NovelToon NovelToon
Lewat Jalur Cinta

Lewat Jalur Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Niatnya untuk membalas dendam membuatnya rela menikah dengan pria yang baru dia kenal. Zevana berniat untuk membalaskan dendam terhadap pria bernama Aksa atas kematian sahabatnya. Agar Aksa bisa merasakan sakit hati yang sama, Zevana memilih jalan lewat jalur cinta. Membuat Aksa jatuh cinta, setelah itu mencampakkannya.

Aksa adalah seorang playboy yang sering bergonta-ganti pasangan. Dia tidak percaya dengan cinta, karena baginya cinta hanyalah hal konyol. Dibalik sikap dinginnya, ternyata Aksa menyimpan luka di hati yang membuatnya tidak percaya akan adanya cinta sejati.

Berhasilkah Zevana meluluhkan hati Aksa demi misi balas dendamnya?

🩸
🩸
🩸

"Aku tidak biasa menjalin hubungan hanya dengan satu wanita saja. Jika kamu menginginkan pernikahan ini tetap terjadi, maka bersiap-siaplah untuk sakit hati."_ Aksa.

Yang penasaran dengan ceritanya, kepoin yuk...

Salam dunia perhaluan 🙏

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5 : Lewat Jalur Cinta.

"Aduh gimana ini, Beb? Kita nabrak mobil orang." Lucas memegangi kepalanya dengan kedua tangan, dia merasa sangat panik sekali.

Zevana tak kalah paniknya dengan Lucas, namun dia berusaha untuk tetap bersikap tenang.

"Tenang, jangan panik," ujar Zevana menangkan. Padahal saat ini jantungnya sendiri sedang berdegup tak karuan.

Zevana berusaha mengatur nafasnya, menariknya dalam-dalam lalu menghembuskannya pelan. Kemudian dia membuka pintu mobilnya, membuat pria yang sedang berdiri di samping mobilnya melangkahkan kakinya mundur dua langkah. Zevana menatap pada mobilnya yang menabrak bagian belakang mobil pria itu hingga penyok.

"Maaf, aku tidak sengaja. Aku akan mengganti rugi semua kerusakannya," ujar Zevana merasa bersalah.

Pria itu menggelengkan kepalanya sembari tersenyum manis, "Tidak perlu, justru aku yang harusnya minta maaf karena sudah menghentikan mobilku secara mendadak. Tadi ada kucing yang lewat."

Zevana menghembuskan nafas lega, tadinya dia pikir pria dihadapannya akan marah karena dia sudah menabrak mobilnya.

"Aku akan tetap mengganti rugi," Zevana hendak mengambil tasnya di jok depan, namun pria itu segera menahan lengan Zevana.

"Sungguh tidak perlu, justru aku ingin bertanya. Apa kamu baik-baik saja? Jika ada yang terluka lebih baik aku antar ke rumah sakit sekarang."

Zevana menggelengkan kepalanya, "Tidak perlu, terimakasih. Aku dan temanku baik-baik saja."

Pria itu tersenyum, lalu mengulurkan tangan kanannya ke arah Zevana.

"Oya kenalkan, namaku Arvan."

Dengan ragu-ragu Zevana menyambut tangan Arvan dan menyalaminya.

"Zevana."

Lucas yang sedari tadi duduk di dalam mobil segera ikut turun. Dia berlari kecil menghampiri Zevana dan Arvan.

"Dia temanku, namanya..." Belum sempat Zevana menyelesaikan kalimatnya, Lucas sudah lebih dulu meraih tangan Arvan dan menyalaminya.

"Luce, Luci cute. Kamu bisa panggil aku Luci saja," ucap Lucas sambil mengedipkan sebelah matanya pada Arvan.

Arvan yang melihat tingkah Lucas pun merasa geli. Apalagi melihat penampilan Lucas yang memakai baju berwarna pink ketat dan bando berwarna hitam di kepalanya. Namun, Arvan berusaha bersikap biasa saja dihadapan dua orang yang baru dia kenal itu.

"Arvan," jawab Arvan lalu menarik tangannya dari genggaman tangan Lucas. "Kalau begitu aku duluan ya? Aku sudah terlambat datang ke kantor."

Zevana mengangguk, "Ya, sekali lagi maaf dan terimakasih."

Arvan kembali menaiki mobilnya, melajukannya pergi meninggalkan Zevana dan Lucas. Sebenernya Arvan masih ingin ngobrol dengan Zevana, namun saat melihat Lucas, membuatnya merasa tidak nyaman dengan tingkah pria itu. Lagipula sekarang dia juga sudah sangat terlambat untuk datang ke kantor.

