Ratu Ular

Arya tak mengerti kenapa tiba tiba saja Kakak nya marah dengan begitu kejam sehingga menyabet dia sampai masuk kealam ghaib, sekarang Sekar menatap semua iblis yang melihat pertengkaran mereka berdua, iblis penasaran karena ada siluman baru menetas dan ingin mencoba bagai mana kekuatan nya. walau mereka sudah bisa merasakan bagai mana jahat nya aura ular yang wanita, mahkota di kepala nya memang membuat dia sangat cantik, namun tidak mengurangi kesan seram nya yang begitu pas menusuk kedalam mata siapa pun yang memandang nya, namun mereka semua penasaran karena bila bisa mengalahkan nya maka kekuatan Sekar akan masuk kedalam tubuh mereka semua.

Arya yang sedang terguling guling segera bangkit dengan hati yang sangat bingung mendadak saja di hajar begini, apa mungkin bila Kakak nya ini iri melihat dia di peluk Ibu nya, namun itu bukan salah Arya bila memang Sekar iri pada masalah itu. Sekar sendiri yang menolak ketika di ajak datang karena dia punya gengsi yang sangat besar, angkuh nya juga bukan main karena itu memang dasar dasar nya siluman ular yang punya kekuatan besar, sombong dan angkuh adalah sebuah kewajiban yang penting untuk mereka. Sekar menatap adik nya yang melongo sambil memegangi perut nya yang sangat sakit akibat di hantam dengan ekor Kakak nya.

"Apa salah ku, Kak?!" Arya bingung sekali rasa nya.

"Masih bisa mulut mu bertanya! tidak sadar juga kau apa yang sudah kau lakukan." bentak Sekar.

"Aku berbuat salah apa padamu? rasa nya tadi aku sama sekali tidak ada salah, bahkan sebenar nya aku mau cerita bahwa Ibu...

"Diam! aku muak sekali kau selalu menyebut Ibu dan Ibu. kita bisa hidup sendiri walau tanpa Ibu, tidak perlu kau mengemis!" bentak Sekar sangat marah sehingga rambut nya bak di kobari api yanng membara.

Iblis lain yang melihat jadi terdiam karena ular satu ini bukan main main kekuatan nya, bahkan saat marah pun seluruh tubuh nya juga marah karena terhubung dengan kekuatan nya yang sangat besar, orang biasa pasti akan ketakutan di buat nya dan akan pingsan dk tempat sangking ngeri nya melihat Sekar ulo.

"Apa yang salah bila aku ingin kasih sayang Ibu? toh akhir nya dia mau menerima ku, Kak." lirih Arya.

"Setelah kau mengemis?!" geram Sekar ulo masih marah.

"Itu usaha nama nya, Kak! segala sesuatu itu harus di usahakan bila kita ingin sesuatu." Arya berkata pelan.

Braaaak.

Bummmm.

Pohon tumbang karena untuk pelampiasan nya Sekar ulo yang sedang marah besar, mau menyakiti adik nya tidak tega sehingga apa yang ada di depan nya jadi sasaran kemarahan nya atas semua yang sudah terjadi.

"Kemari kau!" Sekar menunjuk iblis yang tinggi jangkung.

Bila di bandingkan dengan tubuh Sekar yang mungil, namun bisa tinggi juga karena dia bisa menjadi besar karena ekor nya bisa memanjang, iblis panjang tadi berlari untuk menyerang Sekar yang menantang nya.

"Kakak ku luar biasa, kalau gabut pasti cari masalah! dalam perut Ayah kemarin, dia gabut malah makan hati nya." rutuk Arya.

Memang agak lain pula siluman ular bila sedang gabut, bila tidak makan jeroan maka akan akan menantang iblis lain agar duel dengan mereka, Arya yang takut kena sasaran memilih duduk di atas batu. padahal dia mau cerita kalau besok akan berangkat kealas roban untuk semedi.

Kraaaak.

Braaak.

Tubuh iblis jangkung melanting di dekat ekor nya Arya setelah tadi di udara ada suara berderak patah, Sekar sudah menghabisi nya dengan mudah walau iblis jangkung ini bukan iblis rendahan, namun dia memang sangat lihai dalam menguasai ilmu nya.

"Kau kalau banyak tingkah maka akan ku buat begini." ancam Sekar.

"Jangan dong, wajar lah Kakak kalau aku ingin Ibu." Arya merajuk kesal.

"Wajar anak memang ingin kasih sayang Ibu, bahkan aku juga ingin hal itu! tapi aku tidak mau mengemis seperti kau, hancur harga diri kita." sentak Sekar.

Wuussssh.

Rambut Sekar mendadak tegang karena di bekukan oleh adik nya, Arya ngeri juga melihat rambut Purnama yang tidak mau diam dan terus mengeluarkan api karena dia sedang emosi, maka dari itu Arya langsung membekukan nya saja agar tak membakar dia.

Kan bahaya kalau Sekar khilaf dan rambut itu membakar adik nya sendiri, Arya sudah jaga jaga sebelum dia terbakar habis, bisa gagal rencana bila nanti dia di bakar Kakak nya padahal dia sudah mau kealas roban untuk bertapa dan menjadi manusia seutuh nya dan bisa hidup dengan Ibu mereka.

"Tidak usah tinggi sekali harapan mu itu! kau pikir mudah untuk bertapa di sana?" sengit Sekar yang tahu isi pikiran adik nya.

"Ya kan wajar lah kita punya harapan, kan Ibu juga tadi sudah mau menerima ku dan dia juga memeluk ku." sahut Arya.

"Kau yakin dia tak akan berubah, lebih baik kau berharap pada Ibu Laras saja." kesal Sekar.

"Kakak tahu Ibu Laras? dia sangat baik loh, awal nya dia yang menerima ku." Arya semangat cerita.

Sekar tidak mendengar kan nya karena sudah sangat kesal sekali, sambil bersidekap tangan dia menelan ludah karena perut nya ini mulai lapar, sedangkan makanan tidak ada. Sekar biasa makan jeroan milik Ayah nya saat masih di dalam perut, namun sekarang mereka sudah di luar sehingga susah pula mau mencari nya, mau tak mau nanti jeroan hewan yang harus dia makan saja karena tidak mungkin mau memakan jeroan manusia untuk saat ini.

"Ayo kita berangkat sekarang menuju alas roban, aku akan memulai hari ku selama seratus tahun di sana." Arya sangat semangat.

"Aku tidak mau, kau saja yang melakukan nya!" tolak Sekar.

"Masa cuma aku sendirian? aku tidak mau kita hidup pisah, Kak." seru Arya.

"Ya tidak masalah bila nanti kau sudah berubah jadi manusia dan hidup dengan Ibu mu, tak usah pedulikan aku." ujar Sekar menjauhi adik nya sehingga membuat Arya kaget.

Mana mau dia bila sampai pisah dengan Sekar, terbiasa bersama tentu nya tak akan mudah untuk menerima kenyataan bahwa kinu harus pisah karena sudah punya tujuan masing masing dalam hidup.

Pasti nya Sekar lebih memilih untuk di alam ghaib saja, entah menebar kebaikan atau keonaran, yang pasti di akan sangat jahat karen merasa sendirian dan tak ada yang peduli pada nya, Arya tidak mau bila Kakak nya sampai begitu dan nanti nya malah di manfaatkan oleh orang jahat untuk mencari uang.