Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 17
Kembali terdengar suara kicauran burung. Ning Wie melangkahkan kakinya mendekati suara burung itu. Tidak lupa Ia pun kembali menelan pil Giener karena tenaganya sudah terkuras di pakai untuk melindungi dirinya dari hawa dingin.
Hawa dingin terasa makin pekat dan pekat mendekati pembekuan begitu dekat asal suara burung. Hawa dingin itu mulai bereaksi mengambil kendali tubuh bocah kecil itu.
Akibat suhu yang makin dingin membuat tubuh Ning Wie mulai menggigil hebat. Giginya sampai bergemeretuk saling beradu. Nafasnya sampai pun beruap.
"Uhh... Dingin! Dingin sekali! Sial! Aku tidak kuat!" Ning Wie menggosok- gosokkan kedua tangannya mencari sedikit kehangatan.
Ning Wie sudah tidak kuat lagi bertahan dengan buru- buru menepuk tas penyimpanan nya dan mengobrak abrik isi tasnya itu, mencari apa saja yang bisa di pakainya untuk melawan hawa dingin. Sayangnya sudah lama mencari tidak juga menemukan sesuatu yang berguna.
Atribut formasi ada dua, itu pun tinggal atribut formasi penyerangan. Pil pun tidak ada yang khusus untuk atasi hawa dingin. Dalam tas pun tidak ada jubah hanya ada lima potong hanfu itu pun tidak tebal.
Hanya ada satu jalan yang bisa di lakukan oleh Ning Wie sekarang ini. Dan itu melibatkan Spirit Pheonix api merah yang baru saja berhasil di kontraknya.
"Pheonix! Pheonix! Pheonix api merah, Kau dengar suaraku? Haii...Aku memanggilmu!" Ning Wie memanggil - manggil Spirit miliknya dengan pikirannya. Tak lama kemudian terdengar suara merdu bocah perempuan menjawab panggilannya.
"Aiih.. Jangan teriak-teriak aku mendengarmu. Telinga aku ini tidak tuli. Ada apa kau memanggil diriku?" Jawaban yang di dengar Ning Wie di dalam benaknya.
Sejak benih Spirit menyatu dan berkontrak dengan manusia maka sejak saat itu pula Spirit akan menjadi budak dan manusia akan menjadi tuannya.
"Ck,tidak tuli tetapi sampai dipanggil sebanyak tiga kali. Hai..., yang benar saja." Protes Ning Wie pada Spirit Pheonix api merah. " Bantulah aku. Hawa dingin ini bakal Membunuhku, aku mati kau pun juga ikut mati."
"Ahh... Kau sungguh tuan yang tidak berguna. Aku baru saja lahir tapi kau membawa dan mengantar diriku mau ketemu dengan Dewa Yama. Terlaluuu!" Pheonix api merah jengkel, kesal dan marah. Ia pun memarahi Ning Wie selaku majikannya yang tak bertanggung jawab.
Meskipun Pheonix api merah itu marah tetapi tetap saja memberikan energi apinya. Seketika itu juga hawa panas menyengat merambat bermula dari lautan spiritual menuju dantian kemudian menyebar pada meridian.
Saat itulah, hawa panas mampu menahan dinginnya hawa dingin. Kesempatan itu tidak disia-siakan oleh Ning Wie. Langsung saja bocah kecil itu melesat ke depan berlari zig zag melewati stalaktit dan stalagmit yang bertebaran.
WHUUUS WHUUUS
KWAAAAK KWAAAK
Tidak berapa lama kemudian Ning Wie akhirnya sampai pada tujuannya. Bocah kecil itu melihat dengan mata melebar. Ia sedikit shock dengan apa yang di saksikannya itu. Sungguh Ning Wie tidak menyangka kalau bakal bertemu dengan jenis spirit langka lainnya. Ia pun berdiri terpaku agak jauh dari kawanan burung penungguh gua es sekitar 20 meter.
KWAAAAK KWAAAK
KWAAAK KWAAAK
Suara merdu saling saut - sautan itu berasal dari kawanan burung itu menyadarkan nya. " Ahh... Tidak salahkah pandanganku ini, yang ada di hadapanku ini adalah burung Pheonix. Wow...ini kebetulan yang luar biasa."
