NovelToon NovelToon
Zenata

Zenata

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos
Popularitas:2.3k
Nilai: 5
Nama Author: ahza rumaissa

zenata gadis super nakal yang memiliki macam kelakuan yang membuat gurunya geleng geleng kepala, mereka tidak bisa menegur muridnya itu.
karena percuma... setiap mereka tegur zenata akan melakukan kenakalan lainnya... ck..ck... ck.. ayo ikuti kisah zenata yang nantinya akan menemukan pawangnya.... he....he...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ahza rumaissa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 5

"Ze... Ze..." kata zia berteriak

"Apaan sih zia teriak... Teriak..." kata ara kesal.

Sedangkan zenata asyik dengan makan bakso nya.

Mereka sedang makan di kantin sekolah karena jam istirahat.

"Itu... kak nara sedang menembak kak yudha di lapangan basket.

"Apa." ara berdiri terkejut dan segera berlari.

"Ra... Tunggu, ze kamu ngk mau ikut?" tanya zia melihat zenata masih asyik makan bakso di mangkok nya tak bergeming.

Zia... Pergi meninggalkan ze, berlari mengejar ara yang sudah ngibrit duluan, sedangkan zenata seperti nya acuh dengan perkataan temannya dan masih menikmati makan baksonya.

Di lapangan basket, yudha berdiri di hadapan kinara yang tersenyum gugup.

Kinara memberanikan diri menembak pemuda yang sudah tiga tahun menjadi teman kelasnya itu, untuk berpacaran dengannya.

"Nara aku hanya ingin fokus untuk belajar jadi maaf." kata yudha

"Yudha.. Aku ngk akan menganggumu belajar dan hanya ingin kamu tahu perasaanku saja selama ini padamu." kata nara yang tahu akan seperti ini.

Yudha hanya diam dengan ekspresi dinginnya, tidak ingin menolak secara langsung karena tidak ingin membuat gadis itu menjadi sangat malu.

Yudha berjalan pergi meninggalkan nara yang masih mematung di tempatnya.

friska dan meli menghampiri nara memeluk sahabatnya itu, "tenang nara tadi itu yudha tidak menolakmu." kata friska

"Tidak juga menerimamu." kata meli tanpa dosa

Auch... Friska memukul tangan meli karena mulutnya ceplas ceplos seenak sendiri, walaupun memang benar perkataan meli tapi ya.. Ngk harus se gamblang itu mengatakannya.

"Ngk papa, aku tahu, yudha mungkin belum ingin punya pacar dan dia fokus untuk masuk ke universitas kedokteran." kata nara tersenyum kepada dua sahabatnya.

"Nah... Begitu, lain kali kamu bisa mencoba lagi... Kata meli

Friska melotot matanya karena perkataan meli, dia fikir mudah melakukan hal seperti ini, menembak cowok yang seharusnya cowok lah yang menembak cewek.

Friska sedikit prihatin akan bagaimana malunya nara karena pernyataan cintanya telah di tolak yudha, anggap saja begitu di tolak.

Apalagi banyak siswa yang melihat, baik itu teman, maupun adik kelas.

Nara kembali kekelasnya bersam friska dan meli di sana sudah ada yudha di bangkunya sedang membaca buku.

"Benar benar menyebalkan." kata friska tidak terima karena kejadian barusan.

teman teman kelas yang lain berbisik bisik dan meli mengepal tangannya memperingatkan mereka untuk berhenti.

Walaupun meli seperti oneng yang rada rada oon tapi dia setia kawan dan siap membela temannya itu.

Inara memegang tangan meli, memintanya untuk duduk karena memang dia duduk berdekatan dengan meli.

"Nara, biarin saja kata orang, anggap aja anjing menggonggong." kata meli menepuk pundak temannya itu.

Nara tersenyum, menyimpan rasa malu sangat besar pada orang.

Lalu nara melihat yudha yang masih membaca buku di depannya.

"Seperti tidak terjadi apa apa saja." itulah yang nara tangkap dari ekspresi yudha.

Inara mengambil buku dari tasnya dan menyimpan sendiri perasaan kecewa kepada pemuda yang sangat dia sukai, sendiri dalam diam.

Di kelas zenata, semua orang masih membicarakan apa yang terjadi di lapangan basket tadi.

"Gila kak inara, ngk tahu bagaimana malunya karena kak yudha menolaknya secara halus." kata hesti masih bergosip bersama yang lain.

Ara dan zia saling melihat dan mereka salut akan kakak kelasnya itu, berani menembak walau tidak berhasil.

