Bertransmigrasi kedalam tubuh Tuan Muda di dalam novel.
Sebuah Novel Fantasy terbaik yang pernah ada di dalam sejarah.
Namun kasus terbaik disini hanyalah jika menjadi pembaca, akan menjadi sebaliknya jika harus terjebak di dalam novel tersebut.
Ini adalah kisah tentang seseorang yang terjebak di dalam novel terbaik, tetapi terburuk bagi dirinya karena harus terjebak di dalam novel tersebut.
Yang mau liat ilustrasi bisa ke IG : n1.merena
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Merena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Seleksi Nightshade.
Seleksi keluarga Nightshade adalah ritual kuno yang telah berlangsung selama ratusan tahun. Setiap keturunan keluarga yang mencapai usia 16 hingga 18 tahun wajib melewati ujian ini untuk membuktikan kekuatan dan kelayakan mereka sebagai penerus. Dalam keluarga Nightshade, kekuatan bukan hanya segalanya, tapi juga dasar dari kekuasaan. Hanya mereka yang dapat bertahan dalam seleksi brutal ini yang pantas menjadi pewaris sah dan berpeluang menyandang gelar Tuan Besar berikutnya.
Seleksi ini tidak dilakukan dalam aula keluarga atau arena khusus, melainkan di lokasi yang jauh lebih berbahaya—Night Forest. Hutan keramat yang luas ini tersembunyi di balik kediaman keluarga Nightshade. Night Forest tidak hanya terkenal karena ukuran dan keindahannya, tetapi karena kengerian yang terkandung di dalamnya. Hutan ini penuh dengan makhluk buas dan monster yang siap memangsa siapa saja yang lemah atau ceroboh.
Mitos tentang Night Forest telah berkembang dari generasi ke generasi. Banyak yang percaya bahwa begitu seseorang memasuki hutan itu, kemungkinan untuk keluar hidup-hidup hampir mustahil. Tidak sedikit yang mempercayai bahwa hutan itu memiliki kekuatan mistis yang mengubah waktu dan ruang, menjebak siapa pun yang memasukinya dalam siklus tanpa akhir. Namun, faktanya, Tuan Besar keluarga Nightshade saat ini—ayah Ronan, Damian Vesper Nightshade—adalah salah satu dari sedikit yang berhasil keluar dengan selamat. Walaupun begitu, peraturan keluarga melarang Tuan Besar mana pun untuk mengungkapkan bagaimana mereka berhasil bertahan atau keluar dari hutan tersebut.
Seleksi di dalam Night Forest tidak hanya tentang bertahan hidup dari serangan monster liar. Hutan itu penuh dengan rintangan yang dirancang untuk menguji fisik, mental, dan sihir peserta. Mereka yang memasuki hutan ini diharuskan tidak hanya kuat dalam hal fisik, tetapi juga cerdik dan memiliki kemampuan berpikir strategis. Sihir, naluri bertahan hidup, dan kemampuan tempur semua akan diuji hingga batas maksimal.
Selama seleksi, tidak ada bantuan dari luar, dan keluarga hanya menunggu di luar, menyaksikan dari kejauhan melalui proyeksi sihir. Banyak keturunan keluarga yang hilang di hutan ini dan tidak pernah kembali. Dan bagi mereka yang berhasil bertahan, kemenangan bukan hanya soal fisik, tetapi juga soal mental. Mereka yang keluar akan membawa luka, baik di tubuh maupun jiwa, serta rahasia gelap yang hanya bisa dipahami oleh mereka yang selamat.
Rumor tentang hutan ini terus berkembang, menciptakan rasa takut yang mendalam di antara mereka yang belum pernah mengalaminya. Namun, para peserta tidak punya pilihan selain memasuki hutan itu, karena hanya dengan melewati seleksi ini, mereka bisa diakui sebagai pewaris sah keluarga Nightshade—dan mungkin, jika beruntung, sebagai Tuan Besar yang akan datang.
...
Seleksi dilakukan pada malam hari, di bawah sinar bulan yang menggantung rendah di langit, menambah atmosfer kegelapan yang mencekam. Angin malam yang dingin menusuk kulit, membawa aroma pepohonan dari Night Forest hutan keramat yang menjadi tujuan akhir seleksi ini. Cahaya bulan hanya sedikit menerangi wajah para peserta yang tegang, sementara bayangan mereka memanjang di atas tanah yang dingin.
