Angga adalah mahasiswa akhir yang jatuh hati pada Nara yang merupakan adik tingkatnya. Suatu ketika karena obsesinya pada Nara, pria berumur 23 tahun itu menodai Nara hanya karena cintanya di tolak.
Hubungan keduanya semakin rumit karena campur tangan ayah Angga yang tidak ingin Nara menjadi menantunya. Hingga fakta terungkap bahwa kematian kedua orang tua Nara disebabkan oleh ayah dari Angga.
Dalam keadaan hamil Nara pergi karena ancaman, dan 3 tahun berlalu mereka di pertemukan kembali dengan Angga yang masih begitu mencintai Nara yang ia anggap telah tiada.
Namun Nara datang hanya ingin menghancurkan dan menuntut balas atas kematian orang tuanya serta penyebab janinnya tak bisa dipertahankan.
Novel ini juga banyak cerita lucu, persahabatan juga kesedihan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cemburu
Usai menyanyikan lagu dari Shania Twain yang berjudul you're still the one itulah semua tamu undangan bertepuk tangan, merasa takjub dan kagum pada wanita cantik yang kini menjadi pusat perhatian.
Angga pun bagai tersihir oleh penampilan Nara yang begitu sempurna, ia masih menatap wanita itu dari radius yang lumayan jauh dari tempat Nara berdiri di panggung.
"Saya mengucapkan selamat kepada pasangan Angga dan Raline semoga mereka segera melangkah ke jenjang pernikahan" Nara memberikan ucapan kepada pasangan yang kini telah sah bertunangan di depan para tamu undangan.
Saat Nara turun dari panggung pun riuh tepuk tangan masih saja menggema ditelinga, bahkan sedari tadi Nara menyanyi, 3 orang melihat ke arah Nara tanpa berkedip bahkan ada yang seperti Angga terpukau, ya ketiga orang itu adalah Vika sahabat Nara, Bisma dan Fiki.
Nara.....
Nara.....
Nara....
Seru mereka bersamaan, bahkan saat Nara turun dari panggung pandangan mereka masih tertuju pada Nara.
"Benarkah ia Nara, benarkah Nara masih hidup....???" Cecar Vika yang hampir tak percaya dengan penglihatannya.
Beda dengan mereka, beda pula dengan Angga yang merasa wanita itu adalah Nara miliknya, ia ingin sekali membuktikannya.
Angga berpura-pura izin ke toilet di depan Raline yang masih dalam ekspresi jengahnya melihat penampilan rivalnya.
Angga berusaha mengejar Nara yang kini sedang berada di toilet, baik Vika, Bisma maupun Fiki mengedarkan pandangannya melihat Angga yang sibuk mengikuti Nara.
Angga masuk ke dalam toilet yang saat itu dari luar ia pasangkan tulisan " sedang rusak"
Ketika Nara membuka pintu dan keluar ia kaget ternyata Angga telah berada di hadapannya. Nara sempat tersenyum ke arah Angga yang kini tubuhnya menempel pada tembok dengan kaki satunya ditekuk kebelakang dinding dan kedua tangan yang bersedekap di dadanya.
"Maaf tuan ini adalah toilet wanita, anda salah masuk??" Ucap Nara santai dan membelakangi tubuh Angga dan mulai membuka tas clutch nya untuk mengambil lipstick cairnya dan memolesnya ke bibirnya di depan cermin toilet.
" Ohh....iya aku rasa memang aku tidak salah tempat untuk masuk ke ruang ini. Apakah harus aku panggil kamu dengan Nara??" jawab Angga dengan menekankan kalimat namanya dengan sedikit lantang.
"Nara....??" Hey kamu salah sebut...namaku Kinan." Seru Nara yang membalikan badannya di hadapan Angga.
"Apa harus kita mengulangi perkenalan kita lagi? oke baiklah, namaku kinan Larasati Perwira."
Nara mengarahkan tangannya ke arah Angga dan hendak menunggu Angga menyodorkan tangannya.
Melihat pergelangan Nara yang mulus tanpa noda membuat ia sedikit berg*irah,.Angga menarik tangan Nara dan kemudian membalikan tubuh Nara dan dengan lancangnya tangan itu menarik gaun Nara sedikit ke bawah hingga terpampang lah bahu Nara yang terbuka lebar sampai hampir pinggangnya.
Namun ia terkejut ketika Angga tak menemukan apa-apa di punggung mulus Nara yang terbuka bebas.
Ya Angga bersikap seperti itu hanya ingin mengecek tato bunga mawar yang berada di bahu Nara.Saat itu Angga menyuruh orang untuk mentato punggung Nara karena Nara sangat menyukai bunga mawar.
"Hey apa yang kamu lakukan." Nara berontak namun ia tak menunjukan tenaga besarnya.
Ia tahu ini pasti akan terjadi, untuk itu sebelum Angga mengeceknya ia sudah terlebih dahulu menghapus tato yang pernah ia buat bersama Angga.
Nara tersenyum melihat kebingungan dari wajah tampan Angga yang seakan terlihat tersudut.
"Hey apakah ini caramu menggodaku....?lepaskan aku!!" Nara dengan sedikit mengerakkan tenaganya untuk lepas dari pegangan Angga.
Angga melihat itu dari cermin punggung polos Nara yang terdiamkan hampir terlepas semua dari gaunnya, Angga menelan ludahnya dengan berat ketika terpampang pemandangan indah, apalagi dari cermin ia melihat gunung kembar Nara yang sedikit menggantung bebas, namun ia tutupi dengan tangannya.
"Shit damn it, kenapa gue jadi bergair*h dengan wanita yang berwajah mirip Nara?" Ujar Angga dalam hati.
Tanpa sadar Angga mengecup bahu mulus Nara secara perlahan dan turun ke punggung nya yang terbuka lebar.
"Shh ahh lepaskan aku br*ngsek." Nara akhirnya berontak dari dekapan Angga dan menampar pipi Angga.
"Lancang sekali anda." Geram Nara setelah ia melayangkan tamparan cukup keras, ia kembali membetulkan gaunnya yang tadi berantakan.
Angga terkejut pipinya di tampar oleh wanita yang mirip dengan Nara, karena ia masih penasaran dengan wanita didepannya ia menarik kembali Nara dan mencium bibirnya dengan kasar.
"Eumphh..."
Nara tak bisa bicara karena bibirnya disumpal oleh bibir Angga, pria itu melumat bibir Nara dengan buas, seperti meluapkan rasa kangennya yang membuncah pada gadis yang begitu mirip dengan kekasihnya Nara.
"Aahhhhh shitt" ucap Angga ketika bibirnya di gigit oleh Nara. Bukan hanya digigit saja, tapi Nara pun menendang perut Angga pakai sikutnya hingga kesakitan.
Nara kemudian berlari keluar dari toilet, tanpa memperdulikan Angga yang memekik kesakitan pada perutnya.
"Shit berani banget tuh cewek."
Angga keluar dengan perasaan jengkel dan seketika itu ia di datangi temen-temannya yang tadi kepo melihat ia mengejar Nara hingga sampai ke toilet.
"Hey man....cewek itu Nara...??" Tanya Bisma.
"Iya kak, jangan diam saja itu Nara temen aku kan....??" Kembali pertanyaan itu dilontarkan Vika hingga suaranya melengking.
"Mhh sayangnya dia bukan Nara, dia adalah Kinan, anak dari om elang yang punya perusahaan makanan terbesar.
Terlihat Angga yang sibuk memasukan kemeja nya ke dalam celana yang tadi sempat berantakan dan keluar dari celananya.
"Wait....wait Elang Perwira bukan? yang dulunya dia jenderal besar??" Tebak Bisma menimpali.
Angga hanya menggangukan kepalanya. Fiki sempat memandang Nara dari kejauhan.
"Tapi sepertinya dia memang bukan Nara, lihat saja dia begitu anggun, cantik dan berkelas." Ucap Fiki yang mengamati Nara dari kejauhan.
"Tapi kak apakah ada dan kebetulan di dunia ini kalau ada orang yang sama persis namun bukanlah kembar sekandung?? Adakah...." ucap Vika menimpali.
"Itulah yang aku pikirkan, Fiki cari tahu semua informasi tentang Kinan secepatnya, aku gak mau ada kesalahan lagi seperti mata-mataku dulu yang bodoh itu." Perintah Angga.
"Baik, siap bos" jawab Fiki.
Pandangan mereka ber 4 melihat sepasang lelaki dan perempuan sedang berjalan bergandengan mesra. Ternyata Nara jalan berdua dengan seorang pria muda yang Angga telah mengenalnya, ia rekan bisnis Angga juga di dunia fashion, seorang CEO muda yang tampan di usianya yang ke 26 tahun sama dengan usia Angga saat ini.
"Siapa dia? " Bisma menyenggol bahu Angga dengan bahunya sendiri, dan Angga pun diam saja, entahlah ia merasa sedikit panas melihat kembaran Nara itu dekat dengan pria muda itu.
Sampai pada Nara dan lelaki itu berjalan mesra bergandengan tangan, mereka semua yang masih terpaku ketika mata dan pria tampan itu telah saling berhadapan dengan Angga.
"Hai semua, perkenalkan ini Felix kekasih aku." ucap Nara memperkenalkan Felix kepada teman-teman Angga.
Seketika itu wajah Angga menunjukan rasa tidak sukanya pada Felix yang diakui adalah pacar dari kembaran Nara itu.
Tak lupa tangan Angga terkepal, raut wajahnya merah menahan sesuatu yaitu kemarahannya yang sudah meledak.