NovelToon NovelToon
CINTA DAN AMARAH

CINTA DAN AMARAH

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama
Popularitas:14.1k
Nilai: 5
Nama Author: Aghie Yasnaullina Musthofia

Saat istri tidak ingin memiliki bayi, saat itulah kekecewaan suami datang, ditambah lagi istrinya selingkuh dengan sahabatnya sendiri, sampai akhirnya mereka bercerai, dan pria itu menjadi sosok yang dingin dan tidak mau lagi menyapa orang didekatnya.
Reyner itulah namanya, namun semenjak bertemu dengan perempuan bernama Syava hidupnya lebih berwarna, namun Reyner todak mau mengakui hal itu.

Apa yang terjadi selanjutnya pada mereka?
saksikan kisahnya ya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aghie Yasnaullina Musthofia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 5 BERTEMU MAMA REYNER

Syava dan Leni masih asyik mempelajari dan  mengerjakan tugas ringan dari atasannya, karena mereka masih karyawan baru.

Hingga tak terasa jam makan siang pun tiba...

Syava yang membawa bekal banyak dari panti, ia bagi dengan Leni, dan mereka adalah 2 orang yang sederhana dan tidak malu membawa bekal ke kantor, meski banyak mata yang melihat jijik pada mereka, tapi mereka tetap bersyukur. Dan syukur itu bertambah ketika mereka diterima kerja diperusahaan besar.

Ditengah makan siang mereka,

"kalian bawa bekal? Enak nih,,, ".

Elisa yang sudah kembali masuk kerja pun tak sengaja melihat keduanya makan siang di meja tempat mereka bekerja.

Mereka sama-sama tersenyum mengarahkan pandangannya pada Elisa.

Mereka masih bingung siapa yang menyapanya pun saling berpandangan.

"Iya bu,,, ", keduanya hanya nyengir kuda.

Elisa menghampiri mereka,

"Kalian karyawan baru kan? "

Mereka mengangguk serentak.

"Perkenalkan saya Elisa HRD di perusahaan ini, mungkin kalian belum mengenal saya".

Mereka akhirnya menjawab dengan 'o' secara serempak, dan saling berjabat tangan.

"Kamu Leni kan,,, dan kamu,,,,? ", Elisa menunjukan telunjuknya pada Syava.

"Saya Syavira bu,, biasa di panggil Syava", sahut Syava seketika.

Elisa hanya ber oh ria.

"Selamat datang dan bekerja di perusahaan kami ya Leni dan Syava? ", tutur Elisa lembut.

"Iya bu,, terimakasih,, ", jawab mereka bersamaan, dan sedikit membungkukkan badannya.

"Oke sama-sama, lanjutkan makan siang kalian, saya permisi dulu!!"

Saat Elisa akan melangkah pergi,

"Bu Elisa tunggu.. ", kata Syava seketika menghentikan langkah Elisa.

"Iya ada apa Syava? "

Syava mengeluarkan sesuatu di tasnya.

"Ibu ini dompet sepertinya punya pak Reyner, apa Syava bisa minta tolong untuk memberikan ini padanya?"

Elisa masih menatap dompet itu dan mengecek isinya, tapi seketika ia ingat bahwa Reyner sudah pergi meeting diluar kantor.

"Ini kunci mobil pak Reyner, pasti dia tidak sadar sudah menjatuhkannya, tapi pak Reyner sedang meeting diluar, lebih baik berikan saja nanti saat pulang kantor, tapi jika ia belum datang saat jam pulang, kamu temui dia dirumahnya ya! "

Syava terkejut, ia memang sudah membaca alamat Reyner di KTP nya tapi masa iya dia disuruh kerumahnya.

"Tapi bu,,,"

"Sudah tidak apa-apa, besok kan weekend, kau bisa temui pak Reyner di rumah nya, saya tidak punya waktu untuk itu, karena besok saya harus sibuk dengan bayiku".

Syava memakluminya, karena Elisa pasti ingin meluangkan waktu untuk bayinya.