Yang ada di pikiranku sekarang adalah satu hal: bagaimana cara bertahan hidup. Pewaris sah keluarga Nightshade atau tidak, yang paling penting adalah keluar dari seleksi ini dengan nyawa masih melekat. Aku berdiri di antara sekitar 20 peserta lainnya, semuanya tampak gugup meski mencoba menyembunyikannya di balik sikap tenang. Dalam keheningan malam, kami berbaris rapi, menunggu instruksi dari orang yang akan memimpin seleksi ini.
Di hadapan kami, seorang pria bertubuh kekar dengan luka tebasan panjang di mata kirinya berdiri dengan tegap. Dia tampak seperti seorang veteran perang, dengan aura yang penuh pengalaman dan bahaya. Matanya yang tajam menyapu kami satu per satu, seolah-olah bisa menilai kemampuan dan kelemahan kami hanya dengan tatapan.
Setelah menatap kami semua, dia menghela napas berat. Suaranya dalam dan bergema di udara malam, "Seperti yang kalian tahu, seleksi keluarga Nightshade adalah ritual yang telah berlangsung selama berabad-abad. Ini bukan sekadar tradisi, ini adalah ujian untuk menjadi Tuan Besar selanjutnya."
Dia berhenti sejenak, matanya mengintimidasi, "Jika kalian takut cacat atau kematian, lebih baik mundur sekarang. Di sini, lemah berarti mati." Dengan kalimat terakhirnya, aura menakutkan yang sangat familiar memancar dari tubuhnya. Aura ini begitu tebal, seperti tekanan kematian yang memaksa siapa pun untuk tunduk. Meski aku berhasil menahan tekanan itu, tubuhku terasa berat, namun aku tetap berdiri tegak.
Peserta lain tidak seberuntung itu. Beberapa mulai terengah-engah, sulit bernapas, dan ada yang langsung jatuh pingsan ke tanah. Keringat dingin menetes di dahi beberapa dari mereka, wajah pucat karena tercekik oleh aura pria itu.
"Konyol sekali." Seorang peserta laki-laki yang tampak percaya diri mencemooh dengan nada sinis, bibirnya melengkung membentuk senyuman menghina.
Di sisi lain, seorang peserta perempuan yang terlihat angkuh berkomentar sambil memutar-mutar rambutnya, "Bagaimana kalian berpikir bisa menjadi pewaris kalau selemah ini?"
Aku tetap fokus pada diriku sendiri, memblokir segala gangguan. Saat ini, aku harus menjaga ketenangan dan mengerahkan seluruh energi untuk tetap bertahan.
Instruktur itu akhirnya menghentikan auranya, membiarkan udara di sekitar kami kembali normal. Matanya menyapu peserta yang masih berdiri, termasuk diriku. Sorot matanya tajam, seperti pisau yang berusaha menembus setiap lapisan pertahanan kami, seolah-olah mencari celah.
Dia mengangkat tangannya, dan beberapa orang datang untuk mengangkat peserta yang sudah jatuh pingsan. "Jika aura seperti ini saja sudah membuat kalian tumbang, maka kalian tidak layak." Suaranya terdengar seperti vonis akhir. "Tersisa 10 orang, ya? Setengah dari jumlah awal." Suaranya penuh dengan penilaian dingin, seakan menakar peluang kami untuk bertahan di tahap berikutnya.
"Tapi ini bagus. Kompetisi jadi lebih menarik. Kalian yang masih berdiri adalah orang-orang layak di antara yang layak," katanya dengan senyum dingin, tatapan penuh dengan sesuatu yang tidak bisa diterka.
Dia menatap kami sejenak, lalu melanjutkan, "Kurasa kita sudah membuang banyak waktu." Dengan satu tepukan tangannya, suasana tiba-tiba berubah. Suara tepukannya bergema, tetapi bukan itu yang mengejutkanku. Detik berikutnya, aku merasakan kehadiran seseorang tepat di belakangku, cepat dan tanpa suara.
“Apa-apaan ini!” pikirku dalam hati, namun tak ada waktu untuk bereaksi. Sebelum aku sempat berbalik atau mengangkat tangan untuk melawan, sebuah tangan kuat telah menghantam titik vital di leherku. Rasa sakit yang tajam menjalar ke seluruh tubuhku, dan pandanganku langsung menggelap. Tubuhku terhempas, dan sebelum aku menyadari apa yang terjadi, aku sudah tenggelam dalam kegelapan yang pekat. Suara di sekitarku memudar, hanya meninggalkan keheningan yang menakutkan.
Di detik-detik terakhir sebelum aku kehilangan kesadaran, satu hal yang jelas: seleksi ini lebih dari sekadar ujian kekuatan. Ini adalah pertarungan hidup dan mati.
the darkest mana
shadow mana
masih ada lagi tapi 2 itu aja cukup