Venus yang akan menikah dengan kekasihnya yang sudah berpacaran selama 2 tahun harus menerima kenyataan pahit di hari pernikahannya bahwa saudara tirinyalah yang menggantikannya menikah sementara dia dikurung di dalam kamar.
Selain itu, dia diusir dari rumah sebab sesuai dengan wasiat warisan ibunya bahwa jika dia tidak menikah di umur yang ke-23 tahun, maka dia tidak akan bisa menerima sepeserpun warisan.
Hal itu membuat Venus menjadi sangat hancur.
Bagaimana cara Venus akan menghadapi hidupnya yang telah hancur berantakan?
Baca novelnya dan temukan jawabannya serta bersenang-senanglah bersama Venus!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
35
Cukup lama kedua pengacara di hadapan Venus berbincang-bincang sampai akhirnya pintu kembali diketuk oleh seseorang.
Venus pun menoleh ke arah pintu dan terkejut mendapati bahwa ternyata suaminya lah yang datang.
"Sayang," kata venus langsung berdiri menghampiri suaminya karena dia tidak menyangka bahwa suaminya akan meluangkan waktu untuk datang ke situ, Padahal dia tahu pekerjaan pria itu amatlah menumpuk.
Danang langsung melemparkan senyuman ke arah istrinya sambil memeluk istrinya dengan lembut sebelum keduanya pun ikut duduk bersama dua pengacara yang ada di sana.
Saat duduk, dua pengacara yang tadi terlihat santai kini terlihat agak tegang di mata Venus karena dia bisa melihat bahwa kedua pengacara yang ada di hadapan Mereka tampak begitu berhati-hati dengan gerakan mereka dan apa yang keluar dari mulut mereka.
Venus jelas mengerti apa yang membuat kedua orang itu langsung berubah sikap, tentulah karena mengetahui identitas Danang yang merupakan orang tersohor.
"Ini adalah surat wasiat asli yang ditandatangani oleh ibu anda," ucap sang pengacara keluarga Venus menyerahkan sebuah dokumen pada Venus hingga Venus pun mengambil dokumen itu.
Venus dan Danang pun membaca dokumen yang ada di tangannya dan Danang mengganggukan kepalanya setelah ia membaca semua isi dokumen tersebut sebelum menatap dua pengacara yang ada di depannya.
"Kalau begitu, tolong percepat, Saya ingin masalah ini selesai dengan cepat agar istri saya bisa mendapatkan semua haknya yang saat ini masih dipegang oleh ibu tirinya," ucap Danang langsung diangguki oleh sang pengacara hingga dia pun menyerahkan berkas lain pada Venus dan Danang.
"Ahli waris dan walinya silakan bertanda tangan di sini," ucap sang pengacara menyerahkan sebuah dokumen hingga Venus pun membiarkan suaminya membaca dokumen tersebut sebelum dia menandatanganinya bersama-sama dengan suaminya.
Setelah penandatanganan selesai, maka sang pengacara keluarga Venus kemudian mengambil berkas itu dan melihatnya dengan teliti.
Setelah beberapa saat, sang pengacara pun menatap Venus sambil berkata, "sesuai yang tertera di sini, maka kediaman yang saat ini ditempati oleh ibu tiri anda bersama dengan putrinya akan menjadi milik anda, juga saham perusahaan serta masih ada beberapa properti yang lainnya yang tertera di sini, semuanya akan langsung menjadi milik Anda."
"Lalu kapan saya bisa mendapatkan semua itu?" Tanya Venus.
"Hari ini juga Anda sudah bisa mendapatkannya, tetapi untuk melakukan pembalikan nama kami masih memerlukan beberapa hari untuk diproses. Namun semua properti ini sudah bisa anda miliki karena semuanya sudah resmi menjadi milik anda. Ini adalah surat kuasa kepemilikan semua barang-barang tersebut, Anda bisa menggunakan ini untuk membuktikan pada pihak-pihak terkait bahwa semuanya telah menjadi milik anda," kata sang pengacara menyerahkan sebuah dokumen pada Venus hingga Venus menerima dokumen tersebut dengan perasaan lega.
Setelah itu, mereka masih membicarakan beberapa hal mengenai warisan milik Venus sampai akhirnya semua orang mendapatkan kesepakatan lalu Venus dan suaminya meninggalkan firma hukum tersebut.
Saat di dalam mobil, Venus menatap suaminya sambil berkata, "kau meninggalkan pekerjaanmu di kantor, padahal Kau sangat sibuk."
Danang yang saat itu sedang memeluk istrinya segera mengeratkan pelukannya pada istrinya sambil mendaratkan sebuah ciuman di pipi istrinya.
Cup!
"Aku bisa meninggalkan segalanya kalau itu untuk istriku," ucap Danang langsung membuat Venus tersenyum dan merasa sangat senang atas ucapan suaminya.
Venus yakin bahwa apa yang dikatakan oleh suaminya bukanlah perkataan semata seperti yang pernah dilakukan Bimo padanya, tetapi setiap ucapan yang keluar dari mulut suaminya ialah sebuah ucapan yang berasal dari hati dan dikatakan dengan sungguh-sungguh.
"Terima kasih suamiku, aku sangat mencintaimu," ucap Venus dengan penuh bahagia.