Takdir yang tak bisa di pungkir, semua adalah ketentuan Allah Swt
begitupun dengan kehidupan seorang wanita independen dan mandiri yang dijalani oleh Neneng seorang guru bahasa di sebuah lembaga pendidikan
apa saja perihal yang dihadapi oleh seorang Neneng??
ikuti kisahnya di sini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niethayoel342, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 5
Kalian pasti bingung, arah nya kemana sih ini??? Permasalahannya apa sih ini?
RUMIT !!!
Berada di posisiku saat ini sangat rumit dan runyam.
jangan lewatkan setiap Bab nya. Sebentar... Ada Kang Ajid menjemputku untuk ke kampus.
"Akang gak Usah repot repot jemput aku, kampus kan deket tinggal jalan kaki. Nanti Akang bisa ketemuan depan gerbang kampus." cakapku seperri biasa diboncengin Si Jupiter MX merah pada masanya. "emang ga boleh ya neng?" sambungnya.
"bukan gituh akang, cuma saya malu merepotkan. Saya belum sarapan pula, sarapan dulu yuk." ku ajak Kang Ajid melahap bubur depan kampus ku.
Kang Ajid hanya menurut saja. Aku pesan bubur ayam tradisional yang enak banget asli bubur ayam pak kumis julukannya.
"pak, bubur biasa ya.." pesanku
"ya, teh neng siap. Si aA nya ga pesen juga?" tanya pak kumis.
" gak pa saya kenyang" jawab Kang Ajid.
Setelah selesai makan bubur ku bayar bubur itu ke pak kumis. Dan,, tau ga gaes.... Kukira Kang Ajid akan ngomong ga usah nanti aku bayarin hahahaa ternyata aku halu wakwakwak...
Tiap jalan sama dia mana pernah ngejajanin kek atau minimal kasih uang transferan kek buat jajan gak pernah gaes. Kadang aku suka ilfeel sama laki pelit gitu. Sedikit royal dan loyal itu sih yang aku mau.
"makasih ya," kataku langsung turun dari motornya.
"eitss, salim dulu atuh" katanya sambil nyodorin tangannya.
aku menoleh kembali sambil kucium punggung tangannya. Sedikit malas kusunggingkan bibir ku menyeringai menunduk takut terlihat oleh dia.
"udah ah assalamualaikum" pamitku sambil ku hormatkan tangan kananku di atas pelipis menirukan gaya nya di lapangan.
Jam berlalu setiap mata kuliah pun terlewati.
dreettt dreettt
getar nada handphone ku tanda notifikasi masuk.
Malam ini ada tamu, mau ikut nge-room gak?
Pesan singkat dengan pengirim Pratiwi teman seperjuangan di kampus dan di tempat kerja ku. Yaa,, ada orang baru lagi nih.
Pratiwi eka, biasa aku panggil dia ekok atau tiwi atau pratiwi. Sebut saja dia Tiwi, teman sebangku ku di kampus. Asli dia supel dan humble banget tidak terlalu rajin sih hanya aktif. Apalgi aktif dalam mencari duit dan aktif bicara dia handal banget gaes. Dia seorang single parent, aku dipertemukan dia di kampus ini. Pokoknya sefrekuensi banget. Apasih yang ga bisa dan kadang dosen sering mengatakan kalau Neneng dan Pratiwi wajahnya sama kayak kembar. Hahaha
pernah ya waktu mengumpulkan pas photo untuk di print di struktur organisasi kelas, photo ku dan photo Pratiwi tertukar.
oke siap, tanpa alkohol kan? Balasku.
sip, yang penting temenin aja ngobrol lu minum es jeruk. Katanya dengan emoji melet lidah.
Pukul 21.00 WIb keluar dari kosan petak ku satu kamar di dalamnya sudah ada kamar mandi ukuran kecil. Bergegas aku hendak pergi ke tempat kerja cafe and karaoke Arr**a di kota kami. Seperti biasa aku kerja mulai jam 9 malam sampai selesai. Hanya sebagai pramusaji mengambil shift malam karena siang berbenturan dengan jadwal kuliah ku.
Seperti yang disepakati hanya menemani para tamu menyanyi saja tanpa ada sesuatu yang lebih. Tiwi sudah hapal prinsip dan karakterku. Untuk hal ini saya hanya mencari biaya kuliah bukan untuk menjual diri. Finally, alhamdulilah setiap tamu yang ku temani kenalan kenalan Tiwi selalu menjaga privasiku. Kalau zaman sekarang mana tau ya,,.
Ya gaes,, aku seorang pelayan cafe di karaoke room. Siangnya aku kuliah, malamnya aku kerja di sana. Dan, tidak ada yang tau pekerjaan aku dan tiwi seperti apa. Menjadi seorang Pemandu Lagu dengan resiko yang sangat tinggi bersama para lelaki hidung belang, harus bisa ditangani agar ga ngajak B*. Sebisa dan sedapat mungkin.
Aku pun merasa khawatir dengan Kang Ajid yang tahu pekerjaanku obrolan obrolan kemarin hanya berniat menghina harga diriku saja.
24.00, selesai sudah kurapikan kembali ruangan di room dan mencuci segala peralatan sisa sisa pelanggan. Kalau masih ada makanan sisa yang masih bersih biasanya aku selalu membungkusnya dan tak lupa minta izin dulu sama atasan. Kalau Tiwi tahu aku kayak gituh dia selalu marah dan bilang, ga usah mungut mungut gue mampu beliin lu. Mashaallah Tiwi ku.
"thanks, ya neng udah temenin aku. malam ini aku dapet saweran lumayan, buat lu nich tips dari gue." katanya
"gue yang makasih bisa buat tambahn uang kuliah dan bekal makan hehe. gue dapet Tiwi tadi di kasih sama pelanggan lu." jawabku
"simpen aja buat lu biar lu ga usah mungut makanan sisa. Apa apa beli sendiri, keeja sendiri. Inshaallah cita cita kita lulus kuliah berdua bareng bareng Neng." Aku dan Tiwi hanya bisa berpelukan sambil berpisah depan cafe. Rencana nya sih mau panggil ojeg langganan atau sekalian di antar Tiwi atau juga biasa selalu barengan Aryo teman kerja ku yang sudah ku anggap seperti adik sendiri usianya pun masih seusia adikku yang masih SMK.
Tetiba saja motor Kang Ajid sudah berada di depan.
"nunggu siapa Kang?" tanyaku
"nunggu kamu neng, udah beres kerjanya?" tanya dia balik. Aku hanya tersenyum sambil manggut. "yuk, akang antar pulang dah malem." ajaknya. Aku langsung naik ke jok motor belakang. tak lupa, dia memakaikan helm di kepalaku dan menyelimutiku dengan jaketnya.
Ummhhhhhhh meleleh gak tuh. Mirip drama drama korea hahaha .
Dingin malam ini mengantarkan mataku terlelap di punggung Kang ajid yang tegap. Tanpa terasa tanganku menggenggam erat pinggangnya dan memeluknya. Wangi aroma parfume maskulinnya masih dengan ciri khas kelelakiannya. Dadaku seolah bergejolak tak karuan ketika motor Kang Ajid di rem mendadak.
Hatiku seakan tidak mau malam cepat berlalu bahakan dalam hati berbisik jangan dulu sampai ke kosan ku dong. Hehehe
Kang Ajid menjalankan motor dengan gas pelan saja takut aku terbangun padahal dalam hati mataku terpejam tapi telinga dan hatiku tidak pernah terpejam.
Sepanjang perjalanan di malam ini, sejenak melupakan bebanku.
...****************...