satu wanita dengan empat pria sekaligus, memiliki wajah cantik sekaligus senyuman yang dapat memikat semua mata kaum adam yang melihat kearahnya.
kania ratu ovalia mempunyai wajah yang cukup terbilang sempurna, hingga tak ada cela sedikitpun untuk mengatakan kekurangan fisik yang gadis itu punya.
di sisi lain ke empat pria tampan dan menduduki pria-pria paling terpopuler di SMA internasional school. hidup ditengah huru hara persoalan yang sering dijumpai di sekolah umum biasanya, Garvin, Ervan, Danu, Alex , dan satu wanita yang bernama kania.
memperebutkan satu hati dari gadis biasa akan tetapi memiliki wajah sempurna. serta memiliki kepribadian yang berbeda, akan kah salah satu dari mereka dapat merebut hati kania atau malah tak ada satupun dari mereka yang dapat memenangkan hati kania.
semua tergantung seberapa besar perjuangan yang akan mereka lakukan dan berikan pada kania.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rifa Riris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 5
untuk kakak yang tengah baca karya pertama ku di apk Noveltoon cukup mau ngingetin jangan lupa beri like disetiap chapter nya yah 🥰
dan selamat membaca☺
🌺🌺🌺🌺
Langit hari itu tengah cerah dan begitu indah untuk di pandang, angin sejuk membuat seluruh tubuh ikut merasakan suasana yang begitu menenangkan jiwa. bunga-bunga bermekaran dengan warna beragam pun berjatuhan.
siswa-siswi berlalu lalang ada pula yang menikmati suasana di taman sekolah dan tak sedikit yang hanya terduduk diam melihat keindahan pemandangan di tempat itu.
seperti yang dilakukan oleh kedua gadis, duduk berdua di kursi taman sekolah. satu terlihat tengah bahagia, dan yang satunya seperti tengah berduka.
"ya ampun kania aku bener-bener salut banget sama kamu." puji Tasya.
Bukannya menjawab, Kania malah menangis sekencang-kencangnya hingga seluruh mata siswa-siswi yang berjalan didepannya pun meberi tatapan penuh keheranan.
"ehh Kania! kenapa? kok nangis." Tasya tak kalah bingung dari pada siswa-siswi yang melihat kearah dirinya dan Kania sahabatnya.
"hancur sya bener-bener hancur." jawab Kania.
Bukannya faham kini Tasya semakin tak mengerti dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu.
"apanya yang hancur?" tanya Tasya sembari menelusuri bagian tubuh Kania, untuk melihat adakah bagian tubuh itu yang tengah terluka.
"perasaan baik-baik aja nih badan nggak ada yang luka kok." lanjut Tasya.
Kania mengingat kejadian memalukan dalam hidupnya beberapa jam lalu.
...flashback on...
semua siswa-siswi saling berbisik dan menatap kearah Kania yang berdiri didepan pintu kelas mereka. serasa ingin di mangsa oleh harimau, tubuh mendadak sulit di gerakkan. akan tetapi tiba-tiba ia ingat nasehat dari sahabatnya.
bahwa jika ingin mudah meminta nomor dari pria terpopuler ia harus fokus menatap kearah target. sekaligus bila ingin lebih mudah lagi, ia harus membayangkan tempat di London yang ingin sekali ia kunjungi.
"ayo Kania, tatap terus pria itu dan bayangin kalau dia adalah London. Iyah tempat terindah di London, meski nggak seindah London. eh maksud aku seindah London harus seindah London." batin Kania.
tanpa berlama-lama lagi di kelas yang membuat dirinya sejak tadi kesulitan untuk bernafas, Kania bertekad untuk menyelesaikan misi nya. semua pandangannya pun ia bayangkan dengan gambaran keindahan tower bridge dan tempat indah lainnya di London.
tanpa memperdulikan siswa-siswi yang berbisik sekaligus menatap sinis kearah dirinya. kania tetap berjalan melangkahkan kakinya menuju ke arah salah satu pria terpopuler se SMA INTERNASIONAL SCHOOL.
target Kania yang kerap dipanggil Garvin, seperti tak faham dengan perbuatan Kania. terihat takut akan tetapi tetap ingin terlihat berani didepan dirinya. kania menyadari bahwa targetnya kini menatap kearah Kania berada.
dibilang gugup tentu pasti, siapa yang tak akan gugup dilihat oleh seluruh mata yang terbilang tak sedikit. hampir seisi kelas semua melihat kearah kania berada.
