

Pagi itu, matahari bersinar cerah di atas langit Nganjuk, dan udara terasa segar setelah semalam hujan gerimis. Zayyy dan Angelina duduk di bangku taman Pandan Wilis, menikmati sarapan sederhana mereka.

Aroma mie djoetek yang baru dibeli masih tercium, memikat indra penciuman mereka. Zayyy menatap Angelina, melihat senyumnya yang cerah membuat hatinya bergetar.

“Dari semua tempat yang kita kunjungi, mana yang paling kamu suka?” tanya Zayyy sambil menyendok mie ke mulutnya.

Angelina merenung sejenak, mengingat perjalanan mereka yang penuh warna. “Aku rasa air terjun Singokromo. Suasananya tenang, dan kita bisa berbicara tanpa gangguan. Apalagi saat kamu menggendongku saat aku terpeleset,” jawabnya dengan tawa.

Zayyy ikut tertawa, mengingat momen lucu itu. “Kamu memang selalu ceroboh. Tapi aku senang bisa melindungimu.”

Mereka berbagi cerita tentang pengalaman-pengalaman di setiap lokasi yang mereka kunjungi, dari Taman Pintar hingga Waduk Kali Bening.

Zayyy merasa nyaman dengan Angelina di sampingnya, seperti segala masalah yang ada di dunia ini bisa lenyap hanya dengan adanya mereka berdua. Namun, di balik senyuman itu, Zayyy merasakan sedikit keraguan.

Setelah sarapan, mereka melanjutkan perjalanan ke SMK PGRI, tempat mereka bertemu pertama kali. Sekolah itu masih berdiri kokoh meski banyak yang berubah. Zayyy merasakan nostalgia saat melihat teman-temannya yang berlarian, tertawa, dan berbagi cerita di sekitar halaman.

“Dulu kita sering duduk di sini, bukan?” ujar Zayyy sambil menunjuk bangku yang biasa mereka tempati.

Angelina mengangguk. “Iya, dan kamu selalu menggangguku saat belajar. Kenapa sih kamu enggak bisa serius?”

Zayyy tersenyum. “Karena aku ingin kamu fokus pada yang lebih penting, seperti kita.”

Angelina mendengus, tetapi senyumnya tidak pudar. Mereka berjalan menyusuri koridor yang dikenalnya, mengenang kenangan indah di masa lalu. Di ujung koridor, mereka berhenti di ruang kelas tempat Zayyy belajar.

“Tapi aku tetap tidak mengerti kenapa kamu harus memiliki banyak teman perempuan,” Angelina berkata dengan nada sedikit kesal. “Satu saja sudah cukup, kan?”

Zayyy menatapnya, mencoba mencari kata-kata yang tepat. “Angel, mereka hanya teman. Aku lebih mencintaimu daripada siapa pun. Kamu tahu itu.”

Angelina menunduk, mengingat semua momen cemburu yang pernah terjadi. “Iya, aku tahu. Tapi kadang-kadang sulit untuk percaya.”

Zayyy meraih tangan Angelina, menggenggamnya erat. “Kita akan melewati ini. Aku berjanji akan lebih memperhatikan perasaanmu.”

Mereka beranjak dari SMK PGRI dan melanjutkan perjalanan ke Taman Pintar Nganjuk. Tempat ini dipenuhi anak-anak yang sedang bermain dan belajar. Zayyy dan Angelina melihat sekelompok anak bermain di taman, tawa mereka membuat suasana semakin ceria.

“Melihat anak-anak itu membuatku berpikir tentang masa depan kita,” kata Angelina sambil menatap mereka.

Zayyy tersenyum. “Masa depan? Kamu mau jadi apa? Ibu yang hebat?”

Angelina tertawa. “Mungkin! Tapi aku juga ingin tetap berkarir. Kita bisa seimbang, kan?”

“Seimbang adalah kunci. Kita bisa merencanakan semuanya bersama,” jawab Zayyy.

Setelah menghabiskan waktu di Taman Pintar, mereka memutuskan untuk pergi ke tempat jualan mie djoetek yang terkenal.

Suasana di sana ramai, aroma mie yang gurih mengundang selera. Mereka memesannya dan duduk di salah satu meja di luar, menikmati makanan sambil bercanda.

