Tak ada satupun orang tahu bahwa sang casanova rupanya masih perjaka. Telah banyak wanita yang tidur dengannya, tapi rupanya tak ada satupun wanita yang bisa membuatnya bergairah.
Trauma di masa lalu membuat Andra Struick menjadi seorang pria impoten. Sehingga dia mencoba mengencani banyak wanita untuk bisa membuatnya sembuh dari impontennya.
Tapi bagaimana kalau ternyata satu-satunya wanita yang bisa membuatnya bergairah adalah musuh bubuyutannya? Apakah Andra akan menerima takdirnya? Atau memilih tidak menikah sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
Sudah hampir satu jam Andra bersembunyi di balik selimut yang tebal itu, seluruh tubuhnya masih dikerubungi oleh selimut dari ujung kaki ke ujung kepala. Tubuh pria nampak berkeringat, tubuhnya merasakan gelisah. Sepertinya malam ini dia sudah benar-benar tidak tahan, ingin menerkam Sadrina. Sampai dia berperang di dalam hatinya sendiri.
"Lu harus ingat, Dra. Dia itu si Mak Lampir, musuh bebuyutannya lu. Apa lu rela melepaskan keperjakaan lu dengan dia? Apa lu gak malu jika harus melanggar semua perkataan lu?" Andra sangat ingat betul dengan perkataannya kepada Sadrina bahwa dia mengatakan tidak akan pernah menyentuh Sadrina karena tubuhnya sama sekali tidak menarik.
Kemudian setan di dalam hatinya ikut berkata. "Alah! Jangan terlalu kegedean gengsi. Sikat aja! Lagian si Mak Lampir itu sudah menjadi bini lu. Masa bodo dengan perkataan lu waktu itu. Lu mau menjadi perjaka abadi?"
Andra nampak bimbang, harus suara hati mana yang dia dengar. Namun, karena dia sudah tidak sanggup menahan hasratnya, dia lebih memilih untuk mengikuti suara hatinya yang sesat.
Andra segera bangkit, dia akhirnya bertekad untuk mengikuti keinginan sang joni yang sudah tidak sabar ingin menjadi mantan perjaka.
Namun, dia nampak lemas ketika melihat Sadrina yang sedang tertidur pulas di atas ranjang. Mungkin karena wanita itu sangat kelelahan sekali, sehingga dia sangat terlelap di dalam tidurnya.
...****************...
Pagi ini terlihat Andra yang sedang mandi di bawah guyuran air shower sambil bersiul. Mungkin dia sangat merasakan lega setelah semalam merasakan sang joni mengeluarkan lahar untuk pertama kalinya.
Semalam diam-diam Andra melahap buah dada Sadrina sambil senam lima jari di atas ranjang, dia sangat berhati-hati agar tidak membuat Sadrina bangun.
Mungkin untuk pertama kalinya dia mengeluarkan cairan hangat pada sang joni, dia merasakan sensasi yang tak pernah dia rasakan disepanjang hidupnya. Jadi seperti itu rasanya eja-kul-asi? Seakan dia merasakan seluruh bebannya keluar dari tubuhnya.
Walaupun sebenarnya dia tidak merasakan puas, membuat dia semakin dibuat penasaran bagaimana rasanya bercinta? Pasti berkali-kali lipat lebih nikmat dari hanya sekedar senam lima jari.
Semalam masih terbayang-bayang dengan sangat jelas ketika Andra menghisap pu tingnya Sadrina, seakan dia ingin lagi melakukannya dan ingin melakukan lebih dari itu, ingin menjelajahi di setiap lekuk tubuhnya sampai ke bagian terdalam.
Andra pun menggelengkan kepalanya. Dia mencoba untuk memperingatkan dirinya sendiri. "Cukup hanya semalam lu khilaf. Jangan sampai lu melakukannya lagi."
Andra yakin semalam dia tidak meninggalkan jejak apapun di area dadanya Sadrina. Jangan sampai ketahuan.
