Lewat Jalur Cinta
...-Happy Reading-...
...^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^...
Langit yang tadinya berwarna kemerah-merahan mulai berubah menjadi gelap. Nampak seorang gadis tengah berdiri menatap pada gundukan tanah yang masih basah. Satu persatu beberapa orang yang berdiri di sekitarnya sudah mulai pergi meninggalkan tempat itu, meninggalkan gadis itu berdua dengan seorang pria bertubuh jangkung. Dari balik kacamata hitamnya, gadis itu kembali meneteskan air mata.
Zevana Stefanie, gadis berusia 24 tahun itu baru saja menginjakkan kakinya di tanah air tadi siang. Kepulangannya kali ini adalah untuk mengantarkan sahabatnya yang bernama Nadia menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya.
Awalnya Zevana berniat untuk kembali satu minggu lagi dari London. Setelah menyelesaikan semester akhir kuliahnya, Zevana ingin kembali dan bekerja di perusahaan papanya. Namun, Zevana lebih dulu mendapatkan kabar dari sahabatnya yang bernama Lucas atau lebih akrab disapa Luci, jika teman mereka Nadia meninggal karena bunuh diri. Nadia bunuh diri dengan melompat dari roftop rumah sakit kemarin malam.
"Beb, ayo kita pulang," ajak Lucas. Pria dengan gestur tubuh gemulai itu berjalan mendekati Zevana.
"Sejak kapan? Sejak kapan Nadia menjalin hubungan dengan pria itu?" Tanya gadis dengan tinggi 170 cm itu. Dia membuka kacamata hitamnya, lalu menyeka air mata yang menempel di wajahnya. Zevana membalikkan tubuhnya ke samping dan menatap pada Lucas.
Lucas nampak termenung, dia memang sudah menceritakan tentang kematian Nadia yang terjun bebas sambil memeluk foto seorang pria. Dua hari lalu Nadia dibawa ke rumah sakit oleh orang tuanya karena kondisinya yang terlihat seperti orang depresi, Nadia mulai sering mengamuk tanpa sebab.
"Berikan identitas beserta foto pria itu padaku!" Tanpa mendengar jawaban, Zevana melangkahkan kakinya keluar dari area pemakaman, dia berjalan menuju mobilnya yang terparkir sedikit jauh dari area pemakaman.
Lucas berjalan dengan cepat menyusul langkah Zevana yang sudah berjalan lebih dulu di depannya. "Ehh, tapi untuk apa, Beb?"
"Tentu saja untuk balas dendam!" Jawab Zevana tanpa menghentikan langkah kakinya.
"Balas dendam? Maksud kamu, Beb?"
Zevana tidak menjawab dan semakin mempercepat langkah kakinya. Dia segera menghentikan langkahnya saat sudah sampai di depan mobilnya. Zevana berbalik dan menatap Lucas dengan lekat. Tadi siang saat berada di rumah Nadia, dia melihat begitu banyak foto seorang pria tertempel di dinding kamar sahabatnya itu. Sepertinya Nadia begitu tergila-gila pada pria bernama Aksa. Itulah sebabnya Zevana merasa tidak terima dan berniat membalaskan dendam pada Aksa atas kematian Nadia.
"Apa polisi tidak memeriksa pria itu?" Tanya Zevana. Raut wajahnya nampak begitu kesal.
"Polisi sudah memeriksanya. Tapi kematian Nadia memang murni bunuh diri, jadi pria itu hanya dimintai keterangan dan langsung dibebaskan," jawab Lucas.
Namun, Zevana tetap merasa tidak terima. Meskipun Nadia meninggal karena murni bunuh diri, tapi semua ini gara-gara Aksa. Jika saja Aksa tulus mencintai Nadia, pasti Nadia tidak akan sampai depresi dan nekad bunuh diri. Zevana tetap ingin membuat perhitungan dengan Aksa.
"Luci, kamu harus membantuku untuk membalas dendam pada pria bernama Aksa itu," tegas Zevana dengan penuh keyakinan.
"Tapi Beb, Nadia meninggal karena bunuh diri, bukan dibunuh. Jadi untuk apa balas dendam?"
Zevana menghembuskan nafas berat, "Kamu sendiri yang bilang jika pria itu adalah seorang playboy. Itu artinya Nadia bukan satu-satunya wanita yang menjalin hubungan dengannya. Bisa saja Nadia bunuh diri karena sakit hati pada pria itu. Nadia terlalu mencintainya!"
Lucas menggeleng tanda tidak setuju, "Tapi Beb..."
Zevana meraih kedua tangan Lucas dan menggenggamnya erat. "Luci, kita sudah bersahabat sejak SMA. Apa kamu terima jika Nadia meninggal dengan cara seperti ini?"
Lucas nampak terdiam, dia menatap Zevana dengan lekat. "Tapi beb, gimana caranya balas dendam?"