“Enak sekali! Kamu tahu, mie ini mengingatkanku pada saat kita pertama kali pergi ke tempat ini,” Zayyy berkata.

“Ya! Kamu memesan mie paling pedas, dan aku tidak bisa berhenti batuk,” jawab Angelina sambil tertawa.

Zayyy menatap Angelina, terpesona oleh cara dia mengingat setiap detail dari hubungan mereka. Dia menyadari, di tengah tawa dan kebahagiaan ini, ada ketegangan yang belum terpecahkan.

Selesai makan, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan di sekitar perempatan terminal lama. Zayyy merasakan suasana berubah ketika mereka memasuki jalan raya yang ramai dengan lalu lintas. Lampu merah di perempatan membuat mereka berhenti sejenak.

“Sepertinya kita di persimpangan,” kata Zayyy sambil menunjuk ke lampu merah.

Angelina mengikuti arah pandangnya. “Benar, bisa jadi simbolik. Apa yang kita pilih sekarang akan memengaruhi masa depan kita.”

Zayyy menatapnya, merasakan beban keputusan yang harus mereka ambil. “Angel, kita perlu berbicara tentang hubungan kita. Apa yang kita inginkan?”

Angelina terdiam, matanya mencari jawaban. “Aku ingin kita lebih dari sekadar berpacaran. Aku ingin kita membangun sesuatu yang nyata.”

“Dan aku ingin itu juga. Tapi kita harus saling percaya,” jawab Zayyy.

Perdebatan itu menjadi semakin intens ketika mereka menyadari bahwa waktu terus berjalan. Mereka melanjutkan perjalanan ke Waduk Kali Bening, tempat yang dikenal tenang dan damai. Suasana di sana membuat mereka bisa merenung, jauh dari hiruk-pikuk kota.

Sambil duduk di pinggir waduk, Angelina menatap air yang tenang. “Di sini, aku merasa bisa lebih jujur. Kadang, aku merasa terjebak dalam bayang-bayang ketidakpastian.”

Zayyy mendekat, memberikan dukungan. “Aku di sini bersamamu. Kita tidak perlu terburu-buru. Kita bisa mengambil waktu untuk mencari tahu apa yang kita inginkan.”

Keduanya berlama-lama di Waduk Kali Bening, berbagi impian dan harapan. Mereka menyadari bahwa perjalanan ini adalah tentang lebih dari sekadar cinta; itu adalah tentang membangun kepercayaan dan saling mendukung.

Saat senja menjelang, mereka melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Singokromo. Suara gemericik air jatuh membawa ketenangan. Zayyy dan Angelina berdiri di tepi air terjun, menikmati pemandangan yang indah. Mereka tahu bahwa di sinilah banyak kenangan indah tercipta.

“Aku ingat momen kita di sini,” Zayyy berbisik. “Kita berjanji untuk selalu menjaga satu sama lain.”

Angelina mengangguk. “Ya, dan aku ingin menjaga janji itu. Kita bisa melakukannya, bukan?”

Zayyy menatapnya dalam-dalam, merasakan kedalaman emosinya. “Selama kita saling percaya dan terbuka, tidak ada yang tidak mungkin.”

Mereka berpegangan tangan, menikmati suasana damai di sekitar mereka. Sore itu, mereka berdua sepakat untuk mengambil langkah berikutnya dalam hubungan mereka—keputusan untuk saling mendukung dan berjuang bersama.

Setelah lama berdiri, mereka pulang, saling berbagi cerita dan tawa. Namun, di dalam hati masing-masing, mereka tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai.

Keputusan yang mereka buat di perempatan terminal lama akan membentuk masa depan mereka. Dan di balik setiap tawa dan kebahagiaan, ada tantangan yang siap menghadang.

Malam pun tiba, dan Zayyy mengantarkan Angelina pulang. Dalam perjalanan, dia merasakan bahwa segalanya mulai terasa lebih cerah. Dengan tangan Angelina di tangannya, dia tahu bahwa mereka bisa mengatasi apapun yang akan datang. Mereka telah melewati banyak hal bersama, dan cinta mereka hanya akan semakin kuat.

“Malam ini adalah awal baru,” kata Zayyy sambil menatap bintang-bintang di langit. “Apa pun yang terjadi, kita akan selalu bersama.”

Angelina tersenyum, hatinya dipenuhi harapan. “Iya, bersama atau tidak selamanya.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!