NovelToon NovelToon
Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Lamaran Dadakan Dari Pak Bos

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / CEO / Diam-Diam Cinta / Romansa / Office Romance
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: VivianaRV

Nindya seorang sekertaris yang sangat amat sabar dalam menghadapi sikap sabar bosnya yang sering berubah suasana hati. Hingga tiba-tiba saja, tidak ada angin atau hujan bosnya dan keluarganya datang ke rumahnya dengan rombongan kecil.

Nindya kaget bukan main saat membuka pintu sudah ada wajah dingin bosnya di depan rumahnya. Sebenarnya apa yang membuat bos Nindya nekat datang ke rumah Nindya malam itu, dan kenapa bosnya membawa orang tuanya dan rombongan?

Ayo simak kelanjutan ceritanya disini🤗

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon VivianaRV, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5

Afif yang kesakitan pun meringis dan mencoba melepaskan jeweran telinga dari ibunya. Tapi jeweran Rini yang amat kuat pada telinga Afif tidak bisa lepas begitu saja.

"Kamu itu ya dibilangin enggak pernah nurut jadi anak!"

"Ibu tenang dulu dan lepaskan jeweran nya dulu, bukan aku yang menghamili perempuan ibu tapi kak Kai yang sudah menghamili seorang perempuan" ucapan Afif langsung membuat Rini melepaskan jeweran nya.

"Yang kamu katakan itu benarkan? Kamu enggak coba untuk mengelak kan?" tanya Rini.

"Aku berkata sebenarnya ibu, ini nih telepon dari kak Kai bukan teleponku" Afif memperlihatkan telepon kepada ibunya.

"Oh iya ini bukan telepon kamu, tapi bagaimana bisa Kai menghamili seorang perempuan?" Eni ibu dari Kaivan pun langsung menghampiri Rini.

"Mana aku mau lihat pesannya" Rini segera memberikan teleponnya kepada kakaknya.

"Astaga ternyata kelakuan kamu selama ini seperti ini Kai!" teriak Eni dengan penuh amarah. Melihat ibunya yang sudah mulai marah pun membuat Kaivan berdiri. Dia mendekati ibunya.

"Itu semua tidak benar ibu, aku tidak mungkin menghamili seorang perempuan" ucap Kaivan membela diri dan mencoba menjelaskan yang sebenarnya.

"Mungkin saja kalau kamu sedang dikuasai oleh nafsu! Kamu itu ya sudah cukup umur untuk menikah kalau sudah tidak tahan melakukan hal itu kamu bisa langsung mengajak wanita itu untuk menikah bukan malah menghamilinya terlebih dahulu."

"Bu aku tidak menghamili seorang perempuan, aku mana berani melakukan hal itu diluar pernikahan."

"Halah kamu itu ngeles aja jadi laki-laki, kalau kamu laki-laki sejati sudah seharusnya kamu mengakui kesalahan kamu dan bertanggung jawab dengan gentle bukan malah mengelak terus seperti ini!"

"Ibu aku tidak melakukan hal itu!"

"Jangan mengelak, sekarang beritahu ibu siapa wanita yang kamu hamili itu!"

"Ibu bukan..."

"Cepat beritahu ibu Kai! Jangan membuat ibu bertambah marah denganmu saat ini!" Bara yang melihat istrinya tidak bisa menguasai amarah pun menghampiri sang istri.

"Sayang tenang jangan emosi seperti ini" Bara merangkul sambil mengelus tubuh istrinya.

"Ayah anakmu itu yang membuat aku emosi hingga seperti ini! Lihat dia dengan bajingan menghamili seorang perempuan dan tidak mengakui perbuatannya itu."

"Kamu tenang dulu biar aku yang akan menghukum anak itu, sudah kamu duduk saja biar aku saja yang menginterogasinya" Eni mengangguk dan menuruti perintah suaminya.

Setelah istrinya duduk, sekarang Bara yang mendekati Kaivan. "Kaivan cepat beritahu ayah siapa perempuan yang kamu hamili itu!"

"Aku tidak menghamili perempuan mana pun ayah."

"Cepat beritahu sekarang atau ayah akan memberikan kamu pelajaran yang tidak akan kamu lupakan! Jadi berikan telepon kamu pada ayah!"

Bara adalah salah satu orang yang ditakuti oleh Kaivan. Saat Bara mulai marah Kaivan akan sangat takut. Dengan gerakan amat pelan Kaivan memberikan teleponnya.

"Ini yah telepon Kaivan."

Bara mengambil telepon Kaivan, membaca pesan yang terkirim lalu melihat nomor pengirim. Setelah dilihat ternyata nomor itu adalah milik dari Nindya sekertaris Kaivan.

"Kamu menghamili Nindya Kaivan?" mendengar itu Eni menutup mulutnya tidak percaya.