🍃

🍃

🍃

Di lantai 30 sebuah gedung perkantoran, nampak Aksa tengah berdiri termenung di jendela kaca besar ruangan kerjanya. Sudah hampir setengah jam lamanya dia berdiri di sana, tanpa memperdulikan jika sejak tadi ponselnya terus berdering di atas meja kerjanya.

Suara pintu terbuka, nampak Herman masuk ke dalam ruangan dan berdiri di depan meja kerja putranya.

"Aksa, Papa ingin bicara dengan kamu," ucap Herman.

Dengan malas Aksa berjalan menghampiri papanya, "Jika Papa ingin aku kembali ke rumah itu, aku akan bilang tidak. Mulai hari ini aku akan tinggal di rumah Oma."

"Bukan, tapi ini tentang kejadian di hotel semalam. Tuan Adrian barusan menelfon, dia sudah menceritakan tentang apa yang terjadi semalam antara kamu dan putrinya. Tuan Adrian meminta kita untuk datang menemuinya di restoran malam ini, dia ingin membicarakan masalah yang serius."

"Tidak terjadi apa-apa antara aku dan wanita itu, jadi apa yang harus dibicarakan?"

"Aksa, jangan membuat malu Papa lagi. Kamu bisa menjelaskannya nanti malam. Malam ini jam 7 malam Papa menunggu kamu di restoran Fontana."

Tak ingin berdebat lebih panjang lagi dengan sang putra, Herman memilih pergi meninggalkan ruangan kerja Aksa. Didepan pintu, Herman berpapasan dengan Dani yang membawa paper bag ditangannya. Dani membungkukkan sedikit badannya pada Herman, lalu dia berjalan masuk ke dalam ruangan kerja Aksa setelah Herman pergi.

"Tuan, ini barang-barang anda yang tertinggal di kamar hotel semalam." Dani menyerahkan paper bag ditangannya pada Aksa.

"Siapa yang memberikannya padamu?" Tanya Aksa meraih paper bag dari tangan Dani. Semalam dia memang meninggalkan jas dan dasinya di kamar hotel.

"Wanita yang bersama dengan anda semalam, Nona Zevana."

"Zevana?"

Dani menganggukkan kepalanya, "Ya, Tuan, Nona Zevana. Dia adalah putri dari Tuan Adrian Setiawan, pemilik perusahaan CV. Mitra Perdana. Semalam setelah anda pergi, nona Zevana keluar dari dalam kamar dan memberikan barang-barang itu pada saya."

Aksa mengintip sedikit isi paper bag ditangannya. Semalam bahkan dia tidak mau mendengarkan penjelasan Zevana. Mungkin sebaiknya nanti malam dia datang ke restoran untuk meminta maaf pada Zevana dan menjelaskan tentang kesalahan pahaman semalam pada papa Zevana.

☘️

☘️

☘️

Malam ini Adrian beserta istri dan putrinya sudah berada di restoran Fontana. Selain mereka juga ada Aksa dan kedua orang tuanya, Herman dan Dewi. Mereka tengah menikmati makanan yang sudah tersaji di meja. Sesekali Zevana melirik ke arah Aksa, bisa-bisanya pria itu tetap terlihat tenang.

"Setelah ini aku akan membuat hidupmu tidak tenang, Aksa Madeva." Batin Zevana.

Aksa yang merasa Zevana terus memperhatikannya menatap ke arah gadis itu. Dengan cepat Zevana segera menundukkan kembali kepalanya dan kembali fokus dengan makanannya. Malam ini dia akan memulai misinya untuk meraih hati Aksa.

Selesai makan malam, Adrian mengumpulkan niatnya untuk membuka obrolan.

"Tuan Herman, saya mengundang anda beserta keluarga anda kesini adalah untuk membicarakan tentang kedua anak kita ini, Aksa dan Zevana. Saya merasa hubungan mereka sudah terlalu jauh. Daripada nantinya membuat malu, lebih baik kita nikahkan saja mereka berdua." Adrian tidak ingin jika kejadian semalam sampai terdengar sampai ke publik. Apalagi semalam Tuan Arthur juga ada disana dan melihatnya, sungguh membuatnya merasa sangat malu.

