Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 5
Foto Sasa yang masuk ke dalam mobil Arnold begitu heboh,bahkan mereka kini menebak-nebak hubungan di antara keduanya.
Apalagi mereka merasa Sasa dan Arnold memang sangat cocok menjadi sepasang kekasih,bahkan Rosa juga merasa marah melihat foto tersebut.
"Jadi,Sasa pulang di antar Arnold semalam"ucap Rosa melihat foto Sasa di grup kampus.
Dia memegang erat ponselnya,dia merasa begitu kesal saat ini.
"Sial,aku kalah star dengannya"gumam Rosa.
Ekspresi Rosa seketika berubah,ketika melihat kedatangan Sasa yang lesu dan bahkan terlihat jelas lingkaran hitam di kedua matanya.
"Ada apa dengan lingkaran mata hitammu itu?"tanya Rosa penasaran.
"Aku tidak bisa tidur,sekarang tubuhku begitu lelah"balas Sasa yang langsung membenamkan wajah di kedua tangannya.
"Memangnya,apa yang kau pikirkan?"
"Jangan banyak tanya,sekarang aku mengantuk dan ingin tidur sebentar"balas Sasa yang menutup kedua matanya perlahan.
Rosa hanya menghela nafasnya kasar,dia tidak banyak bertanya lagi dan hanya melihat Sasa yang kini sudah tidur.
30 menit berlalu,Rosa melihat jam yang melingkar di tangannya dan kelas dia akan masuk saat ini.
Namun Sasa masih terlelap tidur,tanpa sengaja tatapannya jatuh pada Arnold yang kini datang ke arahnya.
"Ada apa?"tanya Rosa menatap Arnold dengan heran.
"Tidak ada,aku ada urusan dengan Sasa"ujarnya singkat.
"Baguslah,kau bisa menunggu Sasa hingga dia bangun dan aku benar-benar harus masuk ke dalam kelas.Aku titip Sasa terhadap mu,jangan kau apa-apakan sahabatku ini"peringat nya dengan galak.
"Kau bisa masuk sekarang,biar aku menunggu Sasa di sini"perintah Arnold dengan senang hati.
Rosa agak ragu,tapi dirinya juga ada kelas yang tidak bisa dia tinggalkan dan akhirnya memutuskan meninggalkan mereka berdua begitu saja.
Sepeninggalan Rosa,Arnold duduk di samping Sasa dan dia melepaskan jaketnya lalu menaruhnya di tubuh Sasa.
"Apa dia tidak tidur semalaman"gumam Arnold melihat wajah Sasa yang tidur dengan pulas.
Semua orang menatap keduanya,mereka sekarang begitu yakin dengan Arnold dan Sasa yang memang memiliki hubungan.
Apalagi melihat Arnold yang secara sukarela memberikan jaket yang di pakainya terhadap Sasa,bahkan dia rela menunggu Sasa yang kini tidur.
Karena Arnold merasa bosan,dia memutuskan untuk membawa Sasa pulang dan mengangkat tubuh Sasa dengan mudahnya yang membuat kaum hawa iri dengan Sasa.
Bahkan saking nyenyak nya,Sasa tidak merasakan jika tubuhnya kini dalam gendongan Arnold dan mereka berdua meninggalkan area kampus.

Sasa membuka kedua matanya perlahan,dia mengerutkan keningnya ketika melihat ruangan asing di hadapannya saat ini dan bahkan sebuah tangan melingkar di perutnya.
Dia langsung berbalik dan debaran jantungnya semakin cepat,ketika melihat wajah Arnold yang kini tidur di hadapannya.
Blush..
Wajah Sasa merah merona seketika,karena merasa begitu malu dan detak jantungnya berpacu dengan begitu sangat cepat.
"OMG,Arnold begitu tampan saat tidur dan kenapa bisa aku tidur bersama dia"batin Sasa campur aduk.
Apalagi mereka tidur di ranjang yang sama,bahkan tubuh mereka begitu dekat dan wangi parfume Arnold benar-benar menenangkan untuk dirinya.
"Apa kau puas melihat wajahku hmm"ucap Arnold yang membuka kedua matanya.
