Emily, 25 tahun. Dia harus terjebak diantara permintaan bos nya untuk bisa diterima menjadi sekretaris di PT Dinar Sastra.
Satria,35 tahun . Pimpinan yg dikenal dingin dan jutek itu memiliki kepribadian unik. Tempramental dan manja seperti layaknya bayi .
Namun, siapa sangka seiring berjalannya waktu bersama mereka berdua menumbuh kan rasa cinta tetapi bagaimana status Satria yg masih memiliki istri ?,Bisakah mereka bersatu diantara kecaman keluarga mereka..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lulu Berlian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Catrine tampak salah tingkah ,ia melirik Satria
tapi rupanya Satria ampak acuh saja .
"Tapi Bu. Catrine seperti nya ada urusan mendadak ." Mendengar alasan dari menantu nya itu kening Andin mengerut .
"Urusan mendadak apa nak ?? Kamu mau lanjut kerja ?? Kasihanilah cucu ibu ini .Kamu berhenti dulu ya , setelah lahiran nanti bisa lanjut lagi mengurusi burik ..".
",Bu ...Butik sudah menjadi impian Catrine Disana hanya duduk saja ko Bu , Catrine janji nanti akan sering-sering menginap di rumah ibu.."
Wajah Andin terlihat kecewa ,padahal tadinya ia sudah menyiapkan kamar untuk putra dan menantu nya ini .Siapa tau dengan begitu mereka bisa akur kembali.
"Tapi ibu harap kalian bisa tinggal bersama lagi ,ya !!"
Satria sedari tadi diam kini tidak bisa menahan rasa muaknya lagi .Tinggal bersama?? Yang ada dirinya nanti akan di tinggal sendirian lagi di rumah besar itu . Alasannya gak jauh beda ,sibuk kerja ,banyak client dan meeting sana sini .
"Ya udah Satria,antar ibu pulang dulu ya .."
"Jangan ,kalo gitu biar ibu pulang sama sopir aja ya ,kalian pulanglah lebih dulu .Kalau udah sampai rumah jangan lupa kabarin ibu ,nanti ibu main ."
Satria mengangguk saja ,percuma menyangkal ibunya saat ini .Setelah kepergian Andin ,Satria tetap akan mengantarkan Catrine lebih dulu ke kediamannya yg lama .
"Kamu mau kemana??" Tanya Catrine ketika melihat Satria tidak turun dari mobil.
Mungkin bisa di katakan suami yg kejam ,istri lagi sakit bukannya menemani untuk mengantarkan ke dalam rumah ,ini malah ogah-ogahan.
"Pulang .."
"Bukannya ini rumah kita , pulang kemana lagi kamu Mas .?".
"Rumah kita ??Sejak kapan ini menjadi kata rumah kita ? Yang ada rumah saya ,memang selama ini kamu ingat rumah ?"
"Mas aku lagi gak mau berdebat sama kamu ya ,kata ibu tadi apa .Kita harus tinggal serumah "
"Turun ..!"
Catrine tidak habis pikir dirinya sedang hamil besar begini bukannya di perhatikan malah suaminya bersikap kasar seperti ini.
"Mas ..aku ini lagi hamil lo..!"
"Turun ,saya tidak perduli .Sudah melakukan kewajiban bukan ?? menunggu kamu di rumah sakit lalu sekarang mengantar,jadi sekarang turun..!"
Satria memencet klakson beberapa kali hingga dua orang penjaga tergopoh-gopoh mendekati nya .
"Iya Pak ,ada yg bisa kami bantu??"
Satria membuka kaca samping .
"Tolong turunkan dia ,saya ada urusan.."
"Mas ..kamu keterlaluan ya ..!"
Satria tidak merespon ,dengan tenang ia menunggu dua orang penjaga itu berhasil mengeluarkan Catrine dari mobilnya.
"Saya bisa keluar sendiri " Catrine murka menepis ke dua tangan penjaga itu .
Tanpa perlu menunggu lama lagi mobil sport itu segera melaju tak perduli Catrine berteriak memakinya .
"Halo Bu ,Satria sudah sampai rumah"
Tepat setelah itu pula sambungan telepon terputus. Ia sengaja mematikan ponsel pintarnya ,toh kewajiban ia sudah selesai memberi kabar kepada ibu nya jika sudah sampai rumah.
****
"Sayang.."
Satria mengusel ,menyibakkan selimut yg membungkus tubuh Emily. Rasanya lelah sekali seharian itu ,tenaganya benar-benar terkuras habis menghadapi Catrine serta ibunya .
"Enghh..Mas .."
Emily menggeliat dalam tidurnya ia merasakan tubuhnya di peluk erat .Tidak ada lagi ,pasti itu Satria tercium dari aroma tubuhnya yg khas .