"Maaf, Om, tapi saya keberatan. Kejadian semalam hanya salah paham. Saya yang salah, saya salah masuk ke dalam kamar. Jadi semalam tidak terjadi apa-apa diantara kami." Aksa melihat ke arah Zevana, namun gadis itu malah asyik memainkan sedotan minumannya, seolah tidak berniat untuk menjelaskan tentang kebenarannya dihadapan kedua orang tua mereka.

Herman menghela nafas panjang, lagi-lagi dia harus berada di dalam masalah karena kelakuan Aksa.

"Nak Zevana, sebenernya apa yang terjadi semalam di kamar hotel? Apakah benar tidak terjadi apa-apa semalam di kamar hotel seperti apa yang Aksa bilang tadi?" Tanya Herman dengan lembut pada Zevana.

Zevana mengangkat kelopak matanya dan menatap satu persatu wajah lima orang yang duduk di hadapannya. "Yang terjadi semalam ya seperti apa yang terlihat. Kami menginap di kamar yang sama."

Aksa nampak terkejut dengan penuturan Zevana. "Apa maksud kamu? Apa kamu tidak ingat jika semalam kamu bahkan mengusirku dari dalam kamar?"

"Aku tidak ingat," jawab Zevana seolah tanpa beban. Dia menyenderkan tubuhnya di punggung kursi.

Aksa menatap Zevana dengan kesal. "Maaf Om, Tante. Saya permisi ingin bicara dengan Zevana sebentar."

Aksa segera bangun dari duduknya, dia menghampiri Zevana dan menarik tangan gadis itu. Membawanya ke sebuah lorong kecil di pojok ruangan, lalu menghempaskan tubuh gadis itu ke tembok.

"Apa maksud ucapanmu tadi? Kenapa kamu tidak mencoba menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya dan menentang rencana pernikahan ini?" Aksa merasa kesal sekali karena Zevana tidak mau membantu menjelaskan tentang apa yang terjadi semalam pada keluarga mereka.

Zevana menyunggingkan senyum diwajahnya. "Kenapa aku harus menentangnya? Aku tidak keberatan jika pernikahan ini terjadi."

Aksa menyipitkan matanya, "Apa maksud kamu? Semalam kita bahkan tidak melakukan apapun, aku tidak menyentuhmu. Bantu aku untuk menjelaskan pada orang tua kita tentang apa yang sebenarnya terjadi. Agar masalah ini cepat selesai."

"Aku tidak mau," kekeuh Zevana.

"Jangan konyol, ayo kita jelaskan pada mereka sekarang!"

Aksa meraih kembali tangan Zevana, menarik tangannya dan membawanya melangkah. Namun, langkahnya terhenti saat mendengar seruan Zevana.

"Aku menyukai kamu!!"

...💫💫💫...

1
Eka Bundanedinar
ya g hrs ktmu brduajg oma arvan nekat loh
Eka Bundanedinar
hamidun zev selamat yak buat kaluan
NaDira
Ngikut kata Aksa aja deh, Zev... Aksa pasti melakukan yang terbaik ..
Aras Diana
lanjut thor
Mrs.Riozelino Fernandez
aku juga gak setuju Oma...
masih banyak cara lain untuk membujuk Arvan,tanpa Zevana turun langsung.
mungkin dengan memberi kabar tentang kehamilan Zevana Arvan akan mundur...
Mrs.Riozelino Fernandez
duuuuh Zevana....
Andin beda cerita...
itu resiko dia yang hamil dengan pacarnya...deeeeh...yang begituan gak perlu kamu pikirkan 😒
F.T Zira
☕️ dulu buat ka author
F.T Zira
dang dig dug de gak Zevana?? suamimu lebih peka kann😏😏
F.T Zira
langsung nyadar si aksa👏👏👏
F.T Zira
kecebong aksa berenang bebass
F.T Zira
si mantan ternyata
F.T Zira
siapa sih??? arvan???
F.T Zira
kasih sianida aja dah ini si andin.. minta tolng kok maksa. gak di bantu nabok..
F.T Zira
kok maksa sih😑😑
F.T Zira
boar dia bisa menikmati indahnya pengadonan... ehhh🤭🤣🤣🤣
F.T Zira
Oma lebih sat set🤭🤭🤭
F.T Zira
si Arvan aja yg negatif mulu😑😑
F.T Zira
wrisan??
F.T Zira
pria gemulai lagi/Facepalm//Facepalm/
F.T Zira
sin Andin itu lupakan aja...aku gak yakin dia benee bener butuh bantuan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!