"Mereka ngk ada kerjaan aja." kata zahra sewot walau dalam hati merasa lega karena idolanya menolak kak inara yang menurutnya cantik.

"Ara kamu lihat kan, kak inara saja di tolak." kata zia

"Apaan sih zia kamu." kata ara

"Aku hanya ingetin aja sama kamu, kalau jangan sampai jadi pungguk merindukan rembulan." kata zia yang tahu jika bestienya itu memiliki rasa kepada yudha.

Biar biar begitu zia sangat peka kepada kedua temannya.

Zia menggelengkan kepala dan dia melihat bestie satunya yang asyik mendengarkan musik memakai earphone.

"Ze.. Udah kenyang.?" tanya zia

"Apa... Eh ra, tadi main tinggalin aku aja,bakso mu masih banyak sayang di buang jadi aku embat..." kata zenata.

zia menepuk jidat nya karena memang tadi zenata memakai earphone nya jadi wajar tidak mendengar semua ucapannya, apalagi saat sedang makan, ze juga tidak melihat ada zia karena saling membelakangi tadi.

"Sudah ngk papa belanda masih jauh." kata zia, dan ara duduk di depan karena ara memang duduk di depan mereka.

Bel berbunyi tanda jam akhir pelajaran dan semua murid segera pulang setelah guru mereka keluar.

Kelas zenata juga sudah bubar dan ara juga zia sudah pulang dulu karena ze ke toilet dahulu.

"Ze aku duluan ya, ngk papa kan.?" tanya ara

"Hmmm..aku ke kamar mandi dulu ya kebelet nich" kata zenata.

Zenata langsung ke toilet masuk ke kamar mandi dan langsung lega, "ah... Ini gara gara makan bakso kebanyakan." kata ze bermonolog sendiri.

Tak lama ada suara siswi masuk ke toilet dan mereka tertawa.

"Aku tidak menyangka jika inara yang cantik saja yudha tolak, kasian dia." kata suara siswi

Makannya jadi cewek jangan kepedean dan cantik bukan berarti bisa kepedean, ha.. Ha.." kata siswi yang lain sambil tertawa.

Zenata yang di dalam merasa dia ketinggalan berita.

"Apa, kak inara, kak yudha." kata ze dalam hati

Ze keluar setelah selesai dan sudah tidak ada lagi orang di toilet.

Sampai di pakiran zenata menaiki motornya setelah memakai helm nya.

"Meong.. Meong... " Ze mendengar suara kucing di semak semak tempat dia mem parkirkan motornya.

"Eh.. Kenapa kamu lapar,?" tanya zenata kepada kucing sambil mengendong kucing kecil itu.

"Tunggu ya... Aku cari apa ada yang bisa kau makan." kata zenata membuka tasnya.

"Ini makan, hanya ini yang aku punya." kata ze menaruh roti yang sudah dia potong kecil di bawah.

Ze melihat kucing itu suka roti yang dia berikan.

"Karena laparnya kamu makan roti, besok aku bawa makanan ya," kata zenata mengelus kepala kucing itu.

Setelah selesai memberi makan dan minum kucing itu dan berjanji akan bertemu lagi besok karena ze akan membawa makanan kucing nantinya.

Entah tahu apa tidak yang jelas ze besok akan mencari kucing kuning belang putih itu besok

Karena ze yakin kucing itu mengerti perkataannya yang tulus itu.

Ze mengendarai motornya dan yudha keluar dari persembunyiannya.

Melihat zenata yang berbicara kepada kucing dengan tulus dan berjanji besok mereka akan bertemu yudha jadi tersenyum.

Sepertinya gadis itu selalu gegabah memberi janji untuk bertemu, entah itu kucing atau dirinya.

Mungkinkah kucing itu juga berharap kepada zenata seperti dirinya, yang katanya akan mentraktir nantinya.

🌺bersambung...🌺

1
Los Dol TV
keren Thor, kutunghu kunjungan baliknya di karyaku ya
Los Dol TV
aku mampir Thor
Anonymous
Next dong
Talita Maheswari
sama aku juga makan mie mas yudha...
Sari: 🤭🤭 lomba makan mie kak
total 1 replies
Talita Maheswari
haus ze.. aku jadi ikutan haus..
Talita Maheswari
papa nya seorang pilot
Talita Maheswari
semangat thor up ..up setia hari
kaylla salsabella
lanjut thor semangat berkarya thor 🥰🥰🥰🥰


aku mampir Thor
Sari: terimakasih kak.. semoga suka.🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!