"Ohh begitu ya bu,,, baik lah bu saya akan menyimpannya, jika sudah kembali kerja, lusa saya akan memeberikannya".

"Lebih baik cepat berikan, karena dia pasti butuh mobilnya untuk kemana-mana, ya walupun mobilnya gk cuma satu", ujar Elisa sedikit tertawa.

" baik bu, saya akan fikirkan nanti", jawab Syava sedikit nyengir.

*

*

*

Pukul 5 sore, Syava masih celingukan menunggu Reyner atau Jai, agar dia bisa memberikan dompet iti segera, dan tidak berimbas mengantar dompet itu ke rumah Reyner.

Hingga setengah jam, akhirnya Syava menyerah, ia akan mengembalikan dompet itu ke rumah Reyner besok, dan pikirnya, dia juga belum sempat mengucapkan terimakasih, karena Reyner sudah mau menerima dia bekerja diperusahaannya.

Malam ini Syava menginap dirumah Leni,  karena rencananya besok ia akan mengembalikan dompet Reyner dan setelah itu ia akan pulang ke panti asuhan, karena jarak kantor ke panti lumayan jauh sekitar 40 menit, Syava yang sedikit takut jika pulang malam menjelang isya'.

"Besok lo jadi kerumah pak Reyner? ", tanya Leni.

"Ya mau gimana lagi Len, kasihan kan kalo dia bingung mencari dompetnya, lagian dia juga udah bebesar hati menerima gue kerja disitu?".

Syava seketika berfikir...

"Eh Tapi aneh deh kenapa pak Reyner mendadak menerima gue kerja disitu ya? ".

Syava melirik sahabatnya dengan tatapan curiga, yang di tatap hanya pura-pura tidak tahu.

"pasti lo kan,,,,, ", tunjuk Syava pada Leni  dengan tatapan intimidasi, dan Leni dengan gerak perlahan akan menjauh, dan akhirnya dia berlari dengan suara tawa yang keras.

Syava mengejar Leni dengan bantal di tangannya.

" hei Leni dasar lo perayu ulung!!! ", teriak Syava yang tau kelakuan sahabatnya pasti dia yang merayu pak Reyner untuk menerimanya kerja disitu, padahal dia pun juga melakukan hal yang sama.

" hahaha..... Ampun Sya,,, gue khilaf ".

Mereka bagaikan kakak adik, dan ibu Leni juga sangat menyayangi Syava seperti anak kandungnya sendiri.

.

Sementara di kantor, pukul tujuh malam, Reyner dan Jai selesai meeting. Sejak tadi pagi Reyner bersama Jai meeting menggunakan mobil Jai.

"Dompet anda tidak ada di laci pak", kata Jai yang mencari dompet Reyner diruangannya.

Seketika Reyner teringat saat Syava menabraknya tadi, pasti dompet yang dia pegang tak sengaja terlepas dari tangannya.

" ya sudah kalo begitu suruh penjaga untuk mencarinya besok, sekarang antar aku pulang!"

"Baik pak"

Jai pun mengantar Rey pulang, setelah itu ia kembali ke apartemennya.

*

*

*

Pagi menjelang Syava sudah siap menaiki motornya untuk ke rumah Reyner dan setelah itu ia akan kembali ke panti asuhan, jarak kantor dan panti asuhan lumayan jauh, sekitar 40 menit.

Sampai didepan rumah Reyner, Syava segera turun dari motornya dan menghampiri satpam.

" selamat pagi pak,,,,? ", sapa Syava.

" Selamat pagi Nona,,,? Ada yang bisa saya bantu? "

"Saya karyawan pak Reyner, apa pak Reyner ada dirumah hari ini? "

Satpam itu wajahnya tak biasa menatap gadis cantik yang ingin menemui majikannya itu.

"Oh mau cari pak Reyner, ada Nona,,, mari silahkan Non.....! ".

Satpam membuka gerbang rumah Reyner, menyuruh Syava memarkirkan motornya dihalaman rumah Reyner.