Zevana tersenyum tipis. "Satu-satunya jalan, agar dia merasakan sakit yang sama adalah dengan satu cara."
"Cara? Cara apa itu?" Tanya Lucas penasaran.
"Lewat jalur cinta," jawab Zevana.
"Jalur cinta? Maksud kamu, Beb?"
Zevana melepaskan tangannya pada genggaman tangan Lucas. Lalu dia berdiri memunggungi Lucas. "Aku akan membuat pria itu jatuh cinta padaku. Setelah itu aku akan mencampakkannya."
🩸
🩸
🩸
Sebuah mobil sport berwarna merah memasuki halaman sebuah rumah. Nampak seorang pria berusia 25 tahun turun dari dalam mobil dengan raut wajah kesal. Pria itu tidak langsung masuk ke dalam rumah, dia berdiri termenung di sisi mobilnya sambil sesekali mengembuskan nafas berat. Untuk pertama kalinya dia harus berurusan dengan polisi hanya karena seorang wanita.
Memiliki wajah tampan, hidung mancung, rahang tegas dan tubuh yang atletis membuat Aksa Madeva digilai banyak wanita. Jika dilihat sekilas mungkin hidupnya terlihat sempurna, selain tampan dan kaya raya dia juga merupakan pewaris sah Libra Group milik keluarga Herman Wibowo, sang papa. Namun siapa sangka dibalik semua itu Aksa memiliki masa lalu yang membuat hatinya selalu merasakan kesepian.
Tiba-tiba pintu rumah itu dibuka oleh seseorang, nampak Herman keluar dan menatap Aksa dengan tatapan marah dan kecewa. Herman berjalan ke arah Aksa dan memberikan sebuah tamparan keras di wajah Aksa. Herman merasa marah sekali karena lagi-lagi putranya membuat masalah dan membuatnya malu.
"Memalukan!! Bisa-bisanya polisi datang ke kantor dan mencari kamu. Apa tidak bisa jika kamu tidak membuat masalah? Contoh kakak kamu, dia tidak pernah membuat masalah dan selalu bisa dibanggakan!" ucap Herman dengan suara bergetar karena marah.
Aksa memegangi pipinya yang terasa perih. Lalu dia menatap papanya dan tersenyum sinis. "Dimata Papa aku memang tidak pernah benar. Jadi kali ini aku pun tidak akan membenarkan apapun atas perbuatanku."
Aksa melanjutkan kembali ucapannya. "Dan satu hal lagi. Wanita dan anak yang Papa bawa ke rumah ini itu bukanlah ibu dan kakakku. Aku tidak pernah memiliki seorang kakak, dan mamaku sudah meninggal gara-gara kelakuan Papa."
"Aksa!!!" Herman mengangkat kembali satu tangannya. Matanya nampak memerah menahan amarah.
"Kenapa? Papa mau nampar aku lagi?" Mata Aksa nampak berkaca-kaca. "Aku bukan anak kecil lagi, Pa. Mulai detik ini Aku keluar dari rumah ini. Jadi Papa tidak perlu lagi menunggu aku pulang."
Setelah berkata demikian, Aksa kembali masuk ke dalam mobilnya dan melajukannya pergi meninggalkan rumah. Dulu kehidupan Aksa begitu bahagia bersama papa dan mamanya. Namun, kebahagiaan itu lenyap saat beberapa tahun lalu papanya pulang dengan membawa seorang wanita dan anak laki-laki yang usianya lebih tua 3 tahun dari Aksa. Herman memperkenalkan mereka sebagai istri dan anaknya, sejak saat itu Arini mulai sering sakit-sakitan. Hingga beberapa bulan kemudian Arini meninggal dunia karena sakit.
Rupanya sebelum menikah dengan mamanya Aksa, Herman sudah lebih dulu menjalin hubungan dengan seorang wanita hingga melahirkan seorang anak. Dulu kedua orang tua Herman tidak merestui hubungan mereka karena perbedaan status sosial, hingga mereka menjodohkan Herman dengan Arini, mamanya Aksa.
Aksa merogoh ponselnya dari balik jasnya, dia menelfon seseorang.
"Siapkan kamar dan seorang wanita malam ini juga!" Perintah Aksa.
"Baik Tuan," jawab sang asisten.
Aksa mematikan sambungan telefonnya dan menyimpan kembali ponselnya di balik jasnya. Dia melajukan mobilnya menuju ke arah hotel. Malam ini dia ingin melupakan masalahnya dengan bersenang-senang di kamar hotel dengan seorang wanita.
...💫💫💫...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 42 Episodes
Comments
Shan shan zee
mampir kakak
2024-09-28
1
Laskar Pelangi
baru baca,semoga jadi buku favorit
2024-09-24
1
mama Al
uhuuui jalur cinta yee
2024-09-16
1