"mau minta nomor ku." ucap Garvin sehingga membuat Kania pun menghentikan langkah kakinya.
Kania terdiam, sudah berusaha sekuat mungkin agar tidak terlalu merasa gugup kini target nya malah membuat dirinya semakin ingin mati saja rasanya.
"emm itu aku." balas Kania dengan nada yang sudah pasti menahan gugup setengah mati dalam dirinya.
"ini, jangan lupa nanti telfon aku." Garvin menyodorkan nomor handphone nya yang sudah ia tulis di secarik kertas.
Deg.
Ingin rasanya Kania pura-pura pingsan saja, rasa malu nya sudah hilang. penyesalan karna mengikuti persyaratan konyol dari Tasya membuat ia tak akan pernah melupakan semua yang terjadi pada hari itu.
"ha ini nomor, apa telfon? " jawab Kania seperti orang bodoh, bahkan kini dirinya malah terkejut bukan main mendengar penuturan dari Garvin yang meminta untuk dirinya agar menelfon pria itu nanti.
belum sempat Garvin menjawab pertanyaan Kania tiba-tiba.....
Kringgg
Bel pertanda masuk pun berbunyi.
Kania yang mendengar bel itu pun lagsung melangkah pergi dari kelas Garvin.
...flashback off...
"Kania! malah bengong ini jadi badan mana yang hancur."
Kania yang merasa dipanggil pun membuyarkan ingatannya pada kejadian beberapa jam tadi.
"bukan badan yang hancur, tapi sini dan sini" Kania menunjuk kearah jantung dan hatinya.
"kamu punya penyakit dalem." Terkejut Tasya karna mendengar pengakuan dari gadis yang berada tepat disamping dirinya.
"Tasya! " panggil Kania.
"iyah mana lagi yang sakit."
"panggilin ambulance." sahut Kania.
seketika tubuh Tasya pun terdiam. jantungnya pun tiba-tiba terasa sulit untuk berdetak, fikiran negatif tentang ucapan Kania. menjalar begitu saja dalam benak Tasya.
"Kania! " teriak Tasya dengan memeluk tubuh Kania. "kamu nggak pernah cerita kalau lagi sakit seharusnya ngomong, sekarang kamu mau ninggalin aku gitu aja." rengek Tasya.
suara Tasya yang terdengar nyaring ditelinga Kania membuat dirinya ingin sekali mencekik leher sahabatnya itu.
"telfon ambulance sekarang sya, keburu nanti kamu nggak bisa bernafas lagi." ucap Kania dan kini dirinya sudah memposisikan duduknya menghadap kearah Tasya sembari kedua tangan yang seperti ingin mencekik leher gadis didepan nya.
Seketika Tasya yang melihat sikap Kania pun bergedik ngeri dan menyiapkan ancang-ancang untuk segera berlari jauh dari macan yang tengah mengamuk, dan tentunya ia pun tak tahu pasti penyebab kemarahan macan itu maksudnya kemarahan sahabatnya.
"emm Kania aku mau.... " Tasya menggantung ucapannya. "larii.... " teriak Tasya dan langsung berlari cukup kencang dari Kania.
"Tasyaaa! jangan lari kamu." tak ingin melepaskan mangsanya dengan kecepatan penuh, kini Kania mengejar gadis yang berlari cukup kencang di depannya.
ketika Kania berlari cukup kencang untuk mengejar Tasya yang sudah hampir tak terlihat oleh mata indahnya. tiba-tiba ada tubuh seorang laki-laki didepan, kaki yang dibuat lari itupun tak dapat dihentikan begitu saja.
"awass! " teriak Kania pada sosok pria yang membelakangi dirinya.
brughh
tubuh Kania dan pria itu pun bertabrakan.
Bersambung.
jangan lupa untuk memberi kritik dan saran di kolom komentar yah ☺
tetapi tetap diingat untuk jaga kesopanan dalam berkomentar yah kakak🥰
Biar aku juga bisa mengerti apa yang kurang dari penulisan aku. dan juga aku bisa lebih baik dalam berkarya😉