Sasa jelas kaget dengan ucapan Arnold,karena Arnold begitu tiba-tiba saat ini dan dia mengedipkan kedua matanya.Debaran jantungnya semakin cepat,ketika Arnold mengatakan hal yang membuat debaran jantungnya semakin cepat.
Arnold merengkuh tubuh Sasa dengan erat,dia mencium aroma tubuh Sasa yang begitu khas dan dia benar-benar tidur di ranjang yang sama bersama Sasa.
"Kenapa aku ada di kamar mu?"Tanya Sasa dengan suara terbata-bata.
"Rosa menitipkan kamu terhadapku,jadi aku membawamu pulang dari pada harus menunggu kamu bangun di kampus"Balasnya.
Sasa mengangguk mengerti,tapi kenapa sahabatnya malah menitipkan dirinya terhadap Arnold dan kemana Rosa pergi.
"Jangan berpikir yang tidak-tidak,Rosa ada kelas dan dia harus masuk kelas"jelas Arnold,karena melihat Sasa begitu manis saat ini.
"Aku mau pulang"ucap Sasa menatap Arnold.
"Temani dulu aku di sini,lagi pula ini masih sore"ujar Arnold melihat ke arah jendelanya.
"Sore bagi mu,tapi aku gak nyaman dekat-dekat kamu seperti ini dan lagi debaran jantungku begitu cepat"batinnya.
Arnold menatap manik mata Sasa,dia tersenyum ke arah Sasa dan lagi merasa Sasa sudah menjadi miliknya saat ini.
"Ayo pacaran"ajaknya tiba-tiba.
Sasa melotot seketika,karena cara Arnold mengajaknya berpacaran di luar nalar dan bahkan tidak ada romantis-romantisnya sama sekali.
"Apa kau gila,kenapa tiba-tiba mengajak aku berpacaran"protesnya.
"Lagi pula,kita sudah tidur bersama dan bukankah itu tandanya kita sepasang kekasih"celetuk Arnold dengan datar.
"Kamu gila,bagaimana bisa berkata hal tidak masuk akal seperti itu"sewotnya.
Arnold malah tertawa saat ini,dia memang gila saat ini dan bisa-bisanya mengajak Sasa berpacaran dengan posisi yang benar-benar di luar pikirannya.
"Aku tidak ingin kau di miliki orang lain,aku pikir dirimu hanya pantas berpacaran dengan ku"ucap Arnold mengelus punggung Sasa.
"Apa yang kau lakukan"pekik Sasa cukup terkejut.
Ketika tubuhnya kini berada di atas Arnold,dia merasa begitu intim saat ini dan pertama kalinya dirinya satu kamar bersama lawan jenis.
"Aku butuh jawabanmu saat ini,aku tidak suka bertele-tele."
"Kita tidak sedekat itu!!"
"Kita memang tidak dekat,tapi bukankah kemarin dan hari ini membuktikan kedekatan kita berdua"jelasnya.
"Hey,apa kau benar-benar berpikiran seperti itu? Kita ini orang asing,bagaimana bisa kau tiba-tiba mengatakan hal di luar nalar seperti ini."
Dengan cepat,Arnold menarik kepala Sasa ke dadanya untuk membuat Sasa mengerti debaran jantungnya saat ini seperti apa.
Deg..Deg..Deg...
Sasa mendengarkan debaran jantung Arnold begitu cepat,sialnya debaran jantung Sasa juga merasakan hal yang sama seperti Arnold saat ini.
"Kau mendengarkannya bukan? Debaran jantungku begitu cepat saat ini."
"Maaf,aku harus pulang dan ini terlalu cepat bagiku"ujar Sasa yang akan beranjak dari tubuh Arnold.
Namun sialnya,tangan Arnold benar-benar mengunci pergerakan Sasa yang membuat Sasa tidak bisa bergerak.
"Aku harus pulang!!"
"Berikan jawabannya besok,aku tidak bisa menunggu kamu begitu lama."
Sasa hanya mengangguk sebagai jawaban,karena dia harus pergi dari kamar Arnold.
Apalagi demi kesehatan jantungnya,karena hanya saat dekat dengan Arnold jantungnya berpacu dengan cepat dan dia benar-benar pergi dari kamar Arnold begitu cepat tanpa menatap Arnold sama sekali.