NovelToon NovelToon
PELANGI CINTA BAGASKARA

PELANGI CINTA BAGASKARA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan Tentara
Popularitas:9.4k
Nilai: 5
Nama Author: julieta

Di usianya ke 32 tahun, Bagaskara baru merasakan jatuh cita untuk pertama kalinya dengan seorang gadis yang tak sengaja di temuinya didalam kereta.
Koper yang tertukar merupakan salah satu musibah yang membuat hubungan keduanya menjadi dekat.
Dukungan penuh keluarga dan orang terdekat membuat langkah Bagaskara untuk mengapai cinta pertamanya menjadi lebih mudah.
Permasalahan demi permasalahan yang muncul akibat kecemburuan para wanita yang tak rela Bagaskara dimiliki oleh wanita lain justru membuat hubungan cintanya semakin berkembang hingga satu kebenaran mengenai sosok keluarga yang selama ini disembunyikan oleh kekasihnya menjadi ancaman.
Keluarga sang kekasih sangat membenci seorang tentara, khususnya polisi sementara fakta yang ada kakek Bagaskara adalah pensiunan jenderal dan dirinya sendiri adalah seorang polisi.
Mampukah Bagaskara bertahan dalam badai cinta yang menerpanya dan mendapatkan restu...
Rasa nano-nano dalam cinta pertama tersaji dalam cerita ini.
HAPPY READING.....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CEROBOH

Setelah menempuh perjalan sekitar dua jam,kini kereta telah sampai di tujuan dan semua orang pun mulai bergegas untuk turun karena penumpang selanjutnya akan segera naik.

Namun, Audry yang sangat lelah tak menyadari jika kereta telah berhenti sehingga diapun masih tertidur pulas dikursinya.

“Mbak, maaf sudah sampai”, Bagaskara menepuk punggung tangan Audry beberapa kali dengan pelan ketika melihat jika lorong kereta sudah sepi karena para penumpang hampir semunya telah turun.

Melihat gadis disampingnya masih belum bereaksi, Bagaskara pun beralih dengan menepuk pundak Audry beberapa kali “Mbak...sudah sampai”.

Audry yang merasakan tepukan lembut dipundaknya merasa terganggu sehingga diapun perlahan mulai membuka mata.

“Eng....”, Audry terbangun dengan wajah bingung sambil mengerjapkan mata beberapa kali hingga getaran ponsel dalam saku blazer membuat kedua matanya terbuka sempurna.

Audry yang membaca sekilas pesan dalam ponselnya pun segera berdiri, mengambil kopernya di kompartemen atas dan langsung pergi meninggalkan Bagaskara yang terpaku ditempat duduknya.

Bagaskara yang melihat Audry keluar dari dalam kereta dengan tergesa-gesa seperti sedang dikejar hantu hanya bisa geleng-geleng kepala tapi dia maklum mungkin gadis itu sedang dikejar waktu.

"Aneh tapi lucu...", guman Bagaskara tersenyum geli ketika mengingat kembali wajah Audry yang panik tadi.

Baru saja Bagaskara hendak berdiri, sudut matanya melihat sebuah ponsel tergeletak di kursi.

“Lho ini....”, Bagaskraa segera memungut ponsel yang ada dikursi dan bergegas mengejar gadis yang tadi duduk disebelahnya.

“Mbak...tunggu...”,teriak Bagaskara sambil mengenggam ponsel berlogo apel digigit tersebut keluar dari dalam kereta.

Audry yang tak tahu jika ponselnya jatuh terus berjalan cepat keluar dari keluar stasiun karena pak Toni, asisten bigbosnya yang sudah menunggu diluar sedari tadi terus menelponnya.

“Iya pak, ini masih antri keluar”, jawab Audry sambil mengantri dipintu keluar.

Begitu keluar, Audry segera lari terbirit-birit seperti sedang dikejar hantu begitu pak Toni melambai kearahnya.

“Cepat masuk”, perintah Toni begitu Audry tiba didepannya.

Bagaskara yang sudah berada diluar stasiun tampak melihat kekanan dan kekiri, mencari keberadaan gadis yang tadi duduk disebelahnya.

Namun, begitu dia melihat sosok Audry dan berusaha mendekat, gadis itu telah lebih dulu masuk kedalam mobil yang langsung membawanya melesat pergi dengan cepat.

“Ya...sudah pergi ", gumannya kecewa.

"Sebaiknya ponsel ini kubawa aja. Gadis itu pasti akan menghubungi nomornya jika tahu ponselnya hilang”, Gumannya pelan.

Bagaskara tersenyum tipis ketika menyadari jika dia memiliki kesempatan untuk bisa bertemu kembali dengan gadis cantik tersebut dan berkenalan dengannya melalui ponsel yang dia genggam ditangannya saat ini.

"Ya...mungkin dengan cara ini aku bisa kembali bertemu dengannya", gumannya bersemangat.

Bagaskara yang hendak masuk kedalam taxi online, sedikit menautkan dua alisnya heran melihat tampilan koper hitam yang baru saja ingin dia masukkan kedalam bagasi.