"Silahkan masuk kedalam Non,,, saya sakit perut saya tinggal dulu ya? "

Syava hanya menganggukkan kepalanya, dan belum sempat mengucapkan terimakasih, namun satpam itu terlihat buru-buru pergi menuju belakang rumah.

Syava ternganga melihat rumah Reyner yang begitu mewah bak istana, ia melihat pintu rumah Reyner yang terbuka.

Tok.. Tok.. Tok..

"Permisi,,,, apa ada orang didalam?"

Syava sedikit berteriak.

Arini yang sedang membaca novel seketika menghentikan kegiatannya, Arini yang melihat semua pelayan sibuk dengan pekerjaannya, berinisiatif beranjak menuju pintu.

'Whaaaah'

Langkah Arini berhenti, matanya membola, dan tak lupa mulutnya sedikit membuka, saat melihat pemandangan indah didepan pintu rumahnya, seorang perempuan berparas cantik dengan senyum indah dan manis ditambah lagi rambutnya yang panjang teruarai tersibak oleh angin sepoi-sepoi.

"Selamat pagi tante.... ", Syava yang melihat seseorang menghampirinya segera menyapa dengan wajah ceria dan senyum yang manis.

Arini yang terkagum dengan kecantikan Syava, segera menetralkan wajahnya.

"Selamat pagi,,,? "

"Apa pak Reyner ada dirumah tante? Saya,,,", belum usai bicara, Arini memotong nya

" ada, ada ayo masuk! ".

Syava yang masih canggung dan tidak mau lama-lama dirumah Reyner, kini isi kepalanya bertanya-tanya, kenapa malah disuruh masuk segala sih...

Syava terpaksa mengiyakan ajakan Arini.

"Ayo silahkan duduk dulu,,, tidak baik bicara didepan pintu"

Syava hanya mengangguk. Dan kini ia duduk bersama Arini di sofa ruang tamu.

"Nama kamu siapa? "

"Nama saya Syavira Harsya tante, biasa dipanggil Syava, saya adalah karyawannya pak Reyner"

"Oh... Syava, nama yang cantik seperti orangnya"

"Tante juga cantik banget", timpal Syava yang melihat Arini begitu cantik walau sudah berumur, mamanya aja cantik bagaimana dengan anaknya, hihi.

"Kamu bisa aja, tante panggilkan Rey dulu ya,,, kamu tunggu disini"

"Baik tante... "

Syava yang sendiri, matanya menari menyusuri keindahan dan kemewahan rumah Reyner, 'Rumah besar sekali, apa tidak capek bersi-bersihnya' batin Syava.

Syava berdiri memandangi koleksi piala Reyner, piala juara karete, volly, taekwondo, dan banyak lagi.

Saat Syava sedang asyik mengagumi keindahan aksesoris di rumah Reyner, tiba-tiba...

"Ada urusan apa kau datang ke rumahku? ".

Syava terlonjak kaget hingga tubuhnya sedikit terangkat.

" huh,, bapak ngagetin aja", sembari memegangi dadanya yang terkagetkan.

"Tidak usah basa-basi, apa yang kau lakukan dirumahku? "

"Ish bapak ini, selalu marah-marah, nanti cepat tua lo", Syava memanyunkan bibir nya, dan dilihat Reyner sanggat menggemaskan, tapi tak diekspresikan.

" cepat katakan ada apa? ", Reyner mulai geram.

"Apa saya tidak dipersilahkan duduk dulu pak? "

"Huh,, dasar bocah", suara Reyner lirih.

.

" Duduk! " perintah Reyner.

Reyner berjalan menuju sofa yang diikuti Syava dari belakang, namun tiba-tiba langkah Rey berhenti, dan Syava menabrak punggung besar Reyner.

"Aduhh", Syava memegangi hidungnya yang mancung. "Ish,,, kenapa bapak berhenti mendadak sih? "

Reyner menoleh.

" kau ini kenapa sih, suka banget nabrak-nabrak? "

"Ya aku kan gk sengaja pak,,,"

"Lagian juga kenapa kau ada dibelakangku, kau kira aku ini indukmu apa? ", kata Reyner kasar.