Dengan semangat dan hati hati Ning Wie perlahan- lahan mendekat dan akhirnya berdiri di hadapan kawanan burung itu. Yang ada di hadapan Ning Wei saat ini memang burung Pheonix.
"Kemarin aku bertemu dengan spirit Pheonix api. Sekarang ini aku di pertemukan dengan Spirit Pheonix es. Aih... Siapa yang akan menyangkah hal ini bisa terjadi. Hehe ... Aku ini memanglah sangat beruntung."
Burung Pheonix itu memang terdiri dari dua jenis yaitu burung Phoenix Api dan burung Phoenix Es. Dan Ning Wie sudah berjodoh dengan Pheonix Api Merah. Jelas anak Patriak Klan Ning itu tidak menampik harapan untuk bisa berjodoh dengan Pheonix Es juga.
Dalam di dalam kawanan Pheonix Es yang ada di depan Ning Wie itu memang ada satu buah telur benih Spirit. Sebuah telur emas yang berlapisan dengan es setebal satu jengkal.
"Aih... Kalau Siang'er tahu ini, hehe... Dia pasti iri. Apa lagi dengan Lia'er, haha... Bisa - bisa dia muntah darah."
Bisa-bisanya di saat seperti ini malah Ning Wie jadi teringat dengan kedua saudara sepupunya yang memang selalu saja ada mengusik hidupnya.
Sungguh Ning Wie ini sangat keterlaluan. Tapi bocah itu saat ini benar- benar bisa di bilang terberkati karena dalam naungan Dewi keberuntungan. Ning Wie ada di sana dan para Pheonix es tidak memperdulikan kehadiran bocah kecil itu di tengah - tengah kawanan mereka. Situasi ini dengan cepat langsung di manfaatkan bocah cilik anak Patriak Klan Ning itu.
"Wduch... Dasar tuan yang bodoh. Kenapa aku punya majikan yang idiot gini. Ehh... ini depan mata ada kesempatan emas koq tidak langsung ya dimanfaatkan. Aih... Mumpung mereka lagi lengah. Sungguh menyia-nyiakan keadaan." Sarkas Spirit Pheonix api merah dalam benak Ning Wei.
Sindiran Pheonix api merah menyadarkannya untuk segera mengambil tindakan. Tidak lagi membuang -buang waktu segera saja Ning Wie bersikap lotus. Pikirannya tercurah pada telur burung Phionix Es yang ada di depan matanya. Perlahan tubuhnya mulai di selimuti oleh energi Qi dan langsung menyalurkan kesadaran jiwanya pada telur yang di tujuh.
Semua itu di lakukan agar benih Spirit yang ada di dalam telur menyadari serta menerima kehadiran dirinya, sehingga terciptalah suatu koneksi di antara mereka. Tak perlu menunggu waktu lama, Benih Spirit yang ada dalam telur emas itu perlahan-lahan mulai menunjukkan reaksinya.
KRAAAK KRAAAK
Telur emas yang berlapis dengan es yang sudah mengkristal itu mulai mengalami keretakan. Retak itu semakin lama makin banyak dan akhirnya tekur itu pun pecah. Tampaklah seekor Burung Pheonix Es. Spirit itu penampilannya begitu indah dan cantik.
WHUUUS WHUUUS
Tak lama kemudian Ning Wie dan Spirit Burung Pheonix itu di selimuti oleh sinar putih gemerap yang sangat cemerlang. Keduanya langsung melayang ke udara. Burung Pheonix Es melayang dengan cara memutari tubuh kecil Ning Wie.
Setelah tiga putaran, cahaya yang menyelimuti keduanya kemudian perlahan-lahan mulai sekaras dan seimbang sampai akhirnya berkelip. Pada saat itulah kedua mata saling beradu pandang baik itu Ning Wie mau pun Burung Es.
Selanjut nya Bocah cilik anak Patriak Klan Ning itu tersenyum gembira sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya. Dan di saat itulah burung Pheonix Es itu langsung melesat cepat masuk menuju aliran Spiritual dari Ning Wie yang terbuka.
WHUUUUS
AUUHHH AAUHHH
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...