Meski kopernya merupakan koper sejuta umat yang bisa dimiliki siapa saja karena harganya yang terjangkau, namun dia hafal dengan koper miliknya karena hanya ada satu sticker kesatuan tempatnya bertugas tertempel disana.

Sementara koper hitam yang dia pegang sekarang memiliki banyak sticker K-POP disana serta gantungan kunci berbentuk kelinci pink dengan satu telinga tertekuk.

“Gantungan ini, aku seperti nggak asing...”, gumannya sambil mengingat jika kelinci itu bentuknya sama seperti boneka yang dimiliki oleh sang adik.

Bukan hanya boneka, sang adik juga memiliki banyak poster, kaos, serta souvenir dengan model kelinci pink dengan telinga ditekuk satu seperti itu.

“Mas...”, panggilan dari supir taxi online membuyarkan lamunan Bagaskara dan diapun segera masuk kedalam taxi yang akan membawanya pulang kerumah.

“Kuharap gadis itu cepat sadar jika ponselnya hilang sehingga menghubungiku agar aku juga bisa menukar koper milikku dengan miliknya”, guman Bagaskara pelan.

Bukan apa-apa, pesanan sang kakak serta oleh-oleh yang diminta oleh adiknya ada dalam koper tersebut sehingga Bagaskara harus mendapatkan kopernya sebelum acara pertunangan sang kakak yang akan dilangusngkan lusa esok terjadi.

Audry yang sama sekali tak sadar jika ponselnya tertinggal dikereta serta kopernya tertukar kini tengah berada disebuah salon untuk di make up.

“Pak, apa perlu dandan disalon seperti ini?”, tanya Audry merasa tak nyaman.

“Sudah, ikuti saja pengaturan dari bos”, ucap Toni sambil memainkan ponselnya dengan santai.

Audry yang melihat nada dingin dari Toni pun menelan kembali pertanyaan yang ingin dia lontarkan dan hanya bisa pasrah menurut apa yang diatur untuknya.

Setelah dimakeup dan rambutnya ditata, Audry diberikan gaun malam yang juga telah disiapkan oleh Toni untuk dipakai malam ini.

Cekrek...

Setelah mengambil gambar Audry, Toni segera mengirimkannya kepada Melvin yang merespon puas atas hasilnya.

“Ayo cepat masuk”, Tonipun segera mengajak Audry keluar dari salon menuju tempat dimana bosnya menunggu sekarang.

Didalam mobil, Toni membreafing Audry mengenai pesta yang akan diikutinya bersama Melvin malam ini serta menjelaskan siapa-siapa saja tamu yang datang agar gadis itu memiliki persiapan.

“Memang mbak Alya kemana pak, bukankah ini seharusnya menjadi tugasnya ?”, tanya Audry penasaran.

“Alya sudah dimutasi ke divisi umum jadi usahakan malam ini kamu tak membuat bos marah dan kecewa jika tak ingin turun menjadi office girl”, jawab Toni penuh ancaman.

Glek,

Audry tampak menelan ludahnya dengan susah payah mendengar jika dia akan langsung turun jabatan menjadi office girl jika sampai membuat kesalahan malam ini.

“Sungguh sangat kejam”, batin Audry geram dengan atasan yang semena-mena seperti ini padahal apa yang harus dia lakukan malam ini sama sekali bukan termasuk dalam job desk nya.

Sampailah mereka di sebuah hotel berbintang lima yang ada dikota kembang tersebut dan mulai masuk kedalam.

Di loby hotel, tampak Melvin sedang menunggu kedatangan asisten pribadinya itu bersama Audry yang akan menemaninya masuk kedalam pesta anniversary ke lima puluh tahun rekan bisnisnya.

“Cantik”, puji Melvin dalam hati.

Dia sangat senang ternyata gaun dan perhiasan yang dipilihnya sangat cocok dipakai oleh Audry sehingga gadis tersebut terlihat anggun dan elegan.

Begitu keduanya sampai, Melvi segera mengajak mereka masuk dan membaur bersama para tamu undangan dalam pesta.

Sesuai instruksi Toni, Audry terus menempeli Melvin dan sesekali menterjemahkan percakapan beberapa tamu yang menggunakan bahasa asing yang tak dikuasai oleh bigbosnya tersebut.

Melihat bagaimana lancarnya Audry berbahasa asing dan sikap nya yang luwes dalam berbaur dengan para tamu undangan yang rata-rata merupakan kaum elit dan pengusaha sukses di negeri ini merasa bangga dan berniat untuk menjadikannya salah satu asisten pribadi menggantikan posisi Alya karena kemampuannya itu.

“Selain cantik, dia juga pintar. Aku rasa posisi sebagai sekretaris sangat cocok untuknya sehingga jika hendak keluar negeri untuk bertemu klien yang aku tak menguasai bahasanya, aku tak lagi memerlukan penterjemah disana”, guman Melvin dalam hati.

1
Mak mak doyan novel
kok jadi horor sih
Mak mak doyan novel
nunggu lanjutannya
Mak mak doyan novel
keren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!