NovelToon NovelToon
Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Gadis Buta Milik Sang Tuan Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Oktana

Pertemuan yang tidak di sengaja antara gadis buta bernama Alana Maherwari, dengan seorang pria malah membawanya pada cerita romansa sekaligus awal dari kepahitan.
Siang itu sehabis ia menjual bunga di temani oleh anjing husky kesayangannya tiba-tiba tongkat kayunya mengenai sesuatu. Alana kira itu sebatang kayu namun tak lama terdengar suara melenguh seperti orang yang sedang kesakitan.
Setelah mengetahui itu adalah seseorang, Alana langsung membawanya ke rumah tanpa ia tahu latar belakang orang itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Oktana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menjadi Mata Untuk Alana

Gelak tawa bahagia terpancar setelah lagu itu usai. Namun berbeda dengan raut wajah Vin yang tak bisa menutupi kesedihan hatinya. Hal itu disadari oleh kakek Issac.

Semenjak kedatangan Vin, kakek Issac belum banyak tahu mengenai dirinya tetapi kini dirinya ingin tahu kenapa Vin bisa berada di kawasan hutan lalu di temukan oleh Alan.

"Alana, ajak nenekmu membuat teh bunga mawar untuk kita minum nanti sore" perintah kakek Issac.

Alana menurut, ia segera mengajak sang nenek pergi.

"Untukmu Vin, kau diam sebentar disini" pinta kakek Issac.

Vin hanya menganggukkan kepalanya.

Kini di ruang itu hanya ada mereka berdua. Vin sebenarnya merasa canggung karena di tatap oleh pria tua yang mempunyai sorot mata setajam elang.

"Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau waktu itu bisa berada di hutan sampai Alana menemukanmu dengan keadaan terluka?" tanya kakek Issac.

Vin diam, haruskah ia bicara yang sebenarnya? Namun ia juga tidak mungkin membohongi orang yang sudah menolongnya.

"Apakah aku harus jujur padamu, kek?" desah nafas gelisah terdengar frustasi.

"Lau tidak perlu katakan jika kau tidak berkenan! Aku hanya takut jika aku telah memasukan bandit atau mafia yang sedang di buru polisi" balas kakek Issac.

"Tidak kek tidak! Aku bukanlah bandit apalagi mafia yang sedang di buru oleh polisi. Aku hanyalah pria malang yang di kelilingi oleh orang-orang pengkhianat sampai aku seperti ini" ungkap Vin

Ada nada marah dan kekecewaan di sana mengingat Vin tahu bahwa seseorang yang ia percaya bahkan sudah ia anggap keluarga sendiri tega mengkhianatinya.

Mendengar itu kakek Issac tidak bertanya lebih lebih jauh. Dirinya percaya bahwa pria di hadapannya tidak sedang berdusta.

"Baiklah dirinya bisa menyusul Alana, aku disini masih ada sesuatu yang harus aku bersihkan" ucap kakek Issac.

Vin menganggu, ia segera keluar dari ruang musik.

Vin berjalan hendak kembali kedalam rumah namun ekor matanya melihat sesuatu yang tampak menggairahkan sedang mandi di danau dekat taman bunga.

"Alana!" gumamnya.

Vin terus berjalan mendekati danau itu. Netra jelaganya melihat Alana yang sedang membilas tubuhnya tanpa sehelai benangpun.

Rambut panjang gadis itu terlihat beriak terseok angin.

"Andai aku bisa melihat, mungkin aku alan tahu warna air danau ini" ucap Alana sembari tangannya masih membilas tubuhnya dengan sabun.

Dekat semakin dekat, Vin bisa lebih jelas melihat tubuh Alana yang bak pahatan terlihat sangat ranum dengan bulu-bulu halus yang menghiasi permukaannya dan jangan lupakan dua buah melon yang sangat menggiurkan siapa saja yang melihat.

"Sh*t...Alana" geram Vin.

Namun Vin berhasil menghentikan pikiran binatangnya pada gadis buta di hadapannya.

Alana selesai mandi, namun ia seperti sedang kebingungan.

"Ya ampun aku lupa menaruh bajuku! Kanan atau kiri?" Alana tampak berfikir keras.

Vin melihat bahwa gaun warna ungu milik Alana teronggok di dekat sebuah akar pohon.

Tak tega, Vin pun mengambilkan baju itu.

"Air itu warnanya bening" ucap Vin sembari memberikan baju itu pada Alana.

"Vin?" lirih Alana

Tidak menjawab lirihan nada Alana, ia segera pergi meninggalkan tempat dimana Alana berdiri.

Alana yang merasa terkejut sekaligus malu karena pastinya Vin sudah melihat bentuk tubuhnya. Kini satu-satunya penyesalan Kenapa ia buta adalah saat ini ia tidak bisa melihat Vin berdiri di hadapannya. Alana pun segera memakai bajunya.