...****************...
"Rupanya semalam hanya mimpi. Aku pikir nyata." Sadrina sangat bernafas lega ketika dia mengecek area dadanya. Saat ini dia sedang duduk di depan cermin.
Semalam begitu sangat terasa nyata, seakan dia sedang menyusui seseorang. Mungkin semalam dia sangat kelelahan, sehingga dia sulit untuk membuka mata, malah dia bermimpi Andra sedang melahap buah dadanya.
"Lagian gak mungkin si Grandong melakukannya. Dia selalu bilang dadaku kecil."
Atas permintaan Sadrina, Andra telah memesan pakaian untuknya secara online, sehingga dia tidak perlu mengenakan lingerie lagi.
...****************...
Setelah check out dari hotel, Andra dan Sadrina menikmati sarapan pagi di mansion. Namun, Andra tidak bisa melepaskan pandangannya. Kedua matanya lagi-lagi tertuju pada area dada Sadrina.
Padahal terlihat sangat mungil, sangat berbeda jauh dengan milik para wanita yang pernah dia kencani. Tapi semalam dia merasakan ada sensasi luar biasa ketika diam-diam menikmatinya.
"Bagaimana rasanya? Apakah terasa manis?"
Pertanyaan dari Sadrina membuyarkan lamunannya Andra. Pria itu nampak gelagapan karena takut ketahuan sedang memperhatikan dadanya Sadrina. "A-apanya?"
"Susu."
"Hm?" Seketika pikiran Andra melanglang buana dengan apa yang dia nikmati semalam, susunya Sadrina.
"Itu lho susu buatan aku. Kami pikir susu apaan? Susu kambing?" Sadrina tidak paham ketika melihat Andra kelabakan seperti itu.
Andra pura-pura tertawa kecil, "Oh susu ini. Aku belum mencobanya." Setelah berkata seperti itu, dia pun segera meneguk segelas susu yang sudah dibuatkan oleh Sadrina.
"Kurang manis. Lain kali harus ditambah gula lebih banyak lagi. Dan masakan kamu masih terasa asin." Seperti biasanya, Andra selalu mengomentari pekerjaan Sadrina.
Sadrina hanya menghela nafas, dia belum bisa mengerjakan pekerjaan rumah dengan sempurna.
Tiba-tiba saja Sadrina menunjukan selembar kertas kepada Andra. Sadrina ingin mengajukan surat perjanjian selama mereka menikah.
"Apa ini?" Tanya Andra. Dia mengambil surat tersebut dari tangan Sadrina.
"Aku tidak ingin merasa dirugikan, karena itu aku ingin mengajukan perjanjian selama kita menikah." Pinta Sadrina. Setelah berkata seperti itu Sadrina segera pergi ke dapur untuk membereskan piring yang kotor.
Andra segera membacanya.
Surat perjanjian pernikahan:
Pihak pertama harus menepati semua janjinya untuk menghapus seluruh hutang yang dimiliki oleh pihak kedua. Dan menggajinya setiap bulan.
Pernikahan ini hanya berlaku selama satu tahun.
Pihak pertama dan pihak kedua tidak boleh melakukan hubungan suami.
Pihak pertama dan pihak kedua harus tidur terpisah setiap malam.
Entah mengapa Andra merasakan keberatan dengan nomor ke-tiga pada surat perjanjian yang diajukan oleh Sadrina. Baru satu hari menikah saja dia sudah merasakan tersiksa, sampai dia harus berkamuflase menjadi seorang maling semalam.
Andra segera mengejar Sadrina ke dapur. Sadrina yang sedang mencuci piring, dia dikejutkan dengan Andra yang tiba-tiba saja menarik tangannya membuat wanita itu membalikkan badannya, sehingga kini dia berhadapan dengan pria itu. Bahkan jarak mereka sangat dekat sekali.
"Aku... aku keberatan dengan nomor ketiga."