"Saya membangunkan kamu ??"
Emily menggeleng sembari tersenyum tipis.
"Aku udah nyenyak tidur dari tadi ,Mas ."
Bohong ,rupanya Emily semalaman tidak bisa tidur entahlah merasa geli saja ia takut terjadi keributan besar di keluarga Satria . Apalagi ketika dirinya pamit pulang tak ada satu orang pun yg menganggapnya ada.
"Saya merindukanmu ,Baby.."
Satria menyesap kuat-kuat aroma leher Emily
tak perduli sang wanitanya menggeliat kegelian .
Satu kecupan Satria bubuhkan di sana menciptakan tanda kepemilikan , tersenyum puas kala tercetak jelas di sana .
"Ingin mandi bersama..?"
Glekkk
Emily meneguk salivanya ,mendengar kata madi bersama jadi mengingatkan kejadian tempo hari .Jangan percaya kata mandi , karena sebelum dan sesudahnya pasti ada ritual yg mengharuskan dirinya mandi dua kali .
"Kenapa wajahnya begitu Sayang ,takut ..?"
Satria tersenyum usil ,merasa gemas ia tarik hidung Emily hingga sedikit kemerahan.
"Bukannya kemarin sudah merasakan enaknya mandi bersama..?"
"Ta.. .Tapi Mas ini masih pagi .."
"Lalu ..?"
Emily bergerak gelisah ,karena saat ini tangan pria itu mulai nakal menjamah di titik sensitifnya .
"Bagus sekali, Sayang .Tidak pakai dalaman ?".
"Eh ..anu itu .."
"Kamu benar-benar menantang saya rupanya".
Dalam satu hentakan Satria menyibakkan selimut membuangnya secara asal . Terpampang sudah tubuh Emily yg hanya di lapisi kain tipis , terlebih dua buah gundukkannya sangat terlihat dengan jelas mencuat ke permukaan.
"Oh ..Shit !! Saya jadi menginginkan lebih Sayang. Sepertinya pagi ini akan ada sarapan lezat lagi ."
Satria dengan segera membuka kemeja yg sedari malam melekat di tubuhnya ,entah mengapa saat ini nafsunya benar-benar gampang sekali naik . Apalagi melihat wajah polos Emily sekarang .
Emily segera memalingkan mukanya ,kala melihat dada bidang Satria di depannya .Padahal ini bukan pertama kalinya
tapi rasa malu itu masih ada .
"Apa tembok itu lebih menarik dari saya ?"
Satria menggoda tepat di telinga Emily seraya meniupkan napasnya pelan .
"Jawab sayang,bukan gelengan yg saya inginkan ".
"En..enggak Mas "
"Lalu mengapa ?? Tatap saya sekarang "
Emily perlahan memberanikan diri , tatapan mereka saling beradu .Gelengar aneh di dada ia rasakan ,menatap sangat dekat wajah Satria saat ini entah mengapa membuatnya jadi lebih berani untuk menciumnya lebih dulu .
Kedua tangan Emily memeluk leher Satria ,ciuman yg ia berikan semakin menggebu sedangkan sang lawan hanya diam penuh kemenangan.
"Kamu nakal juga lama-lama Sayang ,"
Satria puas melihat Emily terengah-engah akibat dari perbuatan wanita itu sendiri .
"Maka sekarang ,biarkan saya yg bermain . Untuk saat ini nikmati saja , Sayang."
****
Flashback
"Dari mana kamu ..?"
Langkah kaki seorang wanita terhenti ,ia berbalik menghadap sang suami yg sedang menikmati secangkir kopi di meja makan .Ia pikir suaminya itu sudah pergi bekerja jadi tidak perlu repot-repot bertegur sapa seperti ini yg ia tau endingnya akan seperti apa .
"Apa sih Mas ?? Aku baru pulang kerja ."
"Kerja ?? Dua hari kamu tidak pulang , kirain lupa jalan ."
Catrine menghembuskan napas jengah .
"Aku baru pulang Lo Mas ,, Capek..!"
"Saya juga capek bekerja ,tapi masih ingat pulang ke rumah."
"Pliss deh Mas ,,aku gak pulang salah ,pulang juga di omelin .Mau kamu apa sih??"
Satria meletakkan cangkir dengan keras menimbulkan percikan kopi di atas meja .
"Mau saya apa ?? Bukankah dulu sudah ku berikan modal lebih untuk bangun butik yg tidak jauh dari rumah kita .?
"Mas ..Kamu gak tau masalah nya ,gak semudah itu membeli lahan di ibukota ini "
"Mudah ..! Saya sudah melihat katalog yg bisa di beli di sekitaran sini ,Apa kendalanya?? Uang ??? Apa kurang yg saya berikan itu ??"
"Mas .ini ..