"Kaivan jadi selama ini kamu suka dengan Nindya sampai menghamilinya seperti itu? Kalau tahu kamu suka sama Nindya ibu pasti akan merestui hubungan kalian tidak perlu berhubungan secara sembunyi-sembunyi" ucap Eni.

"Ayah juga setuju kalau kamu berhubungan dengan Nindya, dia itu perempuan yang baik dan tidak aneh-aneh. Nindya juga perempuan yang pekerja keras, ayah setuju kalau Nindya menjadi menantu ayah."

"Bagaimana kalau kita melamarnya besok agar perut Nindya tidak membesar terlebih dahulu sebelum menikah" ucap Eni yang sekarang sudah tampak semangat.

"Ibu jangan lakukan hal itu!"

"Kenapa kamu menghalangi ibu untuk membantu kamu mempertanggung jawabkan apa yang sudah kamu perbuat, kamu memang tidak merasa bersalah karena menghamili anak orang tanpa ikatan pernikahan?"

"Tapi bu..."

"Shutt...jangan bicara omong kosong lagi, lebih baik kamu persiapkan diri untuk melamar Nindya besok malam."

"Apa yang dikatakan oleh ibumu itu benar Kai, kamu tahu saat akan melamar nanti pasti kamu akan deg-degan."

"Siapa yang akan lamaran!" ucap seorang laki-laki tua yang baru saja memasuki rumah.

Laki-laki tua itu adalah kakek dari Kaivan, seorang yang sangat ditakuti oleh Kaivan. Kakek tua itu berjalan mendekat ke arah Bara dan Kaivan.

"Ayah baru datang" ucap Bara sembari menyalimi tangan ayahnya, semua yang ada disana pun juga ikut menyalimi kakek Hendra yang baru saja datang.

"Kalian tadi bilang ada yang akan lamaran, memang siapa yang akan lamaran?" tanya kakek Hendra penasaran.

"Cucu kakek yang paling tua ini akan segera lamaran dan pasti tidak akan lama lagi akan menikah" ucap Bara.

"Wah benarkah itu? Lalu siapa calon istrinya kenapa tidak dikenalkan ke kakek terlebih dulu Kai."

"Bagaimana mau memperkenalkan pada ayah orang cucu ayah itu sudah menghamilinya saat ini."

"Astaga ternyata cucuku ini sudah berani menghamili seorang wanita, lalu siapa wanita itu dan dari keluarga mana?"

"Ayah sudah kenal lama dengan wanita itu, wanita yang dihamili oleh Kaivan itu adalah sekertarisnya sendiri yaitu Nindya" ucap Bara memberitahu karena sedari tadi Kaivan hanya diam saja sambil menundukkan kepalanya.

"Astaga yang kamu hamili Nindya? Kenapa kalau kamu suka dengannya tidak bilang langsung dengan kakek pasti kakek akan segera melamarkannya untukmu, bukan malah langsung gas seperti ini dan langsung ada bayi tapi aku juga suka deng kalau kamu akan mempunyai anak karena sebentar lagi kakek akan memiliki cicit darimu."

"Kakek sebenarnya..." saat Kaivan akan menjelaskan sudah dijeda oleh Bara.

"Lihat lah ayah cucumu itu selalu saja bilang kalau dia tidak menghamili Nindya, memang bagaimana bisa Nindya hamil tanpa berhubungan badan dengannya? sudah jelas Nindya bilang hamil kepadanya tapi dia malah ngeles terus menerus" ucap Bara melaporkan bantahan anaknya sedari tadi kepada Hendra.

"Kaivan cucuku dengarkan kakek, kamu sebagai laki-laki harus bisa bertanggung jawab dengan apa yang sudah kamu lakukan bukan malah menghindar seperti ini, kakek tidak akan membenarkan perilakumu itu. Kakek tahu mungkin kamu seperti ini karena takut kakek dan orang tuamu marah kan?" Hendra menjeda ucapannya sebentar.

"Dari diammu ini kamu membenarkan dugaan kakek, Kai tenang saja karena kakek dan orang tuamu tidak marah sama sekali dengan apa yang kamu perbuat yang penting kamu mau tanggung jawab. Kakek senang karena umurmu yang sudah lumayan tua untuk menikah akhirnya bisa menikah juga."

Kaivan hanya diam saja tidak mengeluarkan bantahan lagi. Percuma dia mengeluarkan bantahan tapi semua orang tidak percaya dengan perkataannya. Mungkin saat dia bertemu dengan Nindya nanti atau kalau tidak saat keluarganya datang ke rumah Nindya, Kaivan akan menjelaskan semuanya bersama Nindya.

1
aku udah mampir ya nak /CoolGuy/
vivi: Terima kasih sudah mampir 🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!