Syava hanya manyun.

"Cepat duduk dan katakan apa tujuanmu kemari? "

Syava duduk dan merogoh tasnya, tapi tiba-tiba..

Uhuk uhuk uhuk..

Dan seketika Arini datang membawa minuman.

"Jangan kasar sama perempuan Rey,,, kau ini, lihat Syava sampai terbatuk".

Reyner mengalihkan pandangan jengah.

" iya ma,, "

Syava hanay tersenyum melihat interaksi ibu dan anak itu.

" maaf tante.. Saya keselek", ujar Syava dengan cengiran.

" iya,, ayo di minum dulu,,"

Syava mengangguk dan segera meminum minuman yang disediakan hingga tandas.

Usainya ia memandang ke arah Reyner dan segera mengambil benda yang ada ditasnya.

"Saya kemari ingin mengembalikan ini pak,,, kemarin mungkin bapak tidak sengaja menjatuhkannya".

Reyner terhenyak, itulah benda yang ia cari dari kemarin. Reyner segera mengambil dompetnya dan akan beranjak menuju kamarnya.

" eh.. mau kemana kamu?, duduk! Kau ini tidak soapn sekali, bukannya ngucapin terimakasih malah mau pergi ", sentak Arini seketika, Reyner menghela nafasnya dan terpaksa kembali duduk.

"Ya, makasih", kata Reyner datar dan singkat.

"Apaan sih kamu Rey,,, yang bener dong kalo ngomong, emang selama ini mama ngajarin kamu gak sopan?  Bicaralah yang baik dan lembut".

Reyner memutar bola matanya malas.

"Oke,,,,Syavira Harsya,,,terimakasih ya.,, yang sudah repot-repot kemari mengembalikan dompet saya...", dengan senyum terpaksa dan dengan wajah Reyner yang lucu.

" pfthhhh.... ", Syava menutup mulut nya yang tak kuat menahan tawanya hingga terlepas sedikit.

Reyner menatap Syava sinis.

Arini tersenyum melihat putranya yang sudah mau bebrbaur dengan perempuan walau mereka belum terlalu kenal, dan hanya sebatas atasan dan bawahan.

Arini dan Syava mulai akrab dan bisa mengimbangi obrolan mereka, jika dilihat seperti mertua dan menantu.

Lama berbincang, Reyner hanya memajdi pendengar setia mereka, dan terkadang ia menyimak pembicaraan mereka, hati Arini tersentuh saat mendengar cerita Syava tentang hidupnya selama ini.

Syava pun akhirnya pamit akan pulang ke panti.

" Syava pulang dulu ya tante,,, soalnya ibu sudah nungguin. "

"Oke, lain kali kamu harus mampir lagi kesini ya,,,?"

"Iya tante, kalo ada waktu saya akan mampir", Syava melirik ke arah Reyner yang tak merespon.

Arini menatap Reyner, dan yang ditatap pun terkejut.

"Jangan bilang mama suruh Rey nganterin dia? "

"Menurut mu? "

"Please ma,,,? ", Reyner memohon agar dia tidak dipaksa nganter Syava.

"Ah tidak usah tante, saya bawa motor kok, dan saya juga masih ada urusan, saya tidak mau merepotkan tante ataupun pak Rey", ujar Syava cepat. Arini pun akhirnya setuju.

Rey bernafas lega.

"Saya permisi dulu tante,,? Pak Rey,,, saya permisi dan terimakasih sudah mau menerima saya kerja diperusahaan bapak"

Rey hanya mengangguk.

Arini melambaikan tangannya pada Syava, dan berkata "Hati-hati....!"

***

1
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa
Konny Rianty
lanjuttt thorrr" sedihhhhh cerita nyaaa..
Tuti asih
suka ...tp syg g tuntas
Tuti asih
kecewa...
Arisu75
Keren, thor udah sukses buat cerita yang bikin deg-degan!
Haris Saputra
Kereen! Seru baca sampe lupa waktu.
Coralfanartkpopoaf
Bukan sekadar cerita, tapi pengalaman. 🌈
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!