Alana merasa ia ingin mengubur dirinya hidup-hidup karena rasa malunya.

Sementara Vin di rumah itu tak bisa melupakan tubuh bak dewi Yunani. Miliknya menjadi memberontak seakan ingin menggempur lembah ranum milik Alana.

"Sh*t aku bisa merasakan bahwa miliknya sangat nikmat untuk di masuki" ucap frustasi Vin.

Tetapi ia tidak mau membuat gadis yang sudah menolongnya kecewa. Vin akan mencoba menahan nafsu jahatnya untuk tidak melukai Alana secara birahi.

Kini Alana berjalan masuk kedalam rumah bersama Hugo. Tongkat kayunya terdengar mengetuk lantai. Vin bisa melihat wajah gadis itu tampak murung.

"Alana!" sapa Vin.

Alana tak membalas sapaan itu, ia malah terus berjalan menuju kamarnya.

"Alana, aku ingin bicara!" ucap Vin.

"Tidak perlu Vin, aku lelah" balas Alana.

Namun Vin tak suka penolakan! Ia langsung membawa Alana kembali ke pinggir danau.

Sesampainya di sana, mereka duduk di atas rerumputan di bawah pohon.

"Maafkan aku Alana! Aku tidak bermaksud mengintip atau apapun" ucap Vin.

"Kau sudah tahu semuanya?" tanya Alana.

"Iya!" jawab Vin.

Mendengar itu Alana langsung terisak.

"Aku malu" lirihnya.

"Tidak ada yang harus kamu malu kan Alana! Aku janji mulai sekarang aku akan menjadi matamu" ucap Vin.

Alana menggeleng.

"Tidak Vin! Tak usah menjadi mataku. Untuk apa? Aku bahkan tidak tahu warna pohon. Aku sudah menerima takdirku seperti ini" tolak Alana.

"Bunga mawar berwarna merah" ucap Vin.

"Aku tahu karena kakek memberitahunya" balas Alana.

Vin hanya tersenyum melihat gadis yang sudah berdamai dengan dirinya sendiri.

"Alana kamu cantik!" ucap Vin.

"Tak usah memuji, bahkan aku tidak tahu wajahku sebenarnya" balas Alana.

"Percaya padaku, kalau wajahmu itu cantik" ucap Vin.

"Vin apa aku berhak di cintai oleh pria?" tanya Alana seketika menggelitik hati Vin.

"Ya" jawab Vin.

"Kau sudah berbual dua kali Vin! Pria mana yang tertarik dengan gadis buta sepertiku?" lirih Alana.

"Kau bisa memberi warna di hidup orang lain" ucap Vin karena ia merasakan semenjak bertemu Alana hidupnya terasa hangat.

"Bagaimana bisa aku memberi warna di hidup orang lain Vin, sementara aku sendiri saja merasa gelap!" ucap Alana.

Grep!!!

Vin langsung memeluk Alana! Ia tidak ingin lagi gadis di hadapannya bicara soal kegelapan atau apapun.

"Sudah aku bilang kalau aku akan menjadi matamu" ucap Vin.

"Aku tak mau merepotkan" balas Alana.

"Tak ada yang direpotkan" ujar Vin.

Merasa dekapan Vin membuat hatinya nyaman, Alana ingin meraba bagaimana pahatan wajah Vin.

Pelan-pelan jari-jari lentiknya meraba pipi Vin, kemudian hidung tingginya, bibir seksinya, mata nya dan terlahir kepalanya.

"Kau pasti sangat tampan Vin!" puji Alana.

"Kau salah! Aku sebenarnya buruk rupa" balas Vin sembari terkekeh.

Alana menggeleng.

"Kau sangat tampan, aku bisa merasakannya" ucap Alana.

"Ya aku tampan, aku harap kamu menyukaiku" goda Vin.

Alana terdiam! Entah Vin serius atau hanya berbual.

Gubrak!!!

Tiba-tiba kakek Issac meletakan kayu bakar di hadapan Alana dan Vin.

"Kakek!" ucap Alana.

"Pinggang kakek tiba-tiba sakit sewaktu membawa kayu bakar ini" ujar kakek Issac.

"Biar aku yang membawanya" Vin segera berdiri lalu membawa setumpuk kayu bakar itu menuju rumah kakek Issac.

"Padahal lukanya belum sembuh total" gumam kakek Issac.

1
Bivendra
koq gt sih mnt jd kekasih cm buat kuda²an terus dtggl kmdian hamil kan kasihan
Lembayung Senja: Robin baik kok....😢
total 1 replies
Suanti
cerita menarik, bagus mudah2an cerita nya ngak berbelit-belit 🥰🥰🥰🥰
Lembayung Senja: terimakasih Kak...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!