Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mencari pekerjaan
"Alhamdulillah," Sanum tersenyum senang ketika dia dapat diterima bekerja di salah satu perusahaan besar, meskipun posisi yang didapatkan Sanum tidak sebanding dengan latar belakang pendidikan nya.
Namun Sanum tidak mempermasalahkan hal itu, yang terpenting baginya saat ini mendapatkan pekerjaan. masalah posisi nanti juga bisa meningkat seiring dengan kemampuan dan prestasi kerjanya.
"Aku harus bekerja keras, demi ketiga buah hatiku yang lucu-lucu. semoga hasil kerja kerasku ini ketiga anakku tidak kekurangan susu dan makanan mereka." Sanum teringat ibunya yang sudah sering sakit, meskipun sering memaksakan dirinya untuk berjualan makanan diteras rumah.
"Untuk sementara ini, karena kamu masih dalam tahap training selama tiga bulan, maka kamu ditempatkan pada bagian Qc (Quality Control). dan saya harap kamu bisa bekerja sama dengan baik bersama para seniormu," ucap supervisor yang mengantarkan Sanum pada ruangan yang akan menjadi tempat nya Bekerja.
Sanum memperhatikan area luas itu, nampak ratusan karyawan bagian produksi softlens itu bekerja keras, yang kebanyakan karyawan wanita, sedangkan laki-laki hanya beberapa orang untuk bagian yang terlihat pekerjaan berat. Sanum mengayunkan langkah kakinya mengikuti langkah senior nya dan memperhatikan cara mereka bekerja.
Mulai dari pengecekan kemasan layak untuk dipasarkan, kecocokan produk dengan dokumentasi nya, serta memperhatikan area tempat kerja para karyawan bagian produksi itu. bersih, agar produk yang sedang dikemas tidak tercampur dengan produk yang lain.
"Sanum, apa kamu sudah mengerti dengan cara kerja dari posisi mu sekarang ini,?" terdengar suara lantang dan tegas dari senior nya.
"Mengerti mbak," ucap Sanum sedikit gugup.
Diawal pekerjaan barunya itu, Sanum sedikit tertekan. selain pekerjaan nya harus menuntut dia untuk sangat teliti, dia juga harus ikut mengejar target dan sering berjalan dari area yang satu ke areal yang lainya, Sanum merasa kakinya sangat pegal. namun dia tetap berusaha menyembunyikan keluhan nya dan tetap tersenyum.
"Break," terdapat kata-kata itu, dibawah lampu yang menyala merah. yang merupakan tanda untuk para karyawan pabrik untuk istirahat, makan dan sholat. selama satu setengah jam, Sanum tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, dia meluruskan kedua kakinya dan memijit nya dengan perlahan.
"Sanum, ngak nyangka ya kamu mau bekerja diposisi seperti kita. mengingat latar belakang pendidikan mu?" tanya Nita yang merupakan teman baru Sanum.
"Bagiku ngak masalah, yang penting kerja halal. dan kita menikmati pekerjaan dengan iklas," ucap Sanum.
Satu hal yang terkadang membuat Sanum mersa sedih, jika dia harus dituntut untuk lembur, sampai dirumah Sanum akan mendapati ketiga anak-anaknya sudah tertidur pulas dengan gaya posisi tidur mereka masing-masing.
"Maafkan Mama nak, semenjak bekerja Mama hampir tidak mempunyai waktu untuk bermain dan bercanda dengan kalian lagi." Sanum membelai sayang satu persatu anak nya dan mendarat ciuman hangat untuk mereka.
Paginya, Sanum terbangun diliriknya ketiga anaknya menempel semua. Devan dan Revano disisi kanan dan kirinya tengah memeluk Sanum, sedangkan sibungsu Davina, pantat bocah imut itu menghimpit kepalanya Sanum dengan hanya memakai Pampers. perlahan Sanum bangkit sambil membetulkan posisi tidur anak-anak nya.
Segera dia mandi dan bersiap kembali untuk bekerja, karena mobil jemputan khusus yang disediakan perusahaan tempat nya berkerja tidak akan mau menunggu karyawan nya.
"Bu, Sanum berangkat dulu. titip anak-anak ya." ucap Sanum seraya mengusap air mata yang menetes.
"Kamu Kenapa nangis nak?"
"Sanum sedih, pulang kerja mereka masih tidur, saat berangkat pun masih sama."
"Besok kan hari Minggu, jadi kamu bisa mencurahkan seluruh waktu mu untuk mereka." bujuk Ibu memberikan semangat. sehingga Sanum kembali tersenyum dan bersemangat.
Minggu paginya, setelah sholat subuh. Sanum sengaja kembali tidur dan memeluk Davina sibungsu, dan tak lupa mencium Devan dan Revano.
"Hole....hole...ada mama ada Mama" ucap mereka kegirangan, karena saat membuka mata mereka melihat sang Mama, yang sudah beberapa hari ini mereka rindukan.
"Iya sayang, hari ini Mama libur, jadi seharian ini Mama akan habiskan bermain bersama kalian, atau kita jalan-jalan keluar. gimana ?"
"Mau ma, tapi beli mainan pedang besar ya," ucap Revano.
"Iya, aku mau robot."
"Adek mau rumah-rumah boneka, boleh ya ma." ucap Davina.
"Boleh sayang," memeluk ketiga anaknya.
𝐭𝐩 𝐚𝐪 𝐩𝐢𝐧𝐠𝐬𝐚𝐧 𝐤𝐥𝐨 𝐥𝐚𝐩𝐞𝐫 𝐬𝐢𝐡 𝐧𝐮𝐦
𝐩𝐝𝐡𝐥 𝐮𝐝𝐡 𝟐𝟎𝟐𝟏 